Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asian Values "vs" ASEAN Values: Perspektif Ilmu Ekonomi

13 Juni 2024   10:33 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:42 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Konsep nilai-nilai Asia dan nilai-nilai ASEAN seringkali menjadi topik perdebatan di kalangan akademisi dan pembuat kebijakan. Walaupun kedua konsep ini memiliki akar budaya yang kuat, penerapannya dalam konteks ekonomi memiliki implikasi yang signifikan. Disini Kita akan mengeksplorasi perbedaan dan persamaan antara nilai-nilai Asia dan nilai-nilai ASEAN dari sudut pandang ekonomi, serta bagaimana hal ini mempengaruhi perkembangan ekonomi di kawasan Asia Tenggara.

Nilai-Nilai Asia

Nilai-nilai Asia umumnya merujuk pada kumpulan norma dan etika yang dipegang oleh masyarakat di negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara. Nilai-nilai ini sering kali mencakup hierarki, kolektivisme, kerja keras, dan keharmonisan sosial. Sebagai contoh, di Jepang dan Korea Selatan, nilai kerja keras dan loyalitas kepada perusahaan sangat ditekankan, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi pesat di kedua negara tersebut selama dekade 1980-an dan 1990-an (Fukuyama, 1995).

Di sisi lain, dalam konteks ekonomi, nilai-nilai ini juga mendorong stabilitas sosial yang penting untuk investasi jangka panjang. Hierarki yang jelas dan kolektivisme dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi dan output ekonomi. Namun, terlalu menekankan hierarki dan kolektivisme juga bisa menghambat inovasi dan kreativitas yang diperlukan dalam ekonomi modern yang semakin berbasis pengetahuan (Hofstede, 2001).

Nilai-Nilai ASEAN

Sementara nilai-nilai Asia lebih bersifat umum, nilai-nilai ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) lebih spesifik dan dikembangkan dalam konteks kerja sama regional. Nilai-nilai ASEAN mencakup prinsip non-intervensi, keputusan berdasarkan konsensus, dan penghormatan terhadap kedaulatan nasional. Nilai-nilai ini dibentuk untuk menciptakan kerjasama yang harmonis di antara negara-negara anggota yang memiliki latar belakang budaya, politik, dan ekonomi yang beragam (Severino, 2006).

Dalam konteks ekonomi, nilai-nilai ASEAN mempromosikan integrasi ekonomi regional yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antar negara anggota. Salah satu inisiatif utama adalah pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, yang bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang terintegrasi di kawasan ini (ASEAN Secretariat, 2015).

Perbandingan dan Implikasi Ekonomi

  1. Hierarki dan Kolektivisme vs. Konsensus dan Non-Intervensi
    • Nilai-nilai Asia yang menekankan hierarki dan kolektivisme dapat meningkatkan efisiensi internal perusahaan namun bisa menghambat inovasi. Sebaliknya, pendekatan konsensus ASEAN meskipun dapat memperlambat proses pengambilan keputusan, tetapi memastikan bahwa semua pihak memiliki suara dan kepentingan mereka dipertimbangkan, yang penting untuk kestabilan regional (Ramesh, 2003).
  2. Kerja Keras dan Loyalitas vs. Kedaulatan dan Kesetaraan
    • Nilai kerja keras dan loyalitas dalam nilai-nilai Asia dapat mendorong produktivitas individual dan organisasi. Sementara itu, penekanan ASEAN pada kedaulatan dan kesetaraan memastikan bahwa setiap negara anggota memiliki otonomi dalam kebijakan ekonominya, yang bisa mengakomodasi kepentingan nasional dalam kerangka kerjasama regional (Acharya, 2001).
  3. Harmonisasi Sosial vs. Integrasi Ekonomi
    • Harmonisasi sosial dalam nilai-nilai Asia berkontribusi pada stabilitas yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Di sisi lain, integrasi ekonomi yang dipromosikan oleh nilai-nilai ASEAN bertujuan untuk menciptakan sinergi ekonomi di antara negara-negara anggota, yang dapat meningkatkan daya saing regional di pasar global (ASEAN Secretariat, 2015).

Data Ekonomi dan Analisis

Menurut laporan ASEAN Investment Report 2020, total investasi asing langsung (Foreign Direct Investment, FDI) ke ASEAN mencapai USD 160 miliar pada tahun 2019, menunjukkan daya tarik kawasan ini sebagai tujuan investasi yang stabil dan menguntungkan (ASEAN Secretariat, 2020). Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai ASEAN yang mempromosikan stabilitas dan integrasi ekonomi berhasil menarik investasi yang signifikan.

Di sisi lain, data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa negara-negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan terus memimpin dalam hal inovasi dan teknologi, yang didorong oleh budaya kerja keras dan loyalitas yang kuat (World Bank, 2020).

Matriks Perbandingan

Aspek

Nilai-Nilai Asia

Nilai-Nilai ASEAN

Pengambilan Keputusan

Hierarki, kolektivisme

Konsensus, non-intervensi

Fokus Ekonomi

Produktivitas internal, loyalitas

Integrasi ekonomi regional, stabilitas

Stabilitas Sosial

Harmonisasi sosial

Penghormatan terhadap kedaulatan nasional

Inovasi

Terbatas oleh hierarki

Meningkatkan melalui kerjasama regional

Investasi

Stabilitas internal

Daya tarik investasi asing

Nilai-nilai Asia dan nilai-nilai ASEAN menawarkan kerangka kerja yang berbeda namun saling melengkapi dalam konteks pembangunan ekonomi. Sementara nilai-nilai Asia menekankan pada efisiensi internal dan stabilitas sosial, nilai-nilai ASEAN berfokus pada integrasi regional dan kestabilan politik. Keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan yang unik, dan penerapan yang bijak dari kedua set nilai ini dapat memaksimalkan potensi ekonomi di kawasan Asia dan Asia Tenggara.

Daftar Pustaka

  • Acharya, A. (2001). Constructing a Security Community in Southeast Asia: ASEAN and the Problem of Regional Order. Routledge.
  • ASEAN Secretariat. (2015). ASEAN Economic Community Blueprint 2025. Jakarta: ASEAN Secretariat.
  • ASEAN Secretariat. (2020). ASEAN Investment Report 2020: Investing in Industry 4.0. Jakarta: ASEAN Secretariat.
  • Fukuyama, F. (1995). Trust: The Social Virtues and the Creation of Prosperity. Free Press.
  • Hofstede, G. (2001). Culture's Consequences: Comparing Values, Behaviors, Institutions and Organizations Across Nations. Sage Publications.
  • Ramesh, M. (2003). Economic Globalization and Asia: Essays on Finance, Trade and Taxation. Routledge.
  • Severino, R. C. (2006). Southeast Asia in Search of an ASEAN Community: Insights from the Former ASEAN Secretary-General. Institute of Southeast Asian Studies.
  • World Bank. (2020). World Development Indicators. Washington, D.C.: World Bank.

Appendiks

Appendiks A: Data Investasi FDI di ASEAN (2015-2019)

Tahun

Total FDI (USD Miliar)

2015

118

2016

123

2017

137

2018

149

2019

160

Appendiks B: Indeks Inovasi Global untuk Negara-Negara Asia Timur (2020)

Negara

Peringkat Global

Indeks Inovasi

Jepang

13

57.70

Korea Selatan

10

59.64

Singapura

8

61.57

Disini menggambarkan bagaimana nilai-nilai budaya dan regional mempengaruhi kebijakan dan kinerja ekonomi di Asia dan ASEAN. Dengan memahami kedua set nilai ini, para pembuat kebijakan dan pemimpin bisnis dapat mengambil keputusan yang lebih informasional dan strategis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun