Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Monetisasi Dekarbonisasi (16): Peluang Indonesia dari Biaya Transisi

24 Juni 2024   22:42 Diperbarui: 24 Juni 2024   22:42 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

4. Penciptaan Lapangan Kerja dan Pengembangan Ekonomi Lokal

Tantangan: Perubahan dari ekonomi berbasis bahan bakar fosil ke ekonomi rendah karbon dapat menimbulkan dampak sosial, termasuk kehilangan pekerjaan di sektor-sektor tertentu.

Peluang Monetisasi:

  • Lapangan Kerja Baru: Proyek-proyek energi terbarukan dan efisiensi energi menciptakan lapangan kerja baru di bidang konstruksi, teknik, dan manajemen proyek. Misalnya, pembangunan dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya dan angin memerlukan tenaga kerja yang signifikan.
  • Pengembangan Komunitas Lokal: Investasi dalam proyek energi terbarukan dapat memberikan manfaat ekonomi langsung bagi komunitas lokal melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan infrastruktur lokal.
  • Pendidikan dan Pelatihan: Program pendidikan dan pelatihan untuk tenaga kerja di sektor hijau dapat memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia siap untuk menghadapi tuntutan industri masa depan, meningkatkan daya saing ekonomi.

5. Inovasi dan Teknologi Baru

Tantangan: Pengembangan dan adopsi teknologi baru memerlukan investasi besar dalam penelitian dan pengembangan serta adopsi di pasar.

Peluang Monetisasi:

  • Ekspor Teknologi: Dengan mengembangkan teknologi hijau sendiri, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam inovasi teknologi rendah karbon di kawasan Asia Tenggara, membuka peluang ekspor teknologi dan pengetahuan.
  • Startup dan Inovasi: Lingkungan yang mendukung inovasi dapat mendorong munculnya startup dan perusahaan baru yang berfokus pada solusi hijau, menciptakan ekosistem bisnis yang dinamis dan berkelanjutan.
  • Kemitraan Internasional: Kolaborasi dengan institusi internasional dalam proyek penelitian dan pengembangan dapat membawa dana dan teknologi baru ke Indonesia, mempercepat transisi ke ekonomi rendah karbon.

Meskipun biaya transisi menuju ekonomi rendah karbon merupakan tantangan yang signifikan, Indonesia memiliki banyak peluang untuk memonetisasi dekarbonisasi. Dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan, memberikan insentif kebijakan, meningkatkan efisiensi energi, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendorong inovasi teknologi, Indonesia dapat mengubah tantangan ini menjadi peluang ekonomi yang berkelanjutan. Investasi dalam dekarbonisasi tidak hanya akan membantu mengurangi emisi karbon tetapi juga memperkuat ekonomi nasional, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memastikan masa depan yang lebih hijau dan lebih makmur.

Referensi:

Berikut adalah beberapa referensi yang membahas monetisasi dari dekarbonisasi sehubungan dengan biaya transisi, serta berbagai sumber yang dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang topik ini:

Buku dan Jurnal

  1. Stern, N. (2007). "The Economics of Climate Change: The Stern Review." Cambridge University Press.
  2. Rockstrm, J., et al. (2017). "A Roadmap for Rapid Decarbonization." Science, 355(6331), 1269-1271.
  3. IRENA (2020). "Renewable Energy and Jobs -- Annual Review 2020." International Renewable Energy Agency.

Laporan dan Studi Kasus

  1. McKinsey & Company (2020). "How the European Union Could Achieve Net-Zero Emissions at Net-Zero Cost."
  2. World Economic Forum (2020). "The Net-Zero Challenge: Fast-Forward to Decisive Climate Action."
  3. IEA (2021). "Net Zero by 2050: A Roadmap for the Global Energy Sector." International Energy Agency.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun