Pengangguran merupakan salah satu isu ekonomi yang signifikan di kawasan ASEAN, yang terdiri dari sepuluh negara anggota dengan latar belakang ekonomi yang beragam. Meski memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil negara-negara ASEAN masih menghadapi tantangan pengangguran yang perlu ditangani dengan strategi yang efektif dan berkelanjutan.
Gambaran Umum Pengangguran di ASEAN
Negara-negara ASEAN menunjukkan variasi tingkat pengangguran yang cukup lebar dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti struktur ekonomi, kebijakan pemerintah dan tingkat pendidikan.Â
Misalnya Singapura memiliki tingkat pengangguran yang relatif rendah berkisar sekitar 2,9% pada tahun 2023, berkat ekonominya yang terdiversifikasi dan kebijakan pasar tenaga kerja yang efektif (Department of Statistics Singapore, 2023).Â
Di sisi lain Indonesia dan Filipina memiliki tingkat pengangguran yang lebih tinggi masing-masing sekitar 5,5% dan 6,4% yang mencerminkan tantangan dalam menciptakan lapangan kerja bagi populasi yang besar (World Bank, 2023).
Faktor Penyebab Pengangguran
1. Pertumbuhan Ekonomi dan Lapangan Kerja
Pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang dengan penciptaan lapangan kerja adalah salah satu penyebab utama pengangguran di ASEAN. Banyak negara mengalami pertumbuhan yang pesat namun tidak diikuti dengan peningkatan kesempatan kerja yang memadai.Â
Contohnya Vietnam mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat tetapi sektor-sektor tertentu seperti pertanian masih menghadapi tantangan dalam menyerap tenaga kerja yang ada (Asian Development Bank, 2023).
2. Ketidaksesuaian Keterampilan
Ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki tenaga kerja dan kebutuhan industri juga menjadi penyebab utama pengangguran. Banyak negara ASEAN belum sepenuhnya menyesuaikan sistem pendidikan dan pelatihan mereka dengan kebutuhan pasar kerja modern yang sering kali memerlukan keterampilan teknologi dan digital yang lebih tinggi (International Labour Organization, 2023).