Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sistem Ekonomi Indonesia (21): Peran Bank Sentral

13 Agustus 2024   10:31 Diperbarui: 13 Agustus 2024   13:57 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bank sentral, dalam hal ini Bank Indonesia, memegang peran krusial dalam menjaga stabilitas sistem ekonomi negara. Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia memiliki mandat untuk mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas nilai tukar, serta mengawasi sistem keuangan. Peran ini sangat vital dalam menghadapi dinamika ekonomi global dan domestik yang seringkali penuh tantangan dan ketidakpastian. Melalui berbagai instrumen kebijakan, Bank Indonesia berusaha memastikan agar perekonomian nasional tetap berada dalam kondisi stabil dan mampu menghadapi guncangan yang mungkin terjadi.

Peran Utama Bank Sentral

  1. Mengendalikan Inflasi Inflasi adalah salah satu indikator utama yang mencerminkan kesehatan ekonomi suatu negara. Tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat dan menekan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, inflasi yang terlalu rendah atau deflasi juga dapat menyebabkan stagnasi ekonomi. Bank Indonesia bertugas untuk mengendalikan inflasi agar berada dalam batas yang dapat diterima, yang biasanya ditetapkan melalui target inflasi tahunan.

Untuk mencapai tujuan ini, Bank Indonesia menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter, seperti pengaturan suku bunga, operasi pasar terbuka, dan pengendalian likuiditas. Salah satu kebijakan yang sering digunakan adalah penyesuaian suku bunga acuan (BI Rate atau BI-7DRR). Ketika inflasi diperkirakan akan meningkat, Bank Indonesia dapat menaikkan suku bunga untuk mengurangi permintaan agregat. Sebaliknya, jika inflasi berada di bawah target, suku bunga dapat diturunkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

  1. Menjaga Stabilitas Nilai Tukar Stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, terutama dolar Amerika Serikat, sangat penting untuk memastikan kestabilan ekonomi nasional. Nilai tukar yang tidak stabil dapat menimbulkan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi, baik domestik maupun internasional. Fluktuasi yang tajam dalam nilai tukar dapat mempengaruhi biaya impor, harga barang dan jasa, serta arus modal masuk dan keluar.

Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Intervensi ini dapat dilakukan dengan menjual atau membeli valuta asing untuk menstabilkan nilai rupiah. Selain itu, Bank Indonesia juga memiliki kebijakan terkait dengan cadangan devisa, yang berfungsi sebagai buffer untuk menghadapi tekanan eksternal.

  1. Mengawasi Sistem Keuangan Stabilitas sistem keuangan merupakan prasyarat penting bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Bank Indonesia bertanggung jawab untuk mengawasi dan memastikan bahwa sektor perbankan dan keuangan berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan risiko sistemik. Pengawasan ini mencakup penilaian terhadap kesehatan bank-bank komersial, pengaturan likuiditas, serta pengendalian terhadap risiko kredit dan pasar.

Sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas keuangan, Bank Indonesia juga mengeluarkan regulasi terkait permodalan bank, rasio kecukupan modal, dan likuiditas. Kebijakan makroprudensial yang diterapkan oleh Bank Indonesia bertujuan untuk mencegah terjadinya krisis keuangan, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1997-1998, yang dapat merusak stabilitas ekonomi nasional.

Tantangan dalam Menjalankan Peran

  1. Ketidakpastian Ekonomi Global Tantangan utama yang dihadapi Bank Indonesia dalam menjalankan perannya adalah ketidakpastian ekonomi global. Faktor-faktor eksternal seperti perubahan kebijakan moneter di negara-negara maju, perang dagang, serta fluktuasi harga komoditas dapat berdampak langsung pada stabilitas ekonomi Indonesia. Misalnya, kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat dapat memicu aliran modal keluar dari Indonesia, yang pada gilirannya dapat melemahkan nilai tukar rupiah dan meningkatkan tekanan inflasi.

Dalam menghadapi tantangan ini, Bank Indonesia perlu bersikap proaktif dan responsif terhadap perkembangan global. Pengambilan keputusan yang cepat dan tepat menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah gejolak eksternal.

  1. Keseimbangan antara Pertumbuhan dan Stabilitas Bank Indonesia juga dihadapkan pada dilema antara mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas harga. Terkadang, kebijakan yang bertujuan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi dapat menimbulkan tekanan inflasi. Sebaliknya, kebijakan yang terlalu ketat dalam mengendalikan inflasi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Untuk mengatasi dilema ini, Bank Indonesia harus mampu menyeimbangkan kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal yang dikeluarkan oleh pemerintah. Sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal sangat diperlukan agar perekonomian nasional dapat tumbuh secara berkelanjutan tanpa menimbulkan gejolak harga yang signifikan.

  1. Krisis Kesehatan dan Ekonomi Pandemi COVID-19 adalah contoh nyata bagaimana krisis kesehatan dapat berdampak luas pada perekonomian. Bank Indonesia harus bergerak cepat untuk menyesuaikan kebijakan moneter guna meredam dampak negatif dari pandemi. Penurunan suku bunga acuan, pelonggaran likuiditas, serta intervensi di pasar keuangan adalah beberapa langkah yang diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah krisis.

Tantangan ke depan adalah bagaimana Bank Indonesia dapat memulihkan ekonomi pasca-pandemi tanpa menimbulkan risiko inflasi yang tinggi atau ketidakstabilan keuangan.

Strategi Penguatan Peran Bank Sentral

  1. Transparansi dan Komunikasi Publik Transparansi dalam pengambilan keputusan dan komunikasi yang efektif dengan publik sangat penting untuk meningkatkan kredibilitas Bank Indonesia. Publik dan pelaku pasar harus memahami alasan di balik setiap kebijakan yang diambil oleh Bank Indonesia. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan terhadap kebijakan moneter dan mengurangi ketidakpastian di pasar.
  2. Penguatan Kerjasama Internasional Dalam menghadapi tantangan global, kerjasama internasional dengan bank sentral negara lain dan lembaga keuangan internasional menjadi semakin penting. Melalui forum-forum seperti G20 dan ASEAN, Bank Indonesia dapat berkoordinasi dengan otoritas moneter lainnya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan global.
  3. Pengembangan Inovasi Kebijakan Di era digitalisasi dan perkembangan teknologi finansial (fintech), Bank Indonesia perlu mengembangkan inovasi kebijakan yang dapat mengakomodasi dinamika baru di sektor keuangan. Kebijakan yang fleksibel namun tetap mengutamakan stabilitas akan menjadi kunci sukses Bank Indonesia dalam menjalankan perannya di masa depan.

Peran Bank Indonesia sebagai bank sentral sangat vital dalam menstabilkan sistem ekonomi Indonesia. Melalui pengendalian inflasi, penjagaan stabilitas nilai tukar, dan pengawasan sistem keuangan, Bank Indonesia berupaya menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif bagi pertumbuhan. Namun, tantangan yang dihadapi tidaklah mudah, terutama di tengah ketidakpastian global dan dinamika ekonomi domestik. Oleh karena itu, strategi yang adaptif, transparan, dan inovatif diperlukan agar Bank Indonesia dapat terus menjalankan perannya dengan efektif dan menjaga stabilitas ekonomi nasional di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun