EU ETS telah berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor-sektor yang tercakup dalam sistem. Sejak diluncurkan, emisi dari sektor listrik dan industri berat di Uni Eropa telah menurun secara signifikan. Selain itu, dengan mengurangi polusi udara yang terkait dengan pembakaran bahan bakar fosil, EU ETS juga telah meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat.
Pelajaran dari EU ETS untuk Indonesia
Desain dan Implementasi yang Efektif
Indonesia dapat belajar dari desain dan implementasi EU ETS. Penting untuk menetapkan batas emisi yang ambisius namun realistis, serta memastikan mekanisme pengawasan dan kepatuhan yang kuat. Transparansi dan akuntabilitas dalam distribusi dan perdagangan izin emisi juga sangat penting untuk keberhasilan sistem.
Pendapatan dari Perdagangan Emisi
Indonesia dapat menggunakan pendapatan dari perdagangan emisi untuk mendanai inisiatif dekarbonisasi dan pembangunan berkelanjutan. Pendapatan ini dapat digunakan untuk mendukung proyek energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, serta program sosial yang membantu masyarakat beradaptasi dengan perubahan ekonomi akibat dekarbonisasi.
Mendorong Inovasi dan Efisiensi Energi
Dengan menerapkan sistem perdagangan emisi, Indonesia dapat mendorong perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi rendah karbon dan meningkatkan efisiensi energi. Ini akan membantu negara mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Tantangan dan Solusi
Kepatuhan dan Pengawasan
Salah satu tantangan utama dalam implementasi sistem perdagangan emisi adalah memastikan kepatuhan dan pengawasan yang efektif. Pemerintah perlu membangun kerangka kerja regulasi yang kuat dan transparan untuk memastikan bahwa emisi dihitung dengan akurat dan izin emisi diperdagangkan dengan adil. Ini memerlukan kerjasama antara berbagai lembaga pemerintah, industri, dan masyarakat sipil.