Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Ekonomi Indonesia (2): Transformasi Pasca Pandemi

11 Agustus 2024   10:19 Diperbarui: 11 Agustus 2024   10:24 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi COVID-19 telah menguji ketahanan berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tidak hanya menjadi krisis kesehatan, pandemi ini juga menimbulkan dampak ekonomi yang luas, mendorong pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat untuk melakukan adaptasi besar-besaran. Di tengah krisis tersebut, muncul kebutuhan mendesak untuk mentransformasi sistem ekonomi Indonesia guna memastikan keberlanjutan pertumbuhan dan pembangunan di masa depan

Dampak Pandemi terhadap Ekonomi Indonesia

Sebelum mengeksplorasi transformasi yang diperlukan, penting untuk memahami bagaimana pandemi telah mempengaruhi struktur ekonomi Indonesia. Ekonomi Indonesia mengalami kontraksi signifikan pada tahun 2020, dengan produk domestik bruto (PDB) mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sektor-sektor seperti pariwisata, manufaktur, dan perdagangan mengalami penurunan tajam, sementara sektor informal yang dominan di Indonesia juga terpukul keras.

Menurut teori shock ekonomi, pandemi ini dapat dikategorikan sebagai supply shock sekaligus demand shock. Dari sisi penawaran, gangguan rantai pasokan global dan pembatasan mobilitas telah memengaruhi produksi dan distribusi barang. Dari sisi permintaan, penurunan daya beli masyarakat akibat hilangnya pekerjaan dan pendapatan menyebabkan berkurangnya konsumsi, yang merupakan komponen utama PDB Indonesia.

Tantangan Transformasi Ekonomi

  1. Ketergantungan pada Sektor Informal
    Sektor informal di Indonesia menyerap lebih dari 50% tenaga kerja, tetapi mereka yang bekerja di sektor ini seringkali tidak memiliki perlindungan sosial yang memadai. Pandemi menunjukkan betapa rentannya kelompok ini terhadap krisis ekonomi. Transformasi ekonomi harus mencakup upaya formalisasi sektor informal dan memperkuat jaring pengaman sosial untuk memastikan stabilitas ekonomi jangka panjang.
  2. Kesenjangan Digital
    Pandemi telah mempercepat adopsi teknologi digital, tetapi juga memperjelas kesenjangan digital yang ada. Akses ke teknologi digital yang tidak merata antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok masyarakat dengan tingkat pendidikan dan pendapatan yang berbeda, menjadi tantangan besar. Tanpa solusi yang tepat, kesenjangan ini dapat memperdalam ketidaksetaraan ekonomi.
  3. Ketergantungan pada Komoditas
    Ekonomi Indonesia masih sangat bergantung pada ekspor komoditas mentah seperti minyak sawit, batu bara, dan karet. Ketergantungan ini membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga di pasar global, yang diperburuk oleh ketidakpastian ekonomi akibat pandemi. Transformasi ekonomi harus fokus pada diversifikasi ekonomi dengan meningkatkan nilai tambah produk domestik.
  4. Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan
    Tantangan lain yang dihadapi Indonesia adalah memastikan pembangunan yang berkelanjutan. Krisis iklim tidak dapat diabaikan dalam proses transformasi ekonomi. Menurut teori tragedy of the commons, tanpa regulasi yang tepat, eksploitasi sumber daya alam dapat mengarah pada kerusakan lingkungan yang mengancam keberlanjutan ekonomi. Indonesia perlu mengintegrasikan kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan dalam strategi ekonominya.

Peluang dalam Transformasi Ekonomi

  1. Digitalisasi Ekonomi
    Meski kesenjangan digital menjadi tantangan, digitalisasi juga menghadirkan peluang besar bagi Indonesia. Dengan populasi yang besar dan tingkat penetrasi internet yang terus meningkat, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi kekuatan ekonomi digital di Asia Tenggara. Penerapan teknologi digital di berbagai sektor, mulai dari e-commerce, fintech, hingga pendidikan, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Ekonomi digital menawarkan model bisnis baru yang lebih efisien dan dapat diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, digitalisasi dapat membantu pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk mengakses pasar yang lebih luas, baik di dalam maupun luar negeri. Pemerintah dapat mendorong percepatan ini dengan investasi infrastruktur digital dan regulasi yang mendukung inovasi.

  1. Penguatan Industri Manufaktur
    Pandemi telah membuka mata banyak negara, termasuk Indonesia, akan pentingnya memiliki industri manufaktur yang kuat dan mandiri. Dengan memperkuat industri manufaktur, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor barang jadi dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri di pasar global.

Diversifikasi produk dan peningkatan teknologi manufaktur dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru dan meningkatkan ekspor produk bernilai tambah tinggi. Pemerintah perlu mengarahkan kebijakan industri pada pengembangan sektor-sektor strategis, seperti industri teknologi tinggi dan industri hijau, yang memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang.

  1. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
    Transformasi ekonomi tidak dapat dilepaskan dari peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan investasi dalam pendidikan dan pelatihan vokasi sangat penting untuk mempersiapkan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan industri 4.0 dan ekonomi digital.

Program-program pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) harus menjadi prioritas, terutama untuk mengatasi disrupsi pasar tenaga kerja akibat otomatisasi dan digitalisasi. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi yang dimilikinya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

  1. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
    Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, namun pengelolaannya harus dilakukan secara berkelanjutan. Pembangunan ekonomi yang berorientasi pada keberlanjutan tidak hanya akan melindungi lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang baru di sektor energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan pariwisata berbasis lingkungan.

Pengembangan ekonomi hijau dan kebijakan fiskal yang mendukung investasi hijau dapat menjadi pilar utama dalam transformasi ekonomi Indonesia. Di masa depan, produk-produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan diprediksi akan memiliki daya saing yang tinggi di pasar global, dan Indonesia harus siap mengambil bagian dalam tren ini.

Kesimpulan: Mewujudkan Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun