Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sistem Ekonomi Indonesia (124): Aspek Keberlanjutan Lingkungan

8 September 2024   17:43 Diperbarui: 8 September 2024   17:46 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pemerintah memiliki peran sentral dalam memastikan bahwa kebijakan ekonomi yang diterapkan sejalan dengan keberlanjutan lingkungan. Salah satu langkah konkret yang telah diambil oleh pemerintah Indonesia adalah melalui penerapan pajak karbon, yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan cara memberikan insentif bagi industri yang ramah lingkungan (Kementerian Keuangan, 2021).

Selain itu, kebijakan pengelolaan hutan berkelanjutan juga menjadi prioritas. Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang luas, yang memainkan peran penting dalam menyerap karbon dioksida dan menjaga keseimbangan iklim global. Melalui program REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation), Indonesia bekerja sama dengan berbagai negara dan organisasi internasional untuk melindungi hutan tropisnya sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari upaya pelestarian tersebut (Ministry of Environment and Forestry, 2018).

Namun, tantangan dalam implementasi kebijakan lingkungan di Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Masih banyak kepentingan bisnis yang menolak reformasi ini karena dianggap akan mengurangi keuntungan jangka pendek. Oleh karena itu, diperlukan komitmen yang lebih kuat, tidak hanya dari pemerintah tetapi juga dari sektor swasta, untuk benar-benar mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam seluruh lapisan ekonomi.

Tantangan dan Peluang

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga keberlanjutan lingkungan di tengah laju pembangunan ekonomi yang pesat. Salah satu tantangan utama adalah konflik antara kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan tekanan untuk melindungi sumber daya alam. Pembangunan infrastruktur dan industri, yang sering kali dianggap sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, sering kali bertabrakan dengan upaya pelestarian lingkungan.

Namun, di balik tantangan ini, ada juga peluang besar. Jika Indonesia berhasil mengembangkan ekonomi berkelanjutan yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan, negara ini bisa menjadi pemimpin global dalam transisi menuju ekonomi hijau. Dalam jangka panjang, negara yang memiliki sumber daya alam yang dikelola dengan baik akan memiliki keuntungan kompetitif yang lebih besar dibandingkan dengan negara yang merusak lingkungannya demi pertumbuhan ekonomi jangka pendek (Stern, 2006).

Selain itu, inovasi teknologi berkelanjutan juga bisa membuka peluang baru bagi Indonesia untuk menciptakan industri yang ramah lingkungan. Investasi dalam energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, serta teknologi hemat energi, bisa menciptakan lapangan kerja baru sekaligus mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas.

Aspek keberlanjutan lingkungan adalah faktor kunci dalam membentuk sistem ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Di Indonesia, di mana kekayaan alam menjadi tulang punggung perekonomian, menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan menjadi sangat penting. Melalui pendekatan ekonomi hijau, investasi dalam teknologi ramah lingkungan, serta kebijakan yang mendukung pelestarian alam, Indonesia bisa menciptakan sistem ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Namun, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan komitmen dari semua pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya bisa mengatasi tantangan lingkungan yang ada, tetapi juga menciptakan peluang baru yang akan mendukung pembangunan ekonomi di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun