Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sistem Ekonomi Indonesia (125): Menuju Ekonomi Hijau?

8 September 2024   19:08 Diperbarui: 8 September 2024   19:16 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030, sesuai dengan Perjanjian Paris. Untuk mencapai target ini, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan, termasuk pengembangan energi terbarukan, perlindungan hutan, dan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil.

Namun, meskipun ada kemajuan, penerapan ekonomi hijau di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah ketergantungan yang tinggi terhadap sumber daya alam yang tidak terbarukan, seperti batu bara dan minyak. Industri pertambangan dan energi fosil masih menjadi sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia, baik dalam hal kontribusi terhadap PDB maupun penciptaan lapangan kerja.

Tantangan dan Peluang

Salah satu tantangan terbesar dalam menerapkan ekonomi hijau di Indonesia adalah adanya resistensi dari industri-industri yang telah lama bergantung pada sumber daya alam yang tidak terbarukan. Industri seperti pertambangan dan minyak sering kali menentang kebijakan hijau karena dianggap menghambat keuntungan mereka. Di sisi lain, terdapat juga kekhawatiran bahwa transisi menuju ekonomi hijau dapat mengurangi lapangan kerja di sektor-sektor tertentu, terutama di daerah-daerah yang bergantung pada industri pertambangan.

Namun, peluang yang ditawarkan oleh ekonomi hijau juga sangat besar. Sebagai contoh, sektor energi terbarukan memiliki potensi untuk menciptakan jutaan lapangan kerja baru. Menurut laporan dari International Renewable Energy Agency (IRENA), transisi menuju energi terbarukan dapat menciptakan lebih dari 4 juta pekerjaan di seluruh dunia pada tahun 2030 (IRENA, 2020). Indonesia, dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, dapat menjadi pemain utama dalam sektor ini.

Selain itu, dengan memperkuat ekonomi hijau, Indonesia juga dapat meningkatkan daya saingnya di pasar global. Banyak negara maju yang kini lebih memilih produk dan jasa yang ramah lingkungan. Dengan berinvestasi dalam teknologi hijau dan memperkuat regulasi lingkungan, Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi asing yang berfokus pada keberlanjutan.

Masa Depan Ekonomi Hijau di Indonesia

Masa depan ekonomi hijau di Indonesia sangat bergantung pada kemampuan negara ini untuk mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang yang tersedia. Untuk mencapai ekonomi yang lebih hijau, Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis:

  1. Memperkuat Kebijakan Lingkungan
    Pemerintah perlu memperkuat kebijakan lingkungan yang lebih tegas, termasuk memberikan insentif bagi perusahaan yang beralih ke teknologi hijau dan mengenakan pajak karbon bagi industri yang masih mengandalkan bahan bakar fosil.
  2. Meningkatkan Inovasi Teknologi Hijau
    Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk mendorong inovasi dalam teknologi hijau. Investasi dalam penelitian dan pengembangan energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, dan manajemen limbah akan menjadi kunci dalam mendorong transisi menuju ekonomi hijau.
  3. Mendorong Pendidikan dan Kesadaran Publik
    Salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan masa depan yang lebih hijau adalah melalui pendidikan. Dengan meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya keberlanjutan lingkungan, masyarakat akan lebih siap menerima kebijakan hijau dan terlibat dalam upaya pelestarian alam.
  4. Melibatkan Semua Pemangku Kepentingan
    Transisi menuju ekonomi hijau tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah atau sektor swasta saja. Semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, LSM, dan komunitas internasional, perlu dilibatkan dalam proses ini agar dapat mencapai hasil yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Konsep ekonomi hijau menawarkan pendekatan baru yang menggabungkan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan. Dalam konteks Indonesia, sistem ekonomi campuran memberikan peluang besar untuk menerapkan konsep ini melalui kombinasi kebijakan pemerintah dan inovasi sektor swasta. Namun, tantangan yang dihadapi masih besar, terutama terkait ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan dan resistensi dari industri-industri tertentu. Meski begitu, dengan komitmen yang kuat dan kolaborasi antara semua pemangku kepentingan, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu negara terdepan dalam penerapan ekonomi hijau di Asia Tenggara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun