Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Paradoks LPG dan LNG

16 Juni 2024   16:03 Diperbarui: 16 Juni 2024   16:14 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untuk mengurangi ketergantungan pada impor LPG, beberapa langkah strategis dapat diambil:

  1. Pengembangan Infrastruktur Pemrosesan LPG: Pemerintah dan sektor swasta perlu berinvestasi dalam pembangunan fasilitas pemrosesan LPG untuk meningkatkan kapasitas produksi domestik. Pengembangan infrastruktur ini akan membantu memenuhi permintaan LPG dalam negeri.
  2. Diversifikasi Sumber Energi: Diversifikasi sumber energi dengan mengembangkan energi terbarukan dan alternatif lain dapat mengurangi ketergantungan pada LPG. Ini termasuk penggunaan biogas, energi surya, dan sumber energi lain untuk keperluan rumah tangga.
  3. Peningkatan Teknologi dan Investasi: Peningkatan teknologi dalam pemrosesan gas alam dan investasi dalam fasilitas produksi LPG akan membantu meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi. Kerjasama dengan negara-negara penghasil LPG dan perusahaan teknologi energi juga dapat membantu transfer teknologi dan peningkatan kapasitas.

Paradoks ekspor LNG dan impor LPG di Indonesia disebabkan oleh perbedaan dalam komposisi dan penggunaan kedua jenis gas ini, serta keterbatasan infrastruktur dan teknologi dalam negeri. Meskipun Indonesia memiliki cadangan gas alam yang melimpah, infrastruktur yang ada lebih mendukung produksi dan ekspor LNG daripada pemrosesan LPG. Untuk mengurangi ketergantungan pada impor LPG, diperlukan pengembangan infrastruktur pemrosesan LPG, diversifikasi sumber energi, serta peningkatan teknologi dan investasi. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat mengoptimalkan sumber daya gas alamnya untuk memenuhi kebutuhan energi domestik dan meningkatkan kemandirian energi.

Daftar Pustaka

  1. Badan Pusat Statistik. (2023). "Statistik Energi Indonesia."
  2. International Energy Agency. (2023). "Global Energy Review."
  3. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. (2023). "Laporan Tahunan Energi dan Sumber Daya Mineral."
  4. Pertamina. (2023). "Laporan Kinerja Tahunan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun