Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sistem Ekonomi Indonesia (101): Warisan Kolonial?

5 September 2024   07:15 Diperbarui: 5 September 2024   08:34 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Selain mewarisi struktur ekonomi kolonial, Indonesia juga menghadapi tantangan dari fenomena neo-kolonialisme ekonomi. Meskipun secara politik telah merdeka, ekonomi Indonesia tetap dipengaruhi oleh kekuatan asing, terutama melalui peran perusahaan multinasional yang mengendalikan banyak sektor ekonomi strategis, seperti pertambangan, minyak, dan gas.

Perusahaan multinasional yang memiliki akar sejarah dalam eksploitasi kolonial sering kali beroperasi dengan keuntungan yang tidak seimbang dengan kontribusi mereka kepada ekonomi lokal. Mereka mengambil sumber daya alam dalam jumlah besar dan mengirimnya ke luar negeri, sementara masyarakat lokal sering kali hanya mendapatkan sedikit manfaat dari kegiatan ekonomi tersebut. Hal ini memperkuat pola-pola ketergantungan yang telah terbentuk sejak zaman kolonial.

Contoh yang paling jelas adalah dalam sektor pertambangan. Indonesia kaya akan sumber daya alam seperti batubara, emas, dan tembaga, tetapi pengelolaannya sering kali melibatkan perusahaan asing yang memiliki kendali besar atas produksi dan distribusi. Seperti yang dijelaskan oleh Kwame Nkrumah dalam Neo-Colonialism: The Last Stage of Imperialism (1965), kendali asing atas sumber daya ekonomi strategis sering kali menciptakan hubungan ketergantungan baru yang mirip dengan pola-pola kolonial lama, meskipun dengan wajah yang berbeda.

Kebijakan Ekonomi Modern yang Dipengaruhi Warisan Kolonial

Warisan kolonial tidak hanya memengaruhi struktur ekonomi, tetapi juga kebijakan ekonomi modern Indonesia. Banyak kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia saat ini masih mencerminkan prinsip-prinsip yang diwariskan dari masa kolonial, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya alam dan kebijakan perdagangan internasional.

Sebagai contoh, kebijakan pembangunan infrastruktur dan perkebunan besar yang diambil pemerintah modern sering kali mengikuti pola-pola yang diperkenalkan oleh kolonial. Fokus pada pembangunan besar-besaran untuk mendukung ekspor komoditas dan pertumbuhan ekonomi, tanpa memperhatikan dampak sosial dan lingkungan, mengingatkan pada pendekatan kolonial yang mengeksploitasi tanah dan tenaga kerja untuk kepentingan ekonomi global.

Selain itu, kebijakan ekonomi yang mendorong investasi asing juga sering kali mengikuti logika neo-kolonial, di mana pemerintah menawarkan insentif besar kepada investor asing, sementara dampak terhadap masyarakat lokal diabaikan. Hal ini menciptakan ketegangan antara kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan tantangan dalam membangun kemandirian ekonomi yang sejati. Kebijakan semacam ini tidak sepenuhnya dapat dipisahkan dari pengaruh sejarah kolonial, di mana ekonomi Indonesia secara sistematis dibentuk untuk melayani kepentingan pihak luar, bukan untuk kesejahteraan masyarakat lokal.

Sejarah kolonialisme meninggalkan warisan yang kompleks bagi Indonesia, terutama dalam bidang ekonomi. Dari ketergantungan pada ekspor komoditas primer hingga ketimpangan sosial-ekonomi yang tajam, dampak kolonialisme masih terasa kuat dalam kebijakan ekonomi modern Indonesia. Meskipun Indonesia telah merdeka selama hampir delapan dekade, jejak eksploitasi kolonial masih mempengaruhi cara negara ini mengelola sumber daya alam, merumuskan kebijakan ekonomi, dan menghadapi tantangan globalisasi.

Untuk mengatasi warisan kolonial ini, Indonesia perlu melakukan reformasi mendalam dalam kebijakan ekonominya, terutama dengan fokus pada pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Diversifikasi ekonomi, penguatan sektor industri domestik, serta distribusi kekayaan yang lebih adil adalah langkah-langkah penting untuk memutus rantai ketergantungan yang telah lama mengikat negara ini pada pola-pola kolonial. Seperti yang diungkapkan oleh Ha-Joon Chang dalam Kicking Away the Ladder (2002), negara-negara berkembang perlu mengambil langkah-langkah tegas untuk membangun kemandirian ekonomi mereka, tanpa mengikuti jalan yang ditempuh oleh kekuatan-kekuatan kolonial di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun