Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbankan Syari'ah ASEAN, Kompetisi atau Kolaborasi?

2 Juli 2024   21:18 Diperbarui: 2 Juli 2024   21:48 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perbankan syariah di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai salah satu negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia (sejak dua bulan lalu Pakistan menyalip Indonesia), Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat keuangan syariah global. Dalam konteks ASEAN, kinerja perbankan syariah nasional perlu dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura untuk memahami posisi kompetitifnya dan peluang untuk pertumbuhan lebih lanjut.

Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia ditandai dengan peningkatan aset, pembiayaan, dan jumlah nasabah. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset perbankan syariah di Indonesia mencapai Rp 630 triliun pada akhir tahun 2023, meningkat sebesar 15% dibandingkan tahun sebelumnya (OJK, 2023). Selain itu pembiayaan syariah juga meningkat dengan total pembiayaan mencapai Rp 475 triliun pada periode yang sama (OJK, 2023). Pertumbuhan ini mencerminkan kepercayaan yang semakin besar dari masyarakat terhadap produk dan layanan perbankan syariah.

Namun jika dibandingkan dengan Malaysia, Indonesia masih memiliki tantangan yang harus diatasi. Malaysia telah lama dikenal sebagai salah satu pusat keuangan syariah global dengan regulasi yang kuat dan dukungan pemerintah yang konsisten. Menurut Islamic Financial Services Board (IFSB), total aset perbankan syariah di Malaysia mencapai USD 250 miliar pada tahun 2023, yang mencakup sekitar 30% dari total aset perbankan negara tersebut (IFSB, 2023). Keberhasilan Malaysia dalam mengembangkan industri perbankan syariah didorong oleh kebijakan yang komprehensif dan kerjasama yang erat antara pemerintah, regulator dan industri.

Sementara itu, Brunei Darussalam, meskipun memiliki ukuran pasar yang lebih kecil, juga menunjukkan perkembangan yang mengesankan dalam sektor perbankan syariah. Brunei memiliki total aset perbankan syariah sebesar USD 10 miliar pada tahun 2023, dengan pangsa pasar syariah mencapai 60% dari total aset perbankan (Brunei Monetary Authority, 2023). Fokus Brunei pada stabilitas dan integritas sistem keuangan syariah telah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan industri ini.

Di sisi lain, Singapura, meskipun bukan negara mayoritas Muslim, telah menjadi pemain penting dalam keuangan syariah melalui inovasi dan diversifikasi produk. Singapura menawarkan berbagai produk keuangan syariah seperti sukuk (obligasi syariah) dan reksa dana syariah yang menarik minat investor global. Total aset perbankan syariah di Singapura mencapai USD 5 miliar pada tahun 2023, dengan pertumbuhan tahunan yang stabil (Monetary Authority of Singapore, 2023). Keunggulan Singapura dalam hal regulasi dan infrastruktur keuangan menjadikannya pusat keuangan internasional yang menarik bagi investasi syariah.

Untuk meningkatkan daya saing perbankan syariah nasional, Indonesia perlu fokus pada beberapa aspek kunci. Pertama, peningkatan kualitas regulasi dan pengawasan diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Kedua, inovasi produk dan layanan harus terus didorong untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam. Ketiga, literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat perlu ditingkatkan melalui edukasi dan kampanye yang efektif.

Selain itu, kerjasama regional dalam kerangka ASEAN dapat menjadi pendorong pertumbuhan perbankan syariah. Pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik antara negara-negara anggota dapat membantu mempercepat perkembangan industri ini di seluruh kawasan. Dengan potensi pasar yang besar dan dukungan kebijakan yang tepat, perbankan syariah Indonesia memiliki peluang besar untuk tumbuh dan bersaing di kancah regional dan global.

Perbankan Syari'ah ASEAN : Kompetisi atau Kolaborasi?

Perbankan syariah di kawasan ASEAN mengalami perkembangan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Sebagai kawasan yang memiliki populasi Muslim signifikan, negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura telah menjadi pusat pertumbuhan industri perbankan syariah. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah perkembangan ini lebih didorong oleh kompetisi atau kolaborasi antar negara di ASEAN?

Secara historis, Malaysia dianggap sebagai pelopor dalam industri perbankan syariah di ASEAN. Dengan dukungan pemerintah yang kuat dan regulasi yang komprehensif, Malaysia berhasil membangun ekosistem keuangan syariah yang robust. Menurut Islamic Financial Services Board (IFSB), total aset perbankan syariah di Malaysia mencapai USD 250 miliar pada tahun 2023, mewakili sekitar 30% dari total aset perbankan nasional (IFSB, 2023). Keberhasilan ini menjadikan Malaysia sebagai model bagi negara-negara ASEAN lainnya dalam mengembangkan industri perbankan syariah.

Di sisi lain, Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, menunjukkan potensi besar dalam industri perbankan syariah. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset perbankan syariah di Indonesia mencapai Rp 630 triliun pada akhir tahun 2023, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 15% (OJK, 2023). Meskipun demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal kualitas regulasi dan literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun