4. Kebijakan Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan
Kebijakan ketenagakerjaan yang tidak kondusif dan kurangnya dukungan untuk kewirausahaan juga merupakan faktor penyebab pengangguran Gen-Z di ASEAN. Regulasi yang kaku dan birokrasi yang kompleks sering kali menghambat kemampuan generasi muda untuk memulai usaha sendiri atau berpartisipasi secara aktif dalam pasar kerja formal.
Di Thailand, misalnya, proses birokrasi yang rumit dalam mendirikan bisnis baru sering kali menghambat pertumbuhan UKM dan kewirausahaan di kalangan Gen-Z. Sementara itu, di Indonesia, reformasi kebijakan baru-baru ini telah diperkenalkan untuk memfasilitasi akses terhadap modal dan dukungan bagi UKM, meskipun tantangan masih ada dalam mendorong minat dan kesiapan generasi muda untuk berwirausaha.
Pengangguran Gen-Z di ASEAN bukanlah masalah yang bisa diselesaikan dengan pendekatan tunggal. Sebaliknya, diperlukan pendekatan yang holistik dan terkoordinasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk mengatasi tantangan ini. Investasi yang lebih besar dalam pendidikan keterampilan, pembangunan infrastruktur digital yang merata, reformasi kebijakan ketenagakerjaan yang progresif, serta dukungan yang lebih besar untuk kewirausahaan akan menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi generasi muda ASEAN untuk tumbuh dan berkembang dalam era globalisasi dan teknologi digital yang semakin maju.
Penyebab Utama Pengangguran Gen-Z di ASEAN: Persamaan dan Perbedaan
Generasi Gen-Z (kelahiran setelah tahun 1995) di negara-negara ASEAN menghadapi tantangan serius terkait dengan tingginya tingkat pengangguran. Meskipun ASEAN adalah kawasan yang berkembang dengan potensi ekonomi yang kuat, masalah pengangguran di kalangan Gen-Z tetap menjadi fokus utama karena berbagai faktor yang kompleks. Disiini Kita akan mengidentifikasi dan membandingkan penyebab utama pengangguran Gen-Z di beberapa negara ASEAN, menyoroti persamaan dan perbedaan dalam konteks ekonomi, sosial, dan teknologi.
Persamaan Penyebab Utama Pengangguran Gen-Z di ASEAN
Ketimpangan Keterampilan dan Pendidikan
Persamaan: Di seluruh ASEAN, ada masalah umum terkait ketimpangan antara keterampilan yang dimiliki oleh lulusan dengan kebutuhan pasar kerja. Banyak lulusan tidak memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan industri modern, seperti keterampilan digital, manajerial, atau soft skills.
Contoh: Misalnya, di Indonesia dan Malaysia, terdapat gap antara kurikulum pendidikan dan kebutuhan industri, yang mengakibatkan sulitnya integrasi lulusan ke dalam pasar kerja.
Pertumbuhan Ekonomi yang Tidak Merata