Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

(R)evolusi Pemahaman Pancasila

1 Juni 2024   20:40 Diperbarui: 1 Juni 2024   20:47 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia telah melalui berbagai fase interpretasi dan implementasi sejak kelahirannya. Periode-periode seperti zaman Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7), Pendidikan Pendahuluan tentang Pancasila (P4), dan Badan Pembina Pancasila (BP4) menunjukkan dinamika pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila di masyarakat.

Zaman BP7

BP7 (Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) dibentuk pada masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. BP7 bertugas untuk mensosialisasikan Pancasila melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan, yang dikenal dengan sebutan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Pada masa ini, Pancasila diajarkan secara sistematis di berbagai institusi pendidikan dan melalui pelatihan-pelatihan bagi aparatur negara.

Pendekatan yang dilakukan oleh BP7 cenderung bersifat top-down, dengan penekanan kuat pada indoktrinasi dan keseragaman pemahaman. Pancasila ditempatkan sebagai alat legitimasi politik yang dominan, dan pengajaran P4 sering kali tidak memberikan ruang bagi interpretasi atau diskusi kritis. Walaupun demikian, BP7 berhasil menanamkan nilai-nilai Pancasila secara luas di masyarakat, meskipun dengan cara yang sangat terstruktur dan terkadang kaku.

Zaman P4

Pendidikan Pendahuluan tentang Pancasila (P4) adalah program yang lebih konkret dari upaya BP7 untuk mensosialisasikan Pancasila. P4 dirancang untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan formal dan non-formal. Program ini mencakup pelajaran khusus di sekolah-sekolah, pelatihan bagi pegawai negeri, dan berbagai kegiatan lainnya yang bertujuan untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Pada era P4, ada upaya lebih besar untuk mengaitkan Pancasila dengan kehidupan nyata. Namun, pendekatan yang digunakan masih didominasi oleh metode doktriner dan minim ruang untuk refleksi kritis. Meskipun demikian, program P4 cukup berhasil dalam menanamkan nilai-nilai dasar Pancasila pada generasi muda dan aparatur negara, meski sering kali hasilnya lebih pada pengetahuan teoritis daripada pengamalan praktis.

Zaman BP4

BP4 (Badan Pembina Pancasila) merupakan entitas yang lebih baru dan berbeda dari BP7. BP4 berfungsi untuk melakukan pembinaan dan pengkajian Pancasila dengan pendekatan yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perubahan zaman. BP4 tidak hanya fokus pada sosialisasi Pancasila melalui pendidikan formal, tetapi juga melalui berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat luas, termasuk diskusi, seminar, dan kegiatan kebudayaan.

Pendekatan BP4 lebih fleksibel dan membuka ruang bagi berbagai interpretasi dan aplikasi Pancasila sesuai dengan konteks sosial dan budaya yang berbeda. Hal ini menunjukkan evolusi dalam pemahaman dan penerapan Pancasila, di mana nilai-nilai dasar tetap sama tetapi cara penghayatan dan pengamalannya disesuaikan dengan dinamika masyarakat kontemporer.

Zaman BPIP

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) merupakan institusi yang lebih baru dan berperan sebagai penerus dari upaya pembinaan ideologi Pancasila. BPIP bertugas untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan Pancasila melalui pendekatan yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perubahan zaman. BPIP tidak hanya fokus pada sosialisasi Pancasila melalui pendidikan formal tetapi juga melalui berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat luas, termasuk diskusi, seminar, dan kegiatan kebudayaan.

Pendekatan BPIP lebih fleksibel dan membuka ruang bagi berbagai interpretasi dan aplikasi Pancasila sesuai dengan konteks sosial dan budaya yang berbeda. Hal ini menunjukkan evolusi dalam pemahaman dan penerapan Pancasila, di mana nilai-nilai dasar tetap sama tetapi cara penghayatan dan pengamalannya disesuaikan dengan dinamika masyarakat kontemporer. BPIP juga berupaya untuk merespons tantangan-tantangan baru seperti radikalisme dan intoleransi melalui penguatan nilai-nilai Pancasila yang inklusif dan toleran.

Revolusi atau Evolusi?

Melihat perjalanan pemahaman dan pengamalan Pancasila dari zaman BP7, P4, hingga BP4, tampak jelas adanya evolusi yang signifikan. Perubahan dari pendekatan doktriner dan sentralistik menuju pendekatan yang lebih inklusif dan adaptif menunjukkan transformasi bertahap dalam cara Pancasila dipahami dan diimplementasikan. Ini bukan sekedar revolusi yang mendadak, tetapi lebih merupakan evolusi yang alami dan sesuai dengan perubahan sosial, politik, dan budaya masyarakat Indonesia.

Perjalanan pemahaman dan pengamalan Pancasila dari zaman BP7, P4, hingga BP4 menggambarkan evolusi yang signifikan dalam cara nilai-nilai dasar ini dipahami dan diterapkan. Dari pendekatan yang sangat terstruktur dan doktriner pada era BP7 dan P4, hingga pendekatan yang lebih fleksibel dan inklusif pada era BP4, menunjukkan bagaimana Pancasila tetap relevan dengan konteks zaman yang terus berubah. Dengan demikian, evolusi pemahaman Pancasila ini memastikan bahwa nilai-nilai fundamental tetap hidup dan berdaya guna dalam membangun masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan beradab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun