Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Monetisasi Dekarbonisasi (16): Peluang Indonesia dari Biaya Transisi

24 Juni 2024   22:42 Diperbarui: 24 Juni 2024   22:42 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tantangan: Pasar untuk teknologi rendah karbon sering kali penuh dengan ketidakpastian. Perubahan kebijakan, fluktuasi harga energi, dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi profitabilitas investasi dalam dekarbonisasi.

Peluang Monetisasi:

  • Diversifikasi Portofolio: Investor dapat mengurangi risiko dengan mendiversifikasi portofolio mereka ke berbagai teknologi dan proyek rendah karbon. Ini dapat mencakup investasi dalam energi terbarukan, efisiensi energi, dan teknologi CCS.
  • Asuransi dan Manajemen Risiko: Penggunaan instrumen asuransi dan strategi manajemen risiko dapat membantu mengurangi ketidakpastian dan melindungi investasi dalam proyek-proyek dekarbonisasi.
  • Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan: Melakukan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan terhadap proyek-proyek dekarbonisasi dapat membantu mengidentifikasi risiko lebih awal dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan.

Meskipun transisi menuju ekonomi rendah karbon menimbulkan tantangan biaya yang signifikan, ada banyak peluang untuk monetisasi. Dengan mengurangi biaya operasional, memanfaatkan insentif pemerintah, dan menciptakan lapangan kerja baru, investasi dalam dekarbonisasi dapat menghasilkan manfaat ekonomi jangka panjang. Selain itu, inovasi teknologi dan pengembangan infrastruktur baru dapat membuka peluang bisnis baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Oleh karena itu, penting bagi pembuat kebijakan, perusahaan, dan investor untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan ini dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mencapai dekarbonisasi yang sukses dan menguntungkan.

Success Story: Menjadikan Masalah Transisi Justru Sebagai Monetisasi dari Dekarbonisasi

Transisi menuju ekonomi rendah karbon sering kali dianggap sebagai tantangan yang memerlukan biaya besar dan menghadapi banyak rintangan. Namun, beberapa negara dan perusahaan telah berhasil mengubah tantangan ini menjadi peluang ekonomi, menciptakan manfaat finansial dan lingkungan yang signifikan. Dengan pendekatan strategis, mereka telah memonetisasi masalah transisi dekarbonisasi. Berikut ini adalah beberapa kisah sukses yang menunjukkan bagaimana tantangan transisi dapat diubah menjadi peluang monetisasi.

1. Denmark: Pemimpin dalam Energi Angin

Tantangan: Denmark, pada awal 1980-an, bergantung pada bahan bakar fosil untuk sebagian besar kebutuhan energinya. Transisi ke energi terbarukan membutuhkan investasi besar dalam infrastruktur baru dan perubahan kebijakan.

Strategi dan Solusi:

  • Investasi dalam R&D: Denmark berinvestasi besar dalam penelitian dan pengembangan (R&D) teknologi angin. Ini memungkinkan negara tersebut mengembangkan turbin angin yang efisien dan andal.
  • Kebijakan Pemerintah yang Mendukung: Pemerintah Denmark memberikan insentif fiskal, seperti subsidi dan kredit pajak, untuk mendukung energi angin. Kebijakan ini mendorong investasi swasta dan pengembangan industri energi terbarukan.
  • Kemitraan Publik-Swasta: Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta mempercepat pembangunan ladang angin dan infrastruktur pendukung.

Hasil dan Monetisasi:

  • Kepemimpinan Pasar: Denmark kini menjadi pemimpin global dalam teknologi angin, dengan perusahaan seperti Vestas dan rsted mendominasi pasar global. Ini menciptakan lapangan kerja dan pendapatan ekspor yang signifikan.
  • Ekspor Teknologi: Teknologi dan keahlian Denmark dalam energi angin diekspor ke seluruh dunia, menghasilkan pendapatan yang substansial.
  • Keuntungan Ekonomi: Penggunaan energi angin telah mengurangi ketergantungan Denmark pada bahan bakar fosil impor, mengurangi biaya energi, dan meningkatkan keamanan energi.

2. Jerman: Revolusi Energi ("Energiewende")

Tantangan: Jerman menghadapi tantangan besar dalam beralih dari energi nuklir dan bahan bakar fosil ke energi terbarukan setelah memutuskan untuk menghapus penggunaan energi nuklir pada tahun 2011.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun