Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sistem Ekonomi Indonesia (64): Pengaruh Perubahan Iklim.

24 Agustus 2024   16:36 Diperbarui: 24 Agustus 2024   17:16 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan iklim bukan lagi sekadar isu lingkungan, tetapi telah menjadi masalah ekonomi global yang berdampak signifikan pada berbagai sektor. Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan kekayaan alam melimpah, menghadapi tantangan besar akibat perubahan iklim. Dampak ini merambat ke sektor-sektor vital seperti pertanian, perikanan, pariwisata, dan infrastruktur, yang pada gilirannya memengaruhi stabilitas dan pertumbuhan perekonomian nasional.

Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan salah satu pilar utama perekonomian Indonesia, menyerap sekitar 28 persen dari total tenaga kerja dan menyumbang sekitar 13 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, perubahan iklim mengancam produktivitas sektor ini secara langsung. Perubahan pola curah hujan, peningkatan frekuensi bencana alam seperti banjir dan kekeringan, serta kenaikan suhu global telah menyebabkan gangguan pada siklus tanam dan panen.

Sebagai contoh, perubahan pola musim hujan telah memperpendek musim tanam padi, yang merupakan bahan makanan pokok mayoritas masyarakat Indonesia. Menurut data Kementerian Pertanian, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi penurunan produksi padi di beberapa daerah akibat musim hujan yang datang terlambat atau lebih pendek. Ini tentu berdampak pada ketahanan pangan nasional dan mendorong kenaikan harga pangan, yang pada akhirnya melemahkan daya beli masyarakat.

Selain itu, hasil pertanian lain seperti kopi, kakao, dan kelapa sawit juga terdampak. Menurunnya produktivitas pertanian ini tidak hanya memengaruhi pendapatan petani, tetapi juga mengancam ekspor komoditas unggulan Indonesia, yang merupakan salah satu sumber devisa negara.

Perikanan dan Kelautan: Menghadapi Ancaman yang Meningkat

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan sumber daya kelautan yang besar, dan sektor perikanan menyumbang signifikan terhadap perekonomian nasional. Namun, perubahan iklim membawa risiko besar bagi sektor ini. Peningkatan suhu laut, pengasaman laut akibat emisi karbon, serta naiknya permukaan air laut mengancam ekosistem laut dan mengurangi stok ikan.

Studi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan bahwa kenaikan suhu laut menyebabkan migrasi ikan ke perairan yang lebih dingin, yang memaksa nelayan Indonesia untuk berlayar lebih jauh dan meningkatkan biaya operasi mereka. Pada akhirnya, hal ini menurunkan keuntungan nelayan dan mempengaruhi harga ikan di pasar domestik.

Kerusakan pada ekosistem laut, seperti terumbu karang yang rusak akibat kenaikan suhu laut, juga mengurangi daya tarik pariwisata bahari. Ini mengancam pendapatan dari sektor pariwisata yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi banyak daerah di Indonesia, terutama di wilayah timur seperti Bali, Lombok, dan Raja Ampat.

Bencana Alam dan Infrastruktur Ekonomi

Perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan badai tropis di Indonesia. Bencana-bencana ini tidak hanya merusak infrastruktur fisik seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan, tetapi juga memengaruhi perekonomian secara keseluruhan.

Kerusakan infrastruktur memutus rantai distribusi barang dan jasa, yang pada akhirnya meningkatkan biaya logistik dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Di daerah-daerah yang sering terkena bencana, seperti Jakarta yang rutin dilanda banjir setiap tahun, biaya pemulihan dan pembangunan kembali menjadi beban berat bagi anggaran negara dan daerah.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kerugian ekonomi akibat bencana alam di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, dengan nilai kerugian mencapai triliunan rupiah. Tanpa langkah-langkah mitigasi yang kuat, biaya ekonomi dari perubahan iklim akan terus meningkat dan mengancam stabilitas ekonomi Indonesia.

Mengadaptasi Perekonomian terhadap Perubahan Iklim

Penting untuk memahami bahwa dampak perubahan iklim tidak hanya menjadi ancaman, tetapi juga peluang bagi Indonesia untuk melakukan reformasi dalam perekonomiannya. Salah satu langkah penting adalah mengintegrasikan strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim ke dalam kebijakan ekonomi nasional.

Pertama, investasi dalam teknologi pertanian yang ramah iklim perlu ditingkatkan. Pengembangan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim, irigasi yang lebih efisien, dan sistem pertanian cerdas yang memanfaatkan data cuaca real-time dapat membantu petani beradaptasi dengan perubahan iklim.

Kedua, diversifikasi ekonomi menjadi krusial. Daerah-daerah yang terlalu bergantung pada sektor-sektor yang rentan terhadap perubahan iklim, seperti pertanian dan perikanan, perlu didorong untuk mengembangkan sektor-sektor lain yang lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim, seperti industri kreatif, teknologi, dan layanan jasa.

Ketiga, perlindungan dan restorasi ekosistem alam, seperti hutan mangrove dan terumbu karang, harus menjadi prioritas. Ekosistem ini tidak hanya melindungi pantai dari erosi dan banjir, tetapi juga berperan penting dalam penyerapan karbon. Upaya ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor konservasi dan ekowisata.

Perubahan iklim sudah tidak bisa dihindari dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia sangat nyata. Namun, dengan kebijakan yang tepat, perubahan ini juga dapat menjadi katalis untuk transformasi ekonomi yang lebih berkelanjutan dan tangguh. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama dalam mengatasi tantangan ini melalui inovasi, diversifikasi ekonomi, dan pelestarian lingkungan.

Investasi dalam teknologi hijau, strategi adaptasi, dan pengelolaan risiko bencana akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa perekonomian Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang di tengah ancaman perubahan iklim. Masa depan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada bagaimana negara ini beradaptasi dengan realitas baru yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.

Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Perekonomian Indonesia dari Perspektif Sistem Ekonomi

Perubahan iklim telah menjadi salah satu isu terbesar abad ke-21, tidak hanya memengaruhi lingkungan, tetapi juga memiliki dampak yang luas terhadap perekonomian global. Bagi negara seperti Indonesia, dengan perekonomian yang sangat tergantung pada sumber daya alam dan sektor-sektor yang rentan terhadap perubahan iklim, tantangan ini menimbulkan ancaman serius. Dalam konteks sistem ekonomi, perubahan iklim dapat mempengaruhi pola produksi, distribusi, dan konsumsi, serta mengharuskan adanya reformasi besar dalam kebijakan ekonomi untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang.

Sistem Ekonomi dan Ketergantungan pada Sumber Daya Alam

Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, mulai dari sektor pertanian, perikanan, kehutanan, hingga sektor energi. Sistem ekonomi Indonesia selama beberapa dekade terakhir sangat bergantung pada eksploitasi sumber daya alam ini. Namun, perubahan iklim telah menempatkan sektor-sektor ini di bawah tekanan yang sangat besar.

  1. Pertanian dan Ketahanan Pangan
    Sektor pertanian adalah salah satu sektor ekonomi terbesar di Indonesia dan penyedia utama lapangan pekerjaan, khususnya di daerah pedesaan. Namun, perubahan pola curah hujan, banjir, kekeringan, dan perubahan suhu telah mengganggu siklus produksi pertanian. Misalnya, penurunan produktivitas padi, salah satu bahan makanan pokok di Indonesia, telah memperburuk ketahanan pangan nasional. Dari perspektif sistem ekonomi, gangguan ini meningkatkan volatilitas harga, yang pada gilirannya mempengaruhi inflasi dan daya beli masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah.
  2. Perikanan dan Ekonomi Kelautan
    Sebagai negara maritim, Indonesia sangat bergantung pada sektor perikanan. Namun, kenaikan suhu laut dan perubahan ekosistem laut akibat perubahan iklim mengancam stok ikan dan sumber daya kelautan lainnya. Migrasi ikan ke perairan yang lebih dingin membuat nelayan harus berlayar lebih jauh, yang meningkatkan biaya operasional dan mengurangi margin keuntungan. Hal ini memaksa pemerintah untuk mempertimbangkan kebijakan yang lebih berkelanjutan, seperti investasi dalam teknologi perikanan yang ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya laut yang lebih baik.
  3. Energi dan Sektor Ekstraktif
    Indonesia juga merupakan salah satu produsen utama energi fosil, seperti batu bara dan minyak bumi, yang mendominasi sistem ekonominya. Namun, ketergantungan pada energi fosil ini menjadi semakin tidak berkelanjutan dalam konteks perubahan iklim global. Tekanan untuk beralih ke energi terbarukan, seperti energi surya, angin, dan geothermal, semakin meningkat. Reformasi dalam sektor energi ini memerlukan investasi besar dalam infrastruktur dan teknologi baru, yang menantang sistem ekonomi tradisional yang bergantung pada bahan bakar fosil.

Dampak Perubahan Iklim pada Pola Ekonomi Makro

Perubahan iklim memiliki konsekuensi makroekonomi yang jauh lebih luas bagi Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas
    Perubahan iklim mengurangi produktivitas di banyak sektor ekonomi penting, terutama yang terkait dengan pertanian dan sumber daya alam. Menurunnya hasil panen, berkurangnya stok ikan, serta kerusakan infrastruktur akibat bencana alam seperti banjir dan tanah longsor dapat menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, investasi yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan dan beradaptasi dengan perubahan iklim juga membebani anggaran negara.
  2. Perubahan dalam Pola Konsumsi dan Distribusi
    Perubahan iklim juga berdampak pada pola konsumsi dan distribusi barang dan jasa. Kenaikan harga pangan akibat penurunan produktivitas pertanian menyebabkan inflasi yang mempengaruhi daya beli masyarakat. Dari perspektif sistem ekonomi, ini berarti bahwa konsumsi masyarakat, yang merupakan salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi, akan melemah, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.
  3. Pengeluaran Pemerintah dan Defisit Anggaran
    Dampak perubahan iklim juga dirasakan dalam bentuk meningkatnya pengeluaran pemerintah untuk mitigasi dan adaptasi. Misalnya, pemerintah perlu mengalokasikan dana yang lebih besar untuk penanggulangan bencana, pembangunan infrastruktur tahan iklim, dan program ketahanan pangan. Hal ini dapat memperburuk defisit anggaran dan mengurangi ruang fiskal untuk investasi di sektor-sektor lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tuntutan Transformasi dalam Sistem Ekonomi

Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, sistem ekonomi Indonesia harus melakukan transformasi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan. Transformasi ini tidak hanya melibatkan perubahan dalam sektor energi dan industri, tetapi juga harus mencakup kebijakan yang mendukung ekonomi hijau dan sirkular.

  1. Ekonomi Hijau dan Sirkular
    Ekonomi hijau menekankan pentingnya mengurangi dampak lingkungan dari aktivitas ekonomi melalui penggunaan energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dalam konteks Indonesia, ini berarti mengalihkan investasi dari sektor-sektor yang merusak lingkungan, seperti batu bara, menuju sektor-sektor yang lebih ramah lingkungan seperti energi terbarukan dan teknologi ramah iklim.

Ekonomi sirkular, di sisi lain, mendorong penggunaan kembali dan daur ulang bahan baku untuk mengurangi limbah dan penggunaan sumber daya alam. Dengan memperkuat industri daur ulang, Indonesia dapat mengurangi ketergantungannya pada bahan baku baru dan meminimalkan dampak perubahan iklim terhadap ekonomi.

  1. Diversifikasi Ekonomi
    Diversifikasi ekonomi menjadi sangat penting dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Ketergantungan pada sektor-sektor tertentu yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, seperti pertanian dan perikanan, harus dikurangi. Pemerintah perlu mendorong pengembangan sektor-sektor baru, seperti teknologi informasi, jasa, dan industri kreatif, yang lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim.
  2. Kebijakan Publik dan Inovasi Teknologi
    Pemerintah harus mendorong kebijakan publik yang mendukung inovasi teknologi untuk membantu masyarakat dan industri beradaptasi dengan perubahan iklim. Misalnya, investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi pertanian tahan iklim atau teknologi pengelolaan air yang lebih efisien akan sangat membantu dalam menjaga stabilitas ekonomi.

Perubahan iklim adalah tantangan besar bagi perekonomian Indonesia, tetapi juga merupakan kesempatan untuk melakukan transformasi menuju sistem ekonomi yang lebih berkelanjutan dan tangguh. Reformasi dalam sektor energi, diversifikasi ekonomi, serta investasi dalam teknologi hijau dan inovasi adalah langkah-langkah penting yang harus diambil.

Dengan mengintegrasikan kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim ke dalam sistem ekonomi, Indonesia tidak hanya dapat mengurangi dampak negatif perubahan iklim tetapi juga membuka peluang untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan. Perekonomian Indonesia harus bertransformasi untuk memastikan bahwa perubahan iklim tidak menjadi hambatan, melainkan katalisator untuk ekonomi yang lebih kuat dan tangguh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun