Kenapa Generasi Z Lebih Susah Cari Kerja
Generasi Z-mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012-kini memasuki dunia kerja. Namun banyak dari mereka menghadapi tantangan yang signifikan dalam mencari pekerjaan. Kondisi ekonomi yang berubah, perkembangan teknologi dan pergeseran budaya kerja menjadi faktor-faktor yang berkontribusi pada kesulitan ini.Â
1. Perubahan Struktur Ekonomi
Dalam beberapa dekade terakhir ekonomi global telah mengalami pergeseran signifikan. Industri manufaktur-yang dulu menjadi tulang punggung banyak negara-kini beralih ke sektor jasa dan teknologi. Menurut laporan McKinsey & Company (2020); 25% dari pekerjaan yang ada saat ini kemungkinan besar akan otomatisasi dalam 15 tahun ke depan. Perubahan ini membuat banyak pekerjaan tradisional menghilang digantikan oleh peran yang membutuhkan keterampilan teknis tinggi yang tidak selalu dimiliki oleh lulusan baru.
2. Kesenjangan Keterampilan
Generasi Z tumbuh di era digital namun tidak semua dari mereka memiliki keterampilan teknis yang dibutuhkan oleh pasar kerja saat ini. Menurut laporan dari World Economic Forum (2020); keterampilan yang paling dibutuhkan di masa depan adalah keterampilan digital seperti pemrograman, analisis data dan manajemen proyek berbasis teknologi. Banyak institusi pendidikan belum mampu mengejar ketertinggalan dalam mempersiapkan siswa dengan keterampilan ini menyebabkan kesenjangan antara apa yang diajarkan dan apa yang dibutuhkan oleh industri.
3. Tingginya Persaingan Kerja
Jumlah lulusan perguruan tinggi terus meningkat sehingga persaingan untuk mendapatkan pekerjaan juga semakin ketat. Di Amerika Serikat misalnya, jumlah lulusan sarjana meningkat lebih dari dua kali lipat dalam tiga dekade terakhir (Bureau of Labor Statistics, 2020). Kondisi serupa terjadi di banyak negara lain termasuk Indonesia. Ketika semakin banyak orang yang memiliki kualifikasi akademik yang sama perusahaan memiliki lebih banyak pilihan yang membuat proses seleksi semakin kompetitif.
4. Ekspektasi Pekerjaan yang Tinggi
Generasi Z dikenal memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap karir mereka. Mereka mencari pekerjaan yang tidak hanya memberikan gaji yang baik tetapi juga lingkungan kerja yang mendukung, peluang pengembangan diri dan keseimbangan kehidupan kerja yang baik. Studi dari Deloitte (2021) menunjukkan bahwa 49% dari Generasi Z lebih memilih untuk tidak bekerja jika pekerjaan tersebut tidak sejalan dengan nilai-nilai pribadi mereka. Ekspektasi tinggi ini membuat mereka lebih selektif dalam mencari pekerjaan yang dapat memperpanjang proses pencarian kerja.
5. Dampak Pandemi COVID-19