Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tapera: "Wani Piro"

31 Mei 2024   18:39 Diperbarui: 31 Mei 2024   20:52 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dengan pendekatan ini, diharapkan pengelolaan dana Tapera bisa berjalan efisien, profesional, dan tetap menjaga kepercayaan serta kepentingan masyarakat sebagai prioritas utama.

Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) adalah inisiatif yang bertujuan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah hingga menengah memiliki rumah layak huni. Namun, dalam praktiknya, pengelolaan dana Tapera sering kali diwarnai oleh pertanyaan dan kecurigaan dari berbagai pihak, khususnya terkait transparansi dan akuntabilitas. Istilah "Wani Piro" menjadi simbol dari kekhawatiran masyarakat akan potensi penyalahgunaan dana dan korupsi.

Makna "Wani Piro"

"Wani Piro" adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang secara harfiah berarti "Berani Berapa". Ungkapan ini sering digunakan untuk menunjukkan adanya praktik suap atau korupsi, di mana seseorang menanyakan berapa besar uang yang berani ditawarkan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Dalam konteks Tapera, "Wani Piro" mencerminkan kekhawatiran masyarakat tentang kemungkinan adanya korupsi dan penyalahgunaan dana yang dikumpulkan dari peserta program.

Tantangan Transparansi dalam Pengelolaan Dana Tapera

  1. Potensi Penyalahgunaan Dana
    • Masalah: Kekhawatiran utama adalah bahwa dana Tapera bisa disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu untuk keuntungan pribadi.
    • Solusi: Membangun sistem audit yang ketat dan independen untuk mengawasi penggunaan dana. Pengawasan oleh lembaga eksternal dapat mengurangi potensi penyalahgunaan.
  2. Birokrasi yang Kompleks
    • Masalah: Proses birokrasi yang panjang dan berbelit-belit dapat membuka celah bagi praktik korupsi dan memperlambat pengelolaan dana.
    • Solusi: Simplifikasi proses birokrasi dengan memperkenalkan sistem digital yang transparan dan mudah diakses oleh semua pihak terkait.
  3. Kurangnya Transparansi Informasi
    • Masalah: Informasi tentang bagaimana dana Tapera dikelola sering kali tidak transparan atau sulit diakses oleh peserta.
    • Solusi: Menerapkan kebijakan keterbukaan informasi di mana laporan keuangan dan penggunaan dana dipublikasikan secara berkala dan mudah diakses oleh publik.
  4. Minimnya Partisipasi Masyarakat
    • Masalah: Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan pengelolaan dana dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan.
    • Solusi: Melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses pengawasan melalui forum-forum partisipatif dan pemberian akses terhadap informasi.

Upaya Meningkatkan Transparansi

  1. Penerapan Teknologi Blockchain
    • Teknologi blockchain dapat digunakan untuk menciptakan sistem pengelolaan dana yang transparan dan tidak dapat dimanipulasi. Setiap transaksi yang dilakukan dapat tercatat secara permanen dan dapat diaudit kapan saja.
  2. Pembentukan Badan Pengawas Independen
    • Pembentukan badan pengawas independen yang terdiri dari berbagai unsur masyarakat, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat untuk mengawasi pengelolaan dana Tapera.
  3. Keterbukaan Data dan Laporan Keuangan
    • Publikasi rutin laporan keuangan dan data penggunaan dana di situs resmi yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Ini termasuk detail tentang alokasi dana, investasi, dan hasil yang diperoleh.
  4. Edukasi dan Sosialisasi kepada Masyarakat
    • Melakukan edukasi dan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat mengenai cara kerja Tapera, hak dan kewajiban peserta, serta cara mengawasi penggunaan dana.
  5. Mekanisme Pengaduan yang Efektif
    • Menyediakan mekanisme pengaduan yang efektif dan mudah diakses oleh masyarakat untuk melaporkan dugaan penyalahgunaan dana. Setiap pengaduan harus ditindaklanjuti secara transparan.

Kekhawatiran tentang "Wani Piro" dalam pengelolaan dana Tapera mencerminkan tantangan besar dalam hal transparansi dan akuntabilitas. Untuk mengatasi ini, diperlukan upaya serius dan berkelanjutan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat. Dengan menerapkan teknologi modern seperti blockchain, membentuk badan pengawas independen, serta memastikan keterbukaan informasi, Tapera dapat dikelola dengan lebih transparan dan akuntabel. Upaya-upaya ini tidak hanya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap program Tapera, tetapi juga memastikan bahwa dana yang dikumpulkan benar-benar digunakan untuk tujuan yang mulia yaitu membantu masyarakat memiliki rumah layak huni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun