Latar Belakang Sanksi
Rusia
Sanksi terhadap Rusia diberlakukan sebagai respons terhadap berbagai tindakan yang dianggap melanggar hukum internasional, termasuk:
- Aneksasi Crimea (2014): Rusia menganeksasi Crimea dari Ukraina, yang menyebabkan kecaman internasional dan sanksi dari AS dan Uni Eropa.
- Keterlibatan dalam Konflik di Ukraina Timur: Rusia diduga mendukung separatis di Ukraina Timur dengan menyediakan senjata, pelatihan, dan dukungan logistik.
- Campur Tangan dalam Pemilihan AS (2016): Intelijen AS menyimpulkan bahwa Rusia melakukan campur tangan dalam pemilihan presiden AS 2016.
Korea Utara
Sanksi terhadap Korea Utara diberlakukan terutama karena:
- Program Senjata Nuklir dan Balistik: Korea Utara terus mengembangkan program senjata nuklir dan rudal balistik yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
- Pelanggaran Hak Asasi Manusia: Rezim Kim Jong-un dikenal karena tindakannya yang brutal terhadap rakyatnya sendiri.
Implikasi Ekonomi Sanksi terhadap Rusia
1. Penurunan Pertumbuhan Ekonomi
Sanksi telah menghambat pertumbuhan ekonomi Rusia dengan membatasi akses ke pasar keuangan internasional dan teknologi canggih. Sektor energi, yang merupakan tulang punggung ekonomi Rusia, sangat terpukul. Pembatasan pada ekspor teknologi energi dan peralatan eksplorasi menyebabkan penurunan produksi dan investasi. Menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Rusia melambat dari 2,5% pada tahun 2013 menjadi 0,6% pada tahun 2014 dan mengalami kontraksi sebesar 2,8% pada tahun 2015.
2. Inflasi dan Depresiasi Mata Uang
Sanksi menyebabkan depresiasi tajam rubel Rusia. Pada akhir 2014, rubel kehilangan hampir separuh nilainya terhadap dolar AS, yang memicu lonjakan inflasi. Inflasi tahunan mencapai puncaknya pada 15% pada tahun 2015, meningkatkan biaya hidup dan memperburuk kemiskinan di Rusia.
3. Penurunan Investasi Asing