Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature

Monetisasi Dekarbonisasi(2): Peluang Indonesia dari Energi

23 Juni 2024   06:00 Diperbarui: 23 Juni 2024   06:09 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Monetisasi Dekarbonisasi Energi: Memanfaatkan Energi Terbarukan untuk Masa Depan Ekonomi Berkelanjutan

Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2) dari pembakaran bahan bakar fosil, adalah penyebab utama pemanasan global. Untuk mengatasi masalah ini, dekarbonisasi sektor energi menjadi sangat penting. 

Dekarbonisasi energi mengacu pada proses mengurangi emisi karbon melalui peningkatan efisiensi energi dan transisi ke sumber energi terbarukan seperti energi surya, angin, hidro, dan biomassa. Proses ini tidak hanya bertujuan untuk melindungi lingkungan, tetapi juga memiliki potensi besar untuk monetisasi, yang dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.

Dekarbonisasi Energi: Potensi Ekonomi dan Keberlanjutan

Sumber Energi Terbarukan

  1. Energi Surya: Pemanfaatan energi matahari melalui panel surya dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan harga teknologi yang terus menurun, energi surya menjadi pilihan yang semakin ekonomis. Menurut laporan International Renewable Energy Agency (IRENA), biaya listrik dari tenaga surya telah turun sebesar 82% sejak 2010.
  2. Energi Angin: Turbin angin, baik di darat maupun lepas pantai, menghasilkan listrik dengan biaya yang semakin kompetitif. Energi angin memiliki potensi besar, terutama di negara-negara dengan garis pantai yang panjang atau dataran luas yang berangin.
  3. Energi Hidro: Pemanfaatan tenaga air melalui bendungan dan pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber energi terbarukan yang stabil dan dapat diandalkan. Selain menghasilkan listrik, proyek hidro juga dapat menyediakan manfaat tambahan seperti pengendalian banjir dan irigasi.
  4. Biomassa: Energi yang dihasilkan dari bahan organik seperti sisa tanaman, limbah pertanian, dan kotoran hewan dapat menjadi sumber energi terbarukan yang signifikan. Biomassa tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga menghasilkan energi bersih.

Monetisasi Dekarbonisasi

Instrumen Ekonomi untuk Monetisasi

  1. Cap and Trade: Sistem perdagangan emisi (cap and trade) menetapkan batas emisi yang diizinkan dan memungkinkan perusahaan untuk membeli dan menjual izin emisi. Perusahaan yang berhasil mengurangi emisi mereka dapat menjual sisa izin mereka, menciptakan insentif finansial untuk mengurangi emisi. Sistem ini telah diterapkan di Uni Eropa melalui European Union Emissions Trading System (EU ETS).
  2. Carbon Tax: Penerapan pajak karbon memberikan harga pada emisi CO2, mendorong perusahaan untuk mengurangi emisi mereka dan berinvestasi dalam teknologi bersih. Pajak karbon juga dapat menjadi sumber pendapatan pemerintah yang dapat diinvestasikan kembali dalam proyek energi terbarukan.
  3. Offset Karbon: Proyek pengurangan emisi, seperti reforestasi atau pengembangan energi terbarukan, dapat menghasilkan kredit karbon yang dapat diperdagangkan. Perusahaan dapat membeli kredit ini untuk mengimbangi emisi mereka, memberikan nilai ekonomi pada upaya pengurangan emisi.

Manfaat Ekonomi

  1. Penciptaan Lapangan Kerja: Transisi ke energi terbarukan menciptakan lapangan kerja baru di sektor-sektor seperti manufaktur, instalasi, dan pemeliharaan teknologi energi terbarukan. Menurut IRENA, sektor energi terbarukan dapat menciptakan hingga 42 juta pekerjaan pada tahun 2050.
  2. Pertumbuhan Ekonomi: Investasi dalam infrastruktur energi terbarukan dapat memicu pertumbuhan ekonomi, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya kurang berkembang. Proyek-proyek ini dapat menarik investasi asing dan domestik, serta mendorong inovasi teknologi.
  3. Pengurangan Biaya Energi: Meskipun investasi awal dalam energi terbarukan bisa tinggi, biaya operasionalnya biasanya lebih rendah daripada bahan bakar fosil. Ini dapat mengurangi biaya energi jangka panjang bagi konsumen dan perusahaan.

Tantangan dan Solusi

Meskipun potensinya besar, dekarbonisasi energi menghadapi beberapa tantangan:

  1. Investasi Awal yang Tinggi: Membangun infrastruktur energi terbarukan memerlukan investasi awal yang besar. Solusinya adalah melalui insentif pemerintah seperti subsidi dan kredit pajak untuk energi terbarukan, serta kemitraan publik-swasta.
  2. Intermitensi Sumber Terbarukan: Sumber energi seperti angin dan matahari bersifat intermittensi, yang berarti tidak selalu tersedia. Teknologi penyimpanan energi, seperti baterai dan sistem grid pintar, dapat membantu mengatasi masalah ini.
  3. Kendala Regulasi: Regulasi yang kompleks dan bervariasi antar negara dapat menghambat investasi dalam energi terbarukan. Harmonisasi regulasi dan penyederhanaan proses perizinan dapat meningkatkan investasi dan implementasi proyek energi terbarukan.

Monetisasi dekarbonisasi energi adalah strategi kunci dalam mengatasi perubahan iklim dan memanfaatkan peluang ekonomi dari transisi ke energi terbarukan. Dengan instrumen ekonomi yang tepat, seperti cap and trade, pajak karbon, dan offset karbon, serta dukungan pemerintah dan investasi dalam teknologi, dekarbonisasi dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang signifikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun