Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sistem Ekonomi Indonesia (97): Kesetaraan Gender

3 September 2024   15:47 Diperbarui: 3 September 2024   17:19 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kesetaraan gender telah menjadi topik penting dalam diskusi global mengenai pembangunan ekonomi dan sosial. Hubungan antara sistem ekonomi dan kesetaraan gender semakin diakui sebagai faktor kunci dalam mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Meskipun berbagai sistem ekonomi memiliki pendekatan yang berbeda terhadap kesetaraan gender.

Sistem Ekonomi dan Peran Gender

Sistem ekonomi kapitalis yang dominan saat ini cenderung menempatkan efisiensi pasar dan pertumbuhan ekonomi sebagai prioritas utama. Namun, dalam banyak kasus, struktur ekonomi yang ada sering kali mengabaikan atau bahkan memperkuat ketidaksetaraan gender. Misalnya, pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan, terutama dalam sektor informal dan pekerjaan rumah tangga yang tidak dibayar, sering kali tidak diakui sebagai kontribusi ekonomi yang signifikan. Akibatnya, perempuan sering kali terpinggirkan dari manfaat ekonomi yang dihasilkan oleh pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, dalam sistem ekonomi yang lebih berorientasi sosial, seperti ekonomi campuran atau sosialisme, ada upaya yang lebih besar untuk mengatasi ketidaksetaraan gender melalui kebijakan sosial yang mendukung partisipasi perempuan dalam ekonomi. Kebijakan ini termasuk akses yang lebih baik ke pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial, serta perlindungan hukum terhadap diskriminasi gender. Meskipun demikian, tantangan dalam mencapai kesetaraan gender masih ada, terutama dalam menghadapi norma-norma budaya dan stereotip gender yang telah mengakar.

Dampak Ketidaksetaraan Gender dalam Ekonomi

Ketidaksetaraan gender memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja ekonomi suatu negara. Ketika perempuan tidak memiliki akses yang sama terhadap peluang ekonomi, pendidikan, dan sumber daya, potensi produktif masyarakat tidak sepenuhnya dimanfaatkan. Penelitian menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat ketidaksetaraan gender yang tinggi cenderung mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara yang lebih setara gender. Hal ini disebabkan oleh kurangnya partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, ketimpangan upah, dan akses terbatas ke modal dan sumber daya.

Selain itu, ketidaksetaraan gender juga berdampak pada kesejahteraan sosial. Ketika perempuan tidak memiliki kendali atas sumber daya ekonomi, mereka lebih rentan terhadap kemiskinan, kekerasan berbasis gender, dan ketidakamanan sosial. Ini tidak hanya merugikan perempuan itu sendiri tetapi juga anak-anak dan keluarga mereka, yang berdampak negatif pada generasi berikutnya. Dengan demikian, ketidaksetaraan gender bukan hanya masalah keadilan sosial, tetapi juga hambatan serius bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan untuk Meningkatkan Kesetaraan Gender dalam Sistem Ekonomi

Untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dalam ekonomi, diperlukan kebijakan yang terarah dan komprehensif. Beberapa kebijakan yang dapat diterapkan meliputi:

  1. Akses ke Pendidikan dan Pelatihan
    Memberikan akses yang setara bagi perempuan dan laki-laki ke pendidikan dan pelatihan merupakan langkah penting dalam mengurangi ketidaksetaraan gender. Pendidikan yang berkualitas memungkinkan perempuan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja dan menciptakan peluang ekonomi baru.
  2. Penghapusan Ketimpangan Upah
    Ketimpangan upah antara laki-laki dan perempuan adalah salah satu bentuk diskriminasi gender yang paling nyata dalam ekonomi. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa upah yang diberikan kepada perempuan setara dengan upah yang diterima oleh laki-laki untuk pekerjaan yang sama. Ini dapat dilakukan melalui undang-undang kesetaraan upah, transparansi gaji, dan insentif untuk perusahaan yang menerapkan praktik ketenagakerjaan yang adil.
  3. Akses ke Modal dan Sumber Daya
    Perempuan sering kali mengalami kesulitan dalam mengakses modal dan sumber daya untuk memulai atau mengembangkan usaha mereka. Untuk mengatasi hambatan ini, pemerintah dapat menyediakan program pendanaan yang ditargetkan untuk pengusaha perempuan, serta pelatihan dan pendampingan untuk membantu mereka mengakses pasar dan jaringan bisnis.
  4. Perlindungan Sosial dan Kebijakan Keluarga
    Kebijakan yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga sangat penting dalam mendorong partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Ini termasuk cuti melahirkan yang dibayar, cuti ayah, fleksibilitas kerja, dan layanan penitipan anak yang terjangkau. Perlindungan sosial yang kuat juga dapat membantu mengurangi risiko kemiskinan di kalangan perempuan, terutama mereka yang bekerja di sektor informal atau tidak berbayar.
  5. Penguatan Peran Perempuan dalam Pengambilan Keputusan
    Meningkatkan representasi perempuan dalam pengambilan keputusan ekonomi, baik di tingkat perusahaan maupun pemerintahan, adalah kunci untuk mencapai kesetaraan gender. Kebijakan kuota gender, pelatihan kepemimpinan, dan program mentoring dapat membantu mendorong partisipasi perempuan dalam posisi kepemimpinan dan mengubah norma-norma yang menghalangi keterlibatan mereka.

Studi Kasus: Negara-Negara yang Sukses dalam Mendorong Kesetaraan Gender dalam Ekonomi

Beberapa negara telah berhasil menerapkan kebijakan yang efektif untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam sistem ekonomi mereka. Misalnya, negara-negara Skandinavia seperti Swedia, Norwegia, dan Finlandia dikenal dengan pendekatan mereka yang progresif terhadap kesetaraan gender. Kebijakan sosial yang komprehensif, termasuk akses universal ke pendidikan, layanan kesehatan, dan perlindungan sosial, telah memungkinkan perempuan di negara-negara ini untuk berpartisipasi secara penuh dalam ekonomi dan mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi.

Di Rwanda, pemerintah telah mengambil langkah-langkah drastis untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik dan ekonomi pasca-genosida. Rwanda kini memiliki proporsi perempuan tertinggi di parlemen dunia, dan kebijakan inklusif gender telah diterapkan di berbagai sektor ekonomi. Ini telah membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat dan mengurangi tingkat kemiskinan secara signifikan.

Kesetaraan gender dalam sistem ekonomi bukan hanya masalah keadilan sosial tetapi juga kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Sistem ekonomi yang memperhitungkan peran dan kontribusi perempuan dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang signifikan, baik dalam hal peningkatan produktivitas, pengurangan kemiskinan, maupun peningkatan kesejahteraan sosial. Untuk mencapai kesetaraan gender yang sejati, diperlukan kebijakan yang terarah, investasi dalam pendidikan dan pelatihan, serta perubahan norma-norma budaya yang menghambat partisipasi perempuan dalam ekonomi. Negara-negara yang telah sukses dalam mendorong kesetaraan gender memberikan contoh penting tentang bagaimana kebijakan yang tepat dapat mengubah sistem ekonomi menjadi lebih inklusif dan berkeadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun