2. Biaya Tinggi untuk Memenuhi Persyaratan Regulasi
A. Biaya Perizinan dan Lisensi: UMKM harus mengeluarkan biaya yang signifikan untuk mendapatkan perizinan dan lisensi yang diperlukan. Biaya ini bisa menjadi beban berat bagi UMKM, terutama bagi yang memiliki modal terbatas.
B. Biaya Kepatuhan: Selain biaya perizinan, UMKM juga harus menanggung biaya untuk memenuhi berbagai persyaratan regulasi, seperti standar keselamatan, kesehatan, dan lingkungan. Biaya-biaya ini mencakup audit, sertifikasi, dan pemenuhan persyaratan teknis lainnya.
3. Ketidakpastian dan Inkonsistensi dalam Regulasi
A. Perubahan Kebijakan yang Sering: Regulasi dan kebijakan yang sering berubah menciptakan ketidakpastian bagi UMKM. Ketidakpastian ini membuat perencanaan jangka panjang menjadi sulit dan meningkatkan risiko usaha.
B. Inkonsistensi Penegakan Regulasi: Penegakan regulasi yang tidak konsisten dapat menyebabkan ketidakadilan dan membuka peluang untuk praktik korupsi. Hal ini menciptakan lingkungan usaha yang tidak adil dan menambah beban bagi UMKM.
4. Kurangnya Transparansi dan Akses Informasi
A. Kurangnya Informasi yang Jelas: Banyak UMKM kesulitan mendapatkan informasi yang jelas dan lengkap tentang persyaratan regulasi yang harus dipenuhi. Kurangnya transparansi dalam proses perizinan dan regulasi membuat UMKM rentan terhadap sanksi dan denda.
B. Komunikasi yang Tidak Efektif: Komunikasi antara pemerintah dan UMKM sering kali tidak efektif, sehingga UMKM tidak mendapatkan dukungan dan bimbingan yang diperlukan untuk mematuhi regulasi.
5. Regulasi yang Tidak Proporsional
A. Standar yang Sama untuk Semua Usaha: Banyak regulasi yang diterapkan secara kaku dan tidak memperhitungkan kapasitas dan karakteristik unik UMKM. Persyaratan yang sama diberlakukan baik untuk perusahaan besar maupun UMKM, yang sering kali tidak adil dan membebani UMKM.