Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Monetisasi Dekarbonisasi (11): Peluang Indonesia dari Perjanjian Paris

24 Juni 2024   14:56 Diperbarui: 24 Juni 2024   15:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dekarbonisasi, yaitu mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengubah pola energi dari fosil menjadi sumber energi bersih, menjadi semakin penting dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim. Salah satu komitmen utama dalam konteks ini adalah Perjanjian Paris, yang menetapkan target untuk membatasi kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat Celsius dari level pra-industri, serta upaya untuk mencapai penurunan hingga 1,5 derajat Celsius. Monetisasi dari dekarbonisasi bukan hanya tentang mencapai tujuan lingkungan global, tetapi juga tentang mengambil peluang ekonomi dan keuangan yang signifikan dari peralihan ke ekonomi berkelanjutan berbasis rendah karbon.

Mengapa Perjanjian Paris Penting?

Perjanjian Paris, yang disepakati pada Konferensi Iklim PBB COP21 pada tahun 2015, merupakan tonggak sejarah dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Secara khusus, perjanjian ini menetapkan komitmen dari negara-negara peserta untuk:

  • Target Nasional: Setiap negara menetapkan target pengurangan emisi yang ambisius dan meninjau kembali target tersebut secara berkala.
  • Transparansi dan Akuntabilitas: Melaporkan secara transparan tentang progres pencapaian target emisi dan implementasi kebijakan.

Monetisasi dari Dekarbonisasi

1. Penjualan Kredit Karbon

Salah satu mekanisme utama monetisasi dari dekarbonisasi adalah penjualan kredit karbon. Kredit karbon adalah unit yang mewakili satu ton CO2 atau setara dalam emisi gas rumah kaca lainnya yang dikurangi atau dihindari dari suatu proyek atau aktivitas. Negara-negara atau perusahaan yang berhasil mengurangi emisi di bawah target mereka dapat menjual kredit karbon kepada pihak lain yang berada di bawah kewajiban atau untuk tujuan investasi.

  • Contoh Praktis: Misalnya, Indonesia dapat memonetisasi upaya penurunan deforestasi atau investasi dalam energi terbarukan dengan menjual kredit karbon ke pasar internasional.

2. Investasi dalam Infrastruktur dan Teknologi Hijau

Dekarbonisasi juga menciptakan peluang untuk investasi dalam infrastruktur dan teknologi hijau, seperti:

  • Energi Terbarukan: Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, angin, hidro, dan biomassa yang menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
  • Transportasi Bersih: Promosi kendaraan listrik dan investasi dalam infrastruktur pengisian daya yang diperlukan.

Investasi ini tidak hanya mendukung pencapaian target emisi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kemandirian energi negara, dan mengurangi ketergantungan pada impor energi fosil.

3. Peningkatan Efisiensi Energi

Memperbaiki efisiensi energi di berbagai sektor ekonomi juga merupakan bagian integral dari dekarbonisasi. Hal ini dapat dilakukan melalui:

  • Teknologi Hijau: Penelitian dan pengembangan teknologi yang lebih efisien dalam penggunaan energi.
  • Kebijakan dan Regulasi: Penerapan kebijakan untuk meningkatkan standar efisiensi energi di industri, transportasi, dan sektor bangunan.

Implementasi di Indonesia

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan ekosistem yang kaya dan sumber daya alam yang melimpah, memiliki tantangan dan peluang unik dalam mengimplementasikan dekarbonisasi:

  • Hutan dan Lahan Basah: Upaya untuk menghentikan deforestasi dan degradasi hutan, serta rehabilitasi lahan basah, dapat menghasilkan kredit karbon yang dapat dijual.
  • Energi Terbarukan: Pengembangan potensi energi terbarukan, seperti panas bumi dan angin, yang melimpah di Indonesia.
  • Transportasi Berkelanjutan: Promosi mobil listrik dan infrastruktur pengisian daya yang ramah lingkungan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.

Monetisasi dari dekarbonisasi adalah kunci bagi Indonesia untuk tidak hanya memenuhi komitmen internasional seperti Perjanjian Paris, tetapi juga untuk mengambil keuntungan dari peluang ekonomi baru dalam ekonomi berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat, termasuk investasi dalam energi terbarukan, efisiensi energi, dan infrastruktur hijau, Indonesia dapat membangun masa depan yang lebih bersih dan lebih berkelanjutan, sambil menjaga daya dukung lingkungan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia dan ekosistem bumi.

Success Story: Monetisasi dari Dekarbonisasi untuk Memenuhi Target Kesepakatan Internasional seperti Perjanjian Paris

Dekarbonisasi, sebagai bagian penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim, menjadi semakin krusial dalam mencapai target internasional yang diatur dalam Perjanjian Paris. Perjanjian ini bertujuan untuk membatasi kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat Celsius dari level pra-industri, serta berupaya untuk mencapai penurunan hingga 1,5 derajat Celsius. Berikut adalah studi kasus tentang bagaimana beberapa entitas telah berhasil memonetisasi dekarbonisasi untuk mencapai tujuan ini:

Tesla Inc.: Memimpin Revolusi Mobil Listrik

Deskripsi Perusahaan: Tesla Inc., yang dipimpin oleh Elon Musk, telah menjadi pionir dalam industri mobil listrik dan energi terbarukan. Perusahaan ini tidak hanya fokus pada menciptakan mobil listrik yang inovatif, tetapi juga mengintegrasikan solusi energi terbarukan seperti baterai penyimpanan energi dan panel surya untuk rumah.

Success Story:

  1. Inovasi Teknologi: Tesla telah mengembangkan teknologi baterai yang lebih efisien dan lebih murah, menjadikan mobil listrik mereka lebih kompetitif dalam pasar global.
  2. Pengurangan Emisi: Dengan menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil dengan mobil listrik, Tesla telah berhasil mengurangi jutaan ton CO2 setiap tahunnya.
  3. Monetisasi Kredit Karbon: Tesla aktif dalam menjual kredit karbon yang dihasilkan dari pengurangan emisi kendaraan mereka kepada perusahaan lain yang memerlukan untuk memenuhi kewajiban emisi mereka.
  4. Pendapatan dari Penjualan Mobil Listrik: Selain dari penjualan kredit karbon, Tesla juga mengalami pertumbuhan signifikan dalam pendapatan mereka dari penjualan mobil listrik, menunjukkan bahwa bisnis berkelanjutan dapat menguntungkan secara finansial.

PLN (Persero): Transformasi Energi Bersih di Indonesia

Deskripsi Perusahaan: PT PLN (Persero) adalah perusahaan listrik milik negara Indonesia yang bertanggung jawab atas penyediaan listrik di seluruh wilayah Indonesia.

Success Story:

  1. Investasi dalam Energi Terbarukan: PLN telah mengambil langkah signifikan dalam menginvestasikan sumber daya dan infrastruktur untuk pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan hidro di Indonesia.
  2. Pengurangan Emisi: Dengan beralih dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil ke energi terbarukan, PLN telah berkontribusi signifikan dalam pengurangan emisi CO2 di Indonesia.
  3. Pengembangan Infrastruktur: PLN juga aktif dalam membangun infrastruktur untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik dan pengisian daya di Indonesia, menciptakan lingkungan yang ramah terhadap mobil listrik.
  4. Kemitraan Internasional: PLN telah menjalin kemitraan dengan lembaga internasional dan perusahaan energi global untuk mendukung transformasi energi bersih di Indonesia, termasuk dalam hal monetisasi dan implementasi teknologi dekarbonisasi.

Kedua studi kasus ini menunjukkan bahwa monetisasi dari dekarbonisasi bukan hanya memungkinkan untuk memenuhi target kesepakatan internasional seperti Perjanjian Paris, tetapi juga dapat menghasilkan keuntungan ekonomi yang signifikan. Dengan inovasi teknologi, investasi yang tepat dalam energi terbarukan, dan kolaborasi yang kuat antara sektor publik dan swasta, perusahaan-perusahaan seperti Tesla dan PLN telah membuktikan bahwa transisi ke ekonomi rendah karbon dapat menjadi motor pertumbuhan baru yang berkelanjutan dan menguntungkan.

Monetisasi dari dekarbonisasi tidak hanya tentang melindungi lingkungan kita dari dampak perubahan iklim yang semakin memburuk, tetapi juga tentang menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh dunia.

Peluang Indonesia dalam Monetisasi dari Dekarbonisasi untuk Memenuhi Target Kesepakatan Internasional seperti Perjanjian Paris

Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan ekonomi yang sedang berkembang pesat, memiliki potensi yang signifikan untuk mengambil keuntungan dari dekarbonisasi untuk memenuhi target kesepakatan internasional seperti Perjanjian Paris. Tujuan utama dari Perjanjian Paris adalah untuk membatasi kenaikan suhu global rata-rata di bawah 2 derajat Celsius, dengan upaya untuk mencapai penurunan hingga 1,5 derajat Celsius. Untuk mencapai tujuan ini, monetisasi dari dekarbonisasi dapat menjadi strategi yang efektif untuk Indonesia. Berikut adalah beberapa peluang yang dapat dieksplorasi oleh Indonesia dalam hal ini:

1. Energi Terbarukan

Potensi Indonesia: Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk sinar matahari, angin, dan sumber energi terbarukan lainnya. Pemanfaatan sumber daya ini untuk menghasilkan energi terbarukan dapat menjadi salah satu cara terbaik untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Peluang Monetisasi:

  • Investasi dalam Pembangkit Listrik Terbarukan: Indonesia dapat mengembangkan lebih banyak proyek pembangkit listrik tenaga surya, angin, hidro, dan biomassa untuk menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
  • Pengembangan Proyek Berbasis Masyarakat: Melibatkan komunitas lokal dalam proyek energi terbarukan dapat meningkatkan kesejahteraan lokal sambil mengurangi emisi.

2. Pengelolaan Hutan dan Lahan Basah

Potensi Indonesia: Hutan dan lahan basah Indonesia adalah penyimpan karbon alami yang penting. Upaya untuk menghentikan deforestasi dan mendukung rehabilitasi lahan basah tidak hanya akan membantu dalam pelestarian biodiversitas, tetapi juga dalam mengurangi emisi karbon.

Peluang Monetisasi:

  • Penjualan Kredit Karbon: Indonesia dapat menghasilkan kredit karbon dari proyek-proyek pelestarian hutan dan lahan basah, yang dapat dijual di pasar karbon internasional.
  • Pendanaan Global untuk Konservasi: Mendapatkan dukungan finansial dari lembaga internasional untuk proyek-proyek pelestarian hutan dan lahan basah.

3. Transportasi Berkelanjutan

Potensi Indonesia: Indonesia memiliki tingkat urbanisasi yang tinggi dan pertumbuhan kendaraan bermotor yang cepat. Pembaruan transportasi untuk mengurangi emisi, seperti promosi kendaraan listrik dan transportasi publik yang ramah lingkungan, dapat mengurangi emisi sektor transportasi.

Peluang Monetisasi:

  • Insentif untuk Kendaraan Bersih: Pemberian insentif, seperti pembebasan pajak atau subsidi untuk pembelian kendaraan listrik.
  • Pengembangan Infrastruktur Pengisian Daya: Investasi dalam infrastruktur pengisian daya yang memadai untuk kendaraan listrik.

4. Efisiensi Energi

Potensi Indonesia: Peningkatan efisiensi energi di berbagai sektor ekonomi dapat mengurangi konsumsi energi secara keseluruhan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Peluang Monetisasi:

  • Program Efisiensi Energi: Mengimplementasikan kebijakan dan program untuk meningkatkan efisiensi energi di industri, sektor bangunan, dan rumah tangga.
  • Kemitraan dengan Swasta: Menarik investasi dari sektor swasta untuk proyek-proyek efisiensi energi.

Implementasi dan Tantangan

Tantangan:

  • Keterbatasan Finansial: Dibutuhkan investasi besar untuk mengembangkan infrastruktur dan teknologi dekarbonisasi.
  • Kebijakan dan Regulasi: Diperlukan kerangka kerja kebijakan yang jelas dan konsisten untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon.
  • Kesadaran dan Pendidikan: Pendidikan masyarakat tentang manfaat dekarbonisasi dan peran masing-masing dalam menjaga lingkungan.

Solusi:

  • Kemitraan Publik-Swasta: Mendorong kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga internasional untuk mendukung investasi dalam dekarbonisasi.
  • Pendidikan dan Pelatihan: Meningkatkan kesadaran masyarakat dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam teknologi hijau.
  • Pengembangan Kapasitas: Memperkuat kapasitas institusi untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan memantau kebijakan dekarbonisasi.

Indonesia memiliki potensi besar untuk memonetisasi dekarbonisasi dengan mengambil langkah-langkah strategis dalam pengembangan energi terbarukan, pengelolaan hutan dan lahan basah, transportasi berkelanjutan, dan efisiensi energi. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat internasional, Indonesia dapat berkontribusi secara signifikan dalam mencapai tujuan global untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius sesuai dengan komitmen dalam Perjanjian Paris.

Daftar Pustaka

International Emissions Trading Association (IETA). (2021). Carbon Pricing. Diakses dari: IETA

International Renewable Energy Agency (IRENA). (2021). Renewable Energy Statistics 2021. Diakses dari: IRENA

Ministry of Environment and Forestry of Indonesia. (2020). Indonesia's Climate Commitments and Actions. Diakses dari: MoEF

PT PLN (Persero). (2024). Annual Report. Diakses dari: PLN Persero

Tesla Inc. (2024). Annual Report. Diakses dari: Tesla Investor Relations

United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). (2015). Paris Agreement - Status of Ratification. Diakses dari: UNFCCC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun