Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Revolusi Industri 4.0 dan Tenaga Kerja ASEAN: Plus atau Minus?

21 Juli 2024   13:18 Diperbarui: 21 Juli 2024   15:15 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singapura telah menjadi contoh yang baik dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 dengan sukses. Melalui investasi dalam riset dan pengembangan, kolaborasi antara universitas dan perusahaan serta kebijakan pendidikan yang progresif Singapura telah mampu mempersiapkan tenaga kerja dengan keterampilan yang diperlukan dalam ekonomi digital global.

Revolusi Industri 4.0 membawa tantangan yang signifikan bagi tenaga kerja ASEAN, tetapi juga membuka peluang baru untuk pertumbuhan dan inovasi. Dengan mengambil langkah-langkah strategis seperti meningkatkan pendidikan keterampilan digital, memfasilitasi kolaborasi antara industri dan pendidikan dan mendorong adaptasi yang fleksibel dari tenaga kerja ASEAN dapat menghadapi masa depan dengan lebih siap dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh kawasan ini.

Revolusi Industri 4.0 dan Tenaga Kerja ASEAN: Plus atau Minus?

Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan integrasi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT) dan otomatisasi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap pasar tenaga kerja di seluruh dunia termasuk di kawasan ASEAN. Diskusi seputar apakah revolusi ini memberikan manfaat (plus) atau lebih banyak tantangan (minus) bagi tenaga kerja ASEAN menjadi perdebatan yang penting dalam merancang kebijakan ekonomi dan pendidikan di masa mendatang.

Plus: Peluang dan Manfaat

  1. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas

Revolusi Industri 4.0 memungkinkan adopsi teknologi otomatisasi dan AI yang dapat meningkatkan efisiensi dalam proses produksi dan layanan. Di ASEAN hal ini dapat membantu perusahaan untuk lebih kompetitif secara global dan meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat menciptakan lebih banyak peluang kerja dalam sektor-sektor baru yang berkembang.

  1. Inovasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Pengembangan teknologi baru dalam Industri 4.0 mendorong inovasi di berbagai sektor ekonomi. Negara-negara ASEAN yang mampu mengadopsi dan mengembangkan teknologi ini dapat mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan berkelanjutan. Contohnya adalah Singapura yang telah menjadi pusat inovasi teknologi di kawasan ini.

  1. Peningkatan Keterampilan dan Pendidikan

Untuk dapat bersaing dalam era Industri 4.0 tenaga kerja di ASEAN perlu mengembangkan keterampilan baru seperti pemrograman komputer, analisis data dan manajemen teknologi informasi. Hal ini mendorong investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas dan daya saing tenaga kerja ASEAN secara keseluruhan.

Minus: Tantangan dan Risiko

  1. Ketimpangan Keterampilan

Salah satu tantangan terbesar adalah ketimpangan dalam keterampilan antara tenaga kerja yang sudah terampil dan yang tidak. Banyak pekerja di ASEAN tidak memiliki akses atau pelatihan yang memadai untuk mengadopsi teknologi baru. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan ketimpangan sosial dan ekonomi di kawasan ini.

  1. Kehilangan Pekerjaan Tradisional

Revolusi Industri 4.0 memungkinkan otomatisasi proses yang sebelumnya dilakukan oleh pekerja manusia. Sejumlah pekerjaan rutin dan manual dapat tergantikan oleh robot dan sistem otomatis yang dapat mengakibatkan peningkatan tingkat pengangguran di beberapa sektor.

  1. Kesenjangan Infrastruktur Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun