Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Supaya Kita Swasembada Beras Lagi

12 Juni 2024   03:57 Diperbarui: 12 Juni 2024   04:02 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Swasembada beras merupakan tujuan yang kompleks dan memerlukan pendekatan multifaset. Dari perspektif ekonomi, upaya mencapai swasembada beras harus mencakup peningkatan produktivitas, diversifikasi pertanian, dan reformasi kebijakan yang tepat sasaran. Tantangan seperti fragmentasi lahan dan perubahan iklim juga perlu diatasi melalui inovasi dan adaptasi yang berkelanjutan. Dengan komitmen yang kuat dari semua pemangku kepentingan, Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan yang tidak hanya memastikan kestabilan ekonomi tetapi juga kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Swasembada beras merupakan cita-cita penting bagi negara agraris seperti Indonesia. Dalam konteks ekonomi, swasembada beras tidak hanya berkaitan dengan kemandirian pangan, tetapi juga dengan stabilitas ekonomi, peningkatan kesejahteraan petani, dan penguatan ketahanan pangan nasional. Dengan populasi yang terus bertambah, upaya mencapai swasembada beras menjadi semakin mendesak dan memerlukan strategi yang komprehensif.

Latar Belakang Ekonomi Swasembada Beras

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam upaya mencapai swasembada beras. Pada tahun 1984, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, namun sejak saat itu, berbagai tantangan menyebabkan ketergantungan kembali pada impor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi beras per kapita di Indonesia mencapai 109,96 kilogram per tahun pada 2022, menjadikan beras sebagai komoditas utama yang sangat mempengaruhi ekonomi nasional.

Faktor-faktor Penentu Swasembada Beras

Untuk mencapai swasembada beras, terdapat beberapa faktor penentu yang harus diperhatikan:

  1. Produktivitas Pertanian: Produktivitas pertanian merupakan kunci dalam mencapai swasembada beras. Produktivitas padi di Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebesar 5,15 ton per hektar. Peningkatan produktivitas ini bisa dicapai melalui penerapan teknologi pertanian, penggunaan varietas unggul, dan perbaikan sistem irigasi.
  2. Luas Lahan Pertanian: Lahan pertanian yang semakin menyempit akibat konversi lahan menjadi masalah besar. Pemerintah perlu melakukan upaya serius dalam melindungi lahan pertanian dan memastikan pemanfaatannya yang optimal.
  3. Sistem Irigasi: Efisiensi sistem irigasi sangat berpengaruh terhadap produktivitas padi. Dengan iklim yang tidak menentu, sistem irigasi yang baik dapat membantu petani dalam mengatur pola tanam dan menjaga stabilitas produksi.
  4. Kebijakan Pertanian: Kebijakan yang mendukung petani seperti subsidi pupuk, harga minimum pembelian pemerintah (HPP), dan program penyuluhan pertanian sangat penting dalam mencapai swasembada beras.

Tantangan dalam Mencapai Swasembada Beras

  1. Fragmentasi Lahan: Salah satu tantangan terbesar adalah fragmentasi lahan pertanian. Rata-rata kepemilikan lahan oleh petani kecil di Indonesia hanya sekitar 0,6 hektar. Konsolidasi lahan dapat meningkatkan efisiensi produksi.
  2. Perubahan Iklim: Perubahan iklim memberikan dampak negatif terhadap produktivitas pertanian. Kondisi cuaca yang tidak menentu dapat mengganggu pola tanam dan hasil panen. Adaptasi melalui penggunaan varietas tahan kekeringan dan peningkatan sistem irigasi sangat diperlukan.
  3. Ketergantungan pada Impor: Ketergantungan pada impor beras membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga global. Diversifikasi sumber impor dan peningkatan produksi dalam negeri menjadi solusi yang perlu diterapkan.

Strategi Mencapai Swasembada Beras

  1. Peningkatan Produktivitas Melalui Teknologi: Penggunaan teknologi modern seperti sistem pertanian presisi, drone untuk pemantauan lahan, dan aplikasi pemupukan yang efisien dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi.
  2. Penguatan Kelembagaan Pertanian: Pembentukan dan penguatan kelembagaan petani seperti koperasi dapat membantu meningkatkan bargaining power petani dan memperbaiki akses terhadap input pertanian dan pasar.
  3. Peningkatan Infrastruktur Pertanian: Investasi dalam infrastruktur pertanian seperti jalan desa, sistem irigasi, dan gudang penyimpanan hasil panen sangat penting untuk mendukung peningkatan produksi dan distribusi beras.
  4. Diversifikasi Pertanian: Diversifikasi tanaman selain beras dapat meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi risiko ketergantungan pada satu komoditas.

Mencapai swasembada beras adalah tantangan besar yang memerlukan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak. Dari perspektif ekonomi, fokus pada peningkatan produktivitas, perlindungan lahan pertanian, penguatan kelembagaan petani, dan kebijakan yang mendukung sangat diperlukan. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan yang akan memberikan dampak positif bagi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Daftar Pustaka

  1. Badan Pusat Statistik (BPS). (2022). "Statistik Pertanian Indonesia".
  2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (2023). "Diversifikasi Pertanian untuk Peningkatan Pendapatan Petani".
  3. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2021). "Kebijakan Pertanian dan Swasembada Pangan".

Appendiks

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun