Ekonomi informal sering kali dianggap sebagai sektor bayangan yang berada di luar pengawasan pemerintah, namun peranannya dalam mendukung sistem ekonomi nasional tidak dapat diabaikan. Di Indonesia, ekonomi informal mencakup berbagai jenis kegiatan ekonomi yang tidak sepenuhnya terdaftar atau diatur oleh pemerintah, namun tetap memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan masyarakat, pengurangan pengangguran, dan ketahanan ekonomi secara keseluruhan.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 57% dari angkatan kerja di Indonesia terlibat dalam sektor informal. Jumlah ini mencerminkan ketergantungan besar masyarakat terhadap aktivitas ekonomi yang tidak terikat oleh kontrak formal atau regulasi ketat. Aktivitas ini meliputi pedagang kaki lima, pekerja lepas, pengemudi ojek online, hingga usaha kecil rumahan yang beroperasi di luar sistem perpajakan formal. Dengan demikian, ekonomi informal menjadi sumber mata pencaharian penting bagi jutaan orang di Indonesia.
Fungsi Vital Ekonomi Informal
Secara historis, ekonomi informal telah memainkan peran penting dalam mendukung perekonomian nasional terutama pada masa-masa krisis. Ketika ekonomi formal mengalami perlambatan atau penurunan, sektor informal cenderung tetap bertahan atau bahkan berkembang karena fleksibilitasnya. Selama krisis ekonomi global pada tahun 1997-1998, banyak perusahaan besar di sektor formal yang gulung tikar atau mengurangi tenaga kerja, sementara sektor informal justru menjadi penyelamat bagi banyak keluarga yang kehilangan sumber pendapatan utamanya.
Ekonomi informal juga berperan dalam mengurangi tekanan terhadap pasar tenaga kerja formal. Di Indonesia, di mana pertumbuhan penduduk terus meningkat, sektor formal sering kali tidak mampu menyerap seluruh tenaga kerja yang tersedia. Sebagai alternatif, ekonomi informal menawarkan lapangan kerja bagi mereka yang tidak dapat mengakses pekerjaan di sektor formal, seperti pekerja tanpa keterampilan khusus, ibu rumah tangga, atau masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dengan akses terbatas ke pekerjaan formal.
Di sisi lain, sektor informal juga menciptakan peluang ekonomi baru di daerah perkotaan dan pedesaan. Misalnya, pengemudi ojek online tidak hanya memberikan layanan transportasi, tetapi juga menghubungkan usaha kecil dengan konsumen melalui layanan pengiriman barang. Dengan begitu, sektor informal membantu memperkuat ekosistem ekonomi lokal, menciptakan rantai nilai baru, dan mendorong pertumbuhan usaha mikro dan kecil.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun perannya sangat penting, ekonomi informal menghadapi berbagai tantangan yang menghambat potensinya untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian nasional. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya akses terhadap layanan keuangan dan kredit. Sebagian besar pelaku ekonomi informal tidak memiliki akses ke perbankan formal, sehingga mereka sulit untuk mendapatkan modal usaha yang diperlukan untuk memperluas usaha mereka.
Selain itu, pekerja di sektor informal sering kali tidak memiliki perlindungan sosial yang memadai. Mereka tidak tercakup oleh jaminan kesehatan, pensiun, atau asuransi kerja yang umum diterima oleh pekerja di sektor formal. Hal ini membuat mereka rentan terhadap berbagai risiko, seperti kecelakaan kerja, sakit, atau kehilangan pendapatan karena penurunan permintaan pasar.
Pemerintah juga dihadapkan pada kesulitan dalam hal pengaturan dan pengawasan ekonomi informal. Karena sifatnya yang tidak terdaftar, sulit untuk mengumpulkan data yang akurat tentang skala dan dampaknya terhadap perekonomian nasional. Selain itu, pelaku ekonomi informal sering kali menghindari pajak, sehingga mengurangi potensi penerimaan negara.
Integrasi Ekonomi Informal ke dalam Sistem Formal