Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Monetisasi Dekarbonisasi (29): Peluang Indonesia dari Carbon Tax

26 Juni 2024   11:25 Diperbarui: 26 Juni 2024   11:46 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Peluang Indonesia Monetisasi dari Dekarbonisasi Melalui Pajak Karbon

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target dekarbonisasi yang telah ditetapkan dalam Kesepakatan Paris. Salah satu instrumen kebijakan yang efektif untuk mendukung upaya ini adalah pajak karbon. Pajak karbon menetapkan harga pada emisi karbon dioksida, memberikan insentif ekonomi bagi perusahaan dan individu untuk mengurangi jejak karbon mereka. Disini Kita akan mengeksplorasi peluang Indonesia untuk memonetisasi dekarbonisasi melalui implementasi pajak karbon, dengan analisis kebijakan, manfaat ekonomi, dan potensi tantangan.

Prinsip Dasar Pajak Karbon

Pajak karbon adalah biaya yang dikenakan pada setiap ton emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Tujuan utama dari pajak ini adalah untuk menginternalisasikan biaya eksternal dari emisi karbon, seperti kerusakan lingkungan dan dampak kesehatan, sehingga harga pasar mencerminkan biaya sosial sebenarnya dari penggunaan bahan bakar fosil. Dengan menetapkan harga pada karbon, pajak karbon mendorong pengurangan emisi dan mendorong investasi dalam teknologi rendah karbon.

Manfaat Ekonomi dari Pajak Karbon

Pendapatan Pemerintah

Pajak karbon dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi pemerintah Indonesia. Pendapatan ini dapat digunakan untuk mendanai berbagai inisiatif, seperti program energi terbarukan, penelitian dan pengembangan teknologi hijau, serta kompensasi bagi kelompok masyarakat yang terkena dampak negatif dari transisi energi. Sebagai contoh, British Columbia di Kanada berhasil mengumpulkan lebih dari $1 miliar per tahun dari pajak karbon, yang sebagian besar digunakan untuk mengurangi pajak pendapatan dan mendukung program lingkungan (Government of British Columbia, 2021).

Mendorong Efisiensi Energi dan Inovasi

Dengan meningkatkan biaya emisi karbon, pajak karbon memberikan insentif bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi energi dan beralih ke sumber energi yang lebih bersih. Ini dapat mencakup investasi dalam teknologi energi terbarukan, peningkatan efisiensi produksi, dan adopsi praktik operasional yang lebih ramah lingkungan. Sebagai contoh, Swedia telah menerapkan pajak karbon sejak 1991, yang telah mendorong pengurangan emisi dan peningkatan efisiensi energi di berbagai sektor industri (Swedish Environmental Protection Agency, 2020).

Pengurangan Emisi dan Kesehatan Masyarakat

Penerapan pajak karbon dapat mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, membantu negara mencapai target iklimnya. Selain itu, dengan mengurangi polusi udara yang terkait dengan pembakaran bahan bakar fosil, pajak karbon juga dapat meningkatkan kualitas udara dan kesehatan masyarakat. Menurut studi oleh International Monetary Fund (IMF), penerapan pajak karbon global sebesar $75 per ton CO2 pada tahun 2030 dapat mengurangi emisi global sebesar 35% dan mencegah sekitar 725.000 kematian dini akibat polusi udara setiap tahunnya (IMF, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun