Dimensi kualitas hidup manusia yang mencakup kepuasan hidup subjektif merupakan salah satu aspek yang semakin mendapat perhatian dalam studi ekonomi kesejahteraan. Kepuasan hidup subjektif atau sering disebut sebagai kebahagiaan, adalah penilaian individu terhadap kualitas hidup mereka sendiri berdasarkan persepsi pribadi dan pengalaman hidup sehari-hari.
Dari perspektif ilmu ekonomi kepuasan hidup subjektif adalah indikator penting yang melengkapi ukuran kesejahteraan ekonomi tradisional seperti pendapatan dan konsumsi. Ekonom seperti Richard Easterlin telah menunjukkan bahwa setelah kebutuhan dasar terpenuhi, peningkatan pendapatan tidak selalu sejalan dengan peningkatan kepuasan hidup (Easterlin, 1974). Fenomena ini dikenal sebagai "paradoks Easterlin," yang menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi harus mempertimbangkan faktor-faktor non-material untuk meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Kepuasan hidup subjektif dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kesehatan, hubungan sosial, keamanan ekonomi dan lingkungan. Studi menunjukkan bahwa hubungan sosial yang kuat dan dukungan komunitas memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kepuasan hidup (Helliwell et al., 2020). Selain itu stabilitas pekerjaan dan keamanan finansial juga berkontribusi besar terhadap perasaan aman dan puas dalam hidup.
Indikator kebahagiaan seperti yang diukur oleh World Happiness Report mencakup aspek-aspek seperti dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan membuat pilihan hidup dan tingkat korupsi (Helliwell, Layard, & Sachs, 2020). Data dari laporan ini menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat kepuasan hidup yang tinggi seperti Finlandia dan Denmark memiliki kebijakan yang mendukung kesejahteraan sosial dan ekonomi yang inklusif.
Ekonom juga mempertimbangkan dampak dari ketidaksetaraan ekonomi terhadap kepuasan hidup. Ketimpangan yang tinggi dapat menurunkan kepuasan hidup secara keseluruhan karena menciptakan perasaan ketidakadilan dan ketidakpastian (Stiglitz, 2012). Oleh karena itu distribusi pendapatan yang lebih merata dan kebijakan redistribusi dapat meningkatkan kepuasan hidup masyarakat.
Pengukuran kepuasan hidup subjektif melibatkan survei di mana individu diminta untuk menilai kehidupan mereka secara keseluruhan. Misalnya Gallup World Poll sering digunakan untuk mengumpulkan data tentang kebahagiaan dan kepuasan hidup di berbagai negara. Menurut data Gallup negara-negara dengan tingkat kebahagiaan tertinggi umumnya memiliki tingkat keamanan sosial yang tinggi, akses yang baik terhadap layanan kesehatan dan pendidikan serta tingkat kepercayaan yang tinggi dalam masyarakat (Gallup, 2020).
Sebagai contoh data dari Gallup World Poll 2020 menunjukkan bahwa negara-negara Skandinavia seperti Finlandia, Denmark, dan Swedia consistently menempati peringkat atas dalam hal kepuasan hidup. Hal ini disebabkan oleh kombinasi dari sistem kesejahteraan sosial yang kuat, akses yang luas terhadap layanan publik dan budaya yang mendukung keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi (Gallup, 2020).
Secara keseluruhan, kepuasan hidup subjektif adalah dimensi penting dari kualitas hidup yang mencakup aspek-aspek non-material yang berkontribusi terhadap kesejahteraan individu dan masyarakat. Kebijakan yang mendukung kesejahteraan sosial, mengurangi ketimpangan, dan meningkatkan hubungan sosial adalah kunci untuk meningkatkan kepuasan hidup dan, pada akhirnya, kualitas hidup secara keseluruhan (Easterlin, 1974; Helliwell et al., 2020; Stiglitz, 2012).
Kualitas hidup manusia merupakan konsep multidimensi yang melibatkan berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan, pendidikan, kondisi ekonomi, dan lingkungan. Salah satu komponen penting namun sering kali diabaikan adalah kepuasan hidup subjektif. Kepuasan hidup subjektif mencerminkan bagaimana individu mengevaluasi kehidupannya secara keseluruhan, berdasarkan perasaan dan penilaian pribadi mereka terhadap berbagai aspek kehidupan.
Definisi dan Signifikansi Kepuasan Hidup Subjektif
Kepuasan hidup subjektif adalah penilaian individu terhadap kualitas hidup mereka berdasarkan persepsi pribadi dan pengalaman hidup sehari-hari. Ini mencakup berbagai aspek seperti kesejahteraan emosional, kepuasan terhadap hubungan sosial, pekerjaan, lingkungan tempat tinggal, dan pencapaian pribadi. Kepuasan hidup subjektif penting karena memberikan gambaran tentang kesejahteraan emosional dan psikologis seseorang, yang tidak selalu dapat diukur melalui indikator objektif seperti pendapatan atau status kesehatan.