Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

KiwiSaver HomeStart Grand: Tapera a la NZ

29 Mei 2024   16:58 Diperbarui: 29 Mei 2024   17:08 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perumahan dan pemukiman di Selandia Baru telah mengalami perkembangan yang signifikan sepanjang sejarahnya, dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial, dan politik. Pada awalnya, pemukiman di Selandia Baru terutama terkonsentrasi di sekitar daerah pesisir, terutama di wilayah-wilayah di sekitar Wellington, Auckland, dan Christchurch. Hal ini disebabkan oleh keberadaan pelabuhan-pelabuhan yang penting untuk perdagangan, serta pertanian yang berkembang di daerah-daerah tersebut.

Pertumbuhan ekonomi yang pesat selama periode pasca-Perang Dunia II menyebabkan peningkatan urbanisasi dan permintaan akan perumahan yang lebih besar. Pemerintah Selandia Baru merespons dengan merancang kebijakan perumahan yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas perumahan bagi penduduk, termasuk pembangunan perumahan sosial dan program bantuan perumahan.

Namun, selama beberapa dekade terakhir, Selandia Baru menghadapi tantangan serius dalam sektor perumahan, termasuk krisis perumahan yang mencakup harga properti yang meningkat pesat dan kekurangan pasokan perumahan yang signifikan. Hal ini terutama terjadi di daerah-daerah perkotaan yang padat penduduk seperti Auckland, di mana harga properti telah melonjak secara dramatis, membuatnya sulit dijangkau bagi banyak keluarga berpenghasilan menengah dan rendah.

Pemerintah telah merespons dengan berbagai kebijakan dan inisiatif, termasuk pembangunan perumahan baru, pembaruan regulasi perumahan, dan program bantuan perumahan. Namun, tantangan-tantangan ini tetap menjadi fokus utama dalam agenda kebijakan pemerintah, dengan upaya terus dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas perumahan, meredakan tekanan harga, dan memastikan keberlanjutan sektor perumahan di masa depan.


Fenomena dan kondisi objektif perumahan dan pemukiman di Selandia Baru mencerminkan kompleksitas dalam hubungan antara permintaan dan pasokan perumahan, serta dampaknya terhadap ekonomi secara keseluruhan. Permintaan akan perumahan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan imigrasi, yang berkontribusi pada kenaikan harga properti yang cepat di beberapa daerah, terutama di wilayah metropolitan seperti Auckland dan Wellington (Statistics New Zealand, 2023). Kondisi ini menciptakan tantangan bagi masyarakat yang berpenghasilan menengah dan rendah untuk membeli rumah, serta meningkatkan risiko ketidaksetaraan akses terhadap perumahan yang layak.

Kekurangan pasokan perumahan baru juga menjadi faktor utama dalam fenomena perumahan di Selandia Baru. Pembangunan perumahan tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan, menyebabkan ketegangan antara penawaran dan permintaan yang berdampak pada kenaikan harga properti. Hal ini terutama terjadi di daerah-daerah metropolitan yang mengalami tekanan pertumbuhan yang tinggi, di mana pembatasan regulasi dan birokrasi dalam proses perizinan pembangunan juga berkontribusi pada lambatnya peningkatan pasokan perumahan (Ministry of Housing and Urban Development, 2023).

Tantangan lingkungan juga menjadi bagian dari fenomena perumahan di Selandia Baru. Peningkatan pembangunan perumahan dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan dan pemanfaatan lahan yang tidak berkelanjutan, terutama di daerah-daerah yang sensitif secara lingkungan seperti daerah pesisir dan perdesaan (Ministry for the Environment, 2022). Ini menciptakan kebutuhan untuk mempertimbangkan dampak ekologis dari pembangunan perumahan dan untuk mengembangkan strategi yang berkelanjutan dalam pengelolaan lahan dan lingkungan.

Secara keseluruhan, fenomena dan kondisi objektif perumahan di Selandia Baru menyoroti pentingnya pendekatan yang holistik dan terintegrasi dalam kebijakan perumahan. Hal ini mencakup upaya untuk meningkatkan pasokan perumahan yang memadai, mengatasi ketidaksetaraan akses, dan memastikan keberlanjutan lingkungan dalam pembangunan perumahan di masa depan.


Kondisi perumahan rakyat di Selandia Baru saat ini mencerminkan sejumlah tantangan dan dinamika yang perlu diperhatikan. Di satu sisi, harga properti terus meningkat secara signifikan, terutama di daerah metropolitan seperti Auckland, Wellington, dan Christchurch. Hal ini membuat rumah semakin tidak terjangkau bagi banyak keluarga berpenghasilan menengah dan rendah, meningkatkan risiko ketidaksetaraan akses terhadap perumahan yang layak (Statistics New Zealand, 2023). Di sisi lain, kekurangan pasokan perumahan baru tetap menjadi masalah serius, dengan pembangunan tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan. Terutama di daerah-daerah metropolitan yang mengalami tekanan pertumbuhan yang tinggi, pembatasan regulasi dan birokrasi dalam proses perizinan pembangunan juga berkontribusi pada lambatnya peningkatan pasokan perumahan (Ministry of Housing and Urban Development, 2023).

Selain itu, ketegangan antara penawaran dan permintaan perumahan juga mempengaruhi sektor penyewaan. Kenaikan harga properti telah mendorong kenaikan biaya sewa, menyulit bagi banyak orang untuk mendapatkan akses terhadap perumahan yang terjangkau, terutama bagi mereka yang bergantung pada penyewaan (Ministry for the Environment, 2022). Hal ini menciptakan risiko peningkatan tunawisma dan meningkatkan tekanan pada sistem dukungan sosial.

Di tengah tantangan ini, pemerintah Selandia Baru telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi krisis perumahan. Ini termasuk pembangunan perumahan sosial baru, reformasi regulasi perumahan, dan program bantuan perumahan untuk membantu pembeli rumah pertama kali. Namun, tantangan-tantangan tersebut tetap menjadi fokus utama dalam agenda kebijakan perumahan, dengan upaya terus dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas perumahan, meredakan tekanan harga, dan memastikan keberlanjutan sektor perumahan di masa depan.


Program KiwiSaver HomeStart Grant di Selandia Baru merupakan inisiatif pemerintah yang bertujuan untuk membantu individu yang ingin membeli rumah pertama mereka. Melalui program ini, anggota KiwiSaver yang memenuhi syarat dapat menerima bantuan keuangan berupa bantuan uang muka dan bantuan untuk biaya pembelian rumah.

Bantuan uang muka yang diberikan melalui program ini memungkinkan para penerima untuk lebih mudah mengumpulkan dana yang diperlukan untuk membeli rumah pertama mereka. Selain itu, bantuan untuk biaya pembelian rumah juga memberikan dukungan finansial tambahan yang dapat mengurangi beban keuangan yang terkait dengan pembelian properti.

Untuk memenuhi syarat untuk program ini, individu harus menjadi anggota KiwiSaver selama minimal tiga tahun dan telah berkontribusi setidaknya 3% dari pendapatan mereka ke dalam akun KiwiSaver selama periode tersebut. Program ini juga memiliki batasan pendapatan tahunan serta batasan harga properti yang memenuhi syarat untuk menerima bantuan.

Melalui KiwiSaver HomeStart Grant, pemerintah Selandia Baru berusaha untuk meningkatkan aksesibilitas kepemilikan rumah bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang berada di kelompok berpenghasilan menengah dan rendah. Dengan memberikan bantuan finansial kepada pembeli rumah pertama kali, diharapkan program ini dapat membantu mengatasi salah satu hambatan utama dalam membeli rumah dan meningkatkan tingkat kepemilikan rumah di negara tersebut.


Program KiwiSaver HomeStart Grant adalah inisiatif pemerintah Selandia Baru yang menyediakan bantuan keuangan kepada individu yang ingin membeli rumah pertama mereka. Program ini memberikan bantuan uang muka dan bantuan untuk biaya pembelian rumah kepada anggota KiwiSaver yang memenuhi syarat.

Latar belakang program ini bermula dari kesadaran akan tantangan yang dihadapi oleh banyak individu, terutama generasi muda, dalam membeli rumah pertama mereka di tengah kenaikan harga properti yang signifikan. Pemerintah Selandia Baru merespons dengan merancang program ini sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan aksesibilitas kepemilikan rumah bagi masyarakat.

Sejarah program KiwiSaver HomeStart Grant dimulai pada tahun 2015, ketika program ini pertama kali diperkenalkan sebagai bagian dari inisiatif pemerintah untuk merangsang pasar perumahan dan membantu pembeli rumah pertama kali. Sejak saat itu, program ini telah mengalami beberapa perubahan kebijakan dan penyempurnaan untuk meningkatkan efektivitasnya dalam memberikan bantuan kepada para penerima.

Perkembangan program ini terus berlanjut seiring dengan perubahan kondisi ekonomi dan kebutuhan masyarakat. Pemerintah terus melakukan evaluasi dan penyesuaian kebijakan untuk memastikan bahwa program ini tetap relevan dan efektif dalam mengatasi tantangan perumahan yang dihadapi oleh penduduk Selandia Baru.


Perumahan rakyat di Selandia Baru menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan, termasuk aksesibilitas harga, kekurangan pasokan, dan ketidaksetaraan akses. Berikut adalah gambaran umum tentang kondisi perumahan rakyat di Selandia Baru:

1. Aksesibilitas Harga

  • Harga Properti yang Tinggi: Harga properti di Selandia Baru telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama di wilayah metropolitan seperti Auckland dan Wellington. Hal ini membuat rumah semakin tidak terjangkau bagi banyak keluarga berpenghasilan menengah dan rendah.
  • Rasio Harga Pendapatan yang Tinggi: Rasio antara harga properti dan pendapatan juga tinggi, terutama di daerah perkotaan, sehingga sulit bagi banyak orang untuk membeli rumah.

2. Kekurangan Pasokan

  • Kurangnya Pembangunan Perumahan Baru: Selandia Baru menghadapi kekurangan pasokan perumahan baru yang signifikan, terutama di daerah metropolitan yang padat penduduk. Ini menjadi penyebab utama dari kenaikan harga properti yang cepat.
  • Peningkatan Permintaan: Pertumbuhan populasi, imigrasi, dan urbanisasi juga meningkatkan permintaan akan perumahan, meningkatkan tekanan pada pasokan yang sudah terbatas.

3. Ketidaksetaraan Akses

  • Kesenjangan Generasi: Semakin sulit bagi generasi muda untuk membeli rumah karena harga properti yang tinggi dan biaya hidup yang meningkat. Ini menciptakan kesenjangan antara generasi yang lebih tua yang telah memiliki rumah dan generasi muda yang kesulitan memasuki pasar perumahan.
  • Ketidaksetaraan Regional: Aksesibilitas perumahan juga bervariasi secara regional, dengan daerah perkotaan yang mengalami masalah lebih besar dibandingkan dengan daerah pedesaan.

4. Respons Kebijakan

  • Program Bantuan Perumahan: Pemerintah Selandia Baru telah mengimplementasikan sejumlah program bantuan perumahan, termasuk KiwiSaver HomeStart Grant, untuk membantu pembeli rumah pertama kali dan merangsang pembangunan perumahan baru.
  • Peningkatan Pasokan Perumahan: Pemerintah juga berupaya meningkatkan pasokan perumahan dengan merangsang pembangunan rumah baru dan menyediakan lebih banyak tanah untuk pembangunan.

5. Tantangan Masa Depan

  • Ketidakpastian Ekonomi: Ketidakpastian ekonomi, terutama akibat pandemi COVID-19, telah meningkatkan ketidakpastian di pasar perumahan, dengan beberapa orang mengalami kesulitan membayar hipotek atau sewa mereka.
  • Keseimbangan Lingkungan: Peningkatan pembangunan perumahan juga menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap lingkungan dan keberlanjutan, termasuk pemeliharaan lahan hijau dan peningkatan akses ke transportasi umum.

Kesimpulannya, kondisi perumahan rakyat di Selandia Baru mencerminkan tantangan yang kompleks dan multidimensi yang memerlukan solusi yang komprehensif dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat secara keseluruhan. Fokus pada peningkatan aksesibilitas, peningkatan pasokan perumahan, dan keberlanjutan lingkungan akan menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan untuk semua penduduk Selandia Baru.

KiwiSaver HomeStart Grant adalah sebuah program bantuan perumahan yang dirancang oleh pemerintah Selandia Baru untuk membantu anggota KiwiSaver membeli rumah pertama mereka. KiwiSaver adalah sebuah skema tabungan pensiun yang dikelola oleh pemerintah dan HomeStart Grant merupakan salah satu manfaat tambahan yang tersedia bagi para anggota yang memenuhi syarat.

Tujuan Program

  1. Meningkatkan Aksesibilitas Kepemilikan Rumah:
    • Program ini bertujuan untuk membantu individu dan keluarga dengan pendapatan menengah dan rendah dalam mengumpulkan uang muka yang diperlukan untuk membeli rumah pertama mereka.
  2. Merangsang Pasar Perumahan:
    • Dengan memberikan bantuan keuangan, program ini juga bertujuan untuk merangsang pasar perumahan dan meningkatkan jumlah pemilik rumah di Selandia Baru.

Kelayakan dan Syarat

  1. Keanggotaan KiwiSaver:
    • Pelamar harus telah menjadi anggota KiwiSaver selama minimal tiga tahun.
  2. Kontribusi KiwiSaver:
    • Pelamar harus telah berkontribusi setidaknya 3% dari pendapatan mereka ke KiwiSaver selama periode tersebut.
  3. Batas Pendapatan:
    • Terdapat batasan pendapatan tahunan untuk pelamar tunggal dan pasangan untuk memastikan bantuan ini ditargetkan pada mereka yang paling membutuhkan.
  4. Harga Properti:
    • Ada batas maksimum harga properti yang memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan ini, yang bervariasi berdasarkan wilayah untuk mencerminkan perbedaan harga properti di berbagai daerah.

Bentuk Bantuan

  1. Grant untuk Rumah Baru:
    • Bantuan hingga NZD 10,000 per orang untuk rumah baru atau untuk pembelian tanah untuk membangun rumah baru. Pasangan bisa mendapatkan hingga NZD 20,000.
  2. Grant untuk Rumah Lama:
    • Bantuan hingga NZD 5,000 per orang untuk rumah lama. Pasangan bisa mendapatkan hingga NZD 10,000.

Dampak Program

Peningkatan Kepemilikan Rumah:

  • Program ini telah membantu ribuan warga Selandia Baru untuk membeli rumah pertama mereka, meningkatkan tingkat kepemilikan rumah di kalangan penduduk berpendapatan menengah dan rendah.

Stimulasi Pembangunan Perumahan:

  • Dengan memberikan bantuan yang lebih besar untuk rumah baru, program ini juga merangsang pembangunan perumahan baru, membantu mengatasi kekurangan pasokan perumahan.

Fenomena dan Kondisi Objektif

  1. Tingkat Aksesibilitas:
    • Meskipun program ini telah membantu banyak pembeli rumah pertama kali, masih ada tantangan dalam aksesibilitas kepemilikan rumah karena harga properti yang terus meningkat.
  2. Kesenjangan Regional:
    • Dampak program ini bervariasi di berbagai wilayah, dengan daerah-daerah yang memiliki harga properti lebih tinggi seperti Auckland melihat kebutuhan yang lebih besar untuk bantuan perumahan.
  3. Partisipasi Anggota:
    • Menurut data dari Housing New Zealand, ribuan anggota KiwiSaver telah memanfaatkan HomeStart Grant setiap tahun, menunjukkan partisipasi yang signifikan dalam program ini.

Plus Minus KiwiSaver HomeStart Grant

Plus:

  1. Bantuan Uang Muka:
    • Membantu mengatasi salah satu hambatan terbesar dalam membeli rumah pertama, yaitu mengumpulkan uang muka.
  2. Dukungan untuk Rumah Baru:
    • Mendorong pembangunan perumahan baru yang sangat dibutuhkan di Selandia Baru.
  3. Aksesibilitas yang Lebih Baik:
    • Memberikan bantuan kepada mereka yang paling membutuhkan, terutama keluarga berpenghasilan menengah dan rendah.

Minus:

  1. Harga Properti yang Terus Naik:
    • Dampaknya bisa berkurang oleh kenaikan harga properti yang terus meningkat, membuat bantuan ini mungkin tidak cukup bagi beberapa pembeli.
  2. Batas Pendapatan dan Harga:
    • Keterbatasan pada pendapatan dan harga properti yang memenuhi syarat bisa membuat beberapa orang yang membutuhkan tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan.
  3. Ketergantungan pada Pasar Properti:
    • Program ini sangat bergantung pada kondisi pasar properti dan ekonomi secara keseluruhan, yang bisa mempengaruhi efektivitasnya.

Pelajaran dari KiwiSaver HomeStart Grant

  1. Pentingnya Bantuan Uang Muka:
    • Bantuan uang muka bisa menjadi instrumen yang efektif dalam meningkatkan kepemilikan rumah, terutama bagi pembeli rumah pertama kali.
  2. Fokus pada Pembangunan Perumahan Baru:
    • Memberikan insentif lebih besar untuk rumah baru bisa membantu mengatasi kekurangan perumahan dan merangsang pasar properti.
  3. Perluasan Program:
    • Untuk mengatasi kenaikan harga properti, program seperti ini mungkin perlu ditingkatkan atau diperluas agar tetap relevan dan efektif.
  4. Evaluasi dan Penyesuaian Kebijakan:
    • Kebijakan harus terus dievaluasi dan disesuaikan dengan kondisi pasar properti dan kebutuhan penduduk untuk memastikan efektivitasnya.

 Program KiwiSaver HomeStart Grant memiliki dampak yang signifikan terhadap perumahan rakyat di Selandia Baru. Berikut adalah beberapa pengaruh utamanya:

  1. Meningkatkan Aksesibilitas Kepemilikan Rumah: Program ini membantu meningkatkan aksesibilitas kepemilikan rumah bagi individu yang sebelumnya mungkin kesulitan mengumpulkan uang muka yang cukup besar untuk membeli rumah pertama mereka. Dengan memberikan bantuan uang muka dan bantuan untuk biaya pembelian rumah, program ini memberikan dorongan finansial yang signifikan bagi pembeli rumah pertama kali.
  2. Merangsang Pasar Perumahan: KiwiSaver HomeStart Grant juga berpotensi merangsang pasar perumahan dengan mendorong permintaan. Dengan memberikan bantuan finansial kepada para pembeli rumah pertama kali, program ini dapat meningkatkan aktivitas transaksi di pasar perumahan, yang pada gilirannya dapat merangsang pembangunan perumahan baru dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi sektor perumahan.
  3. Mengurangi Beban Keuangan: Bagi individu yang memenuhi syarat untuk menerima bantuan dari program ini, KiwiSaver HomeStart Grant dapat membantu mengurangi beban keuangan yang terkait dengan pembelian rumah. Dengan memiliki akses ke bantuan uang muka dan bantuan untuk biaya pembelian rumah, pembeli rumah pertama kali dapat merasa lebih aman secara finansial dan lebih mampu untuk membeli rumah yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
  4. Mendorong Peningkatan Keamanan Finansial: Memiliki rumah sendiri dapat memberikan keamanan finansial jangka panjang bagi individu dan keluarga mereka. Dengan memfasilitasi kepemilikan rumah bagi lebih banyak orang melalui program ini, Selandia Baru dapat membantu meningkatkan keamanan finansial masyarakatnya secara keseluruhan.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa dampak program ini juga dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi pasar perumahan regional, kebijakan perumahan lainnya, dan perubahan kondisi ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, evaluasi terus-menerus terhadap efektivitas program ini sangat penting untuk memastikan bahwa tujuan utamanya tercapai dan manfaatnya merata bagi masyarakat.

Program KiwiSaver HomeStart Grant di Selandia Baru memberikan beberapa pelajaran berharga yang dapat diambil untuk pembangunan kebijakan perumahan di negara lain. Berikut adalah beberapa pelajaran yang dapat dipetik:

  1. Meningkatkan Aksesibilitas Perumahan: Program ini menunjukkan pentingnya untuk menyediakan bantuan keuangan bagi mereka yang kesulitan untuk membeli rumah pertama kali. Meningkatkan aksesibilitas kepemilikan rumah adalah langkah kunci untuk mengurangi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi serta mempromosikan inklusi perumahan.
  2. Merangsang Pasar Perumahan: KiwiSaver HomeStart Grant memperlihatkan bagaimana bantuan finansial kepada pembeli rumah pertama kali dapat merangsang aktivitas pasar perumahan. Inisiatif serupa di negara lain dapat membantu meredakan tekanan harga properti dan merangsang pertumbuhan sektor perumahan.
  3. Pentingnya Evaluasi dan Penyesuaian: Program ini menekankan pentingnya evaluasi terus-menerus terhadap kebijakan perumahan untuk memastikan bahwa program tersebut efektif dan mencapai tujuan yang diinginkan. Penyesuaian kebijakan yang tepat waktu juga penting untuk mengakomodasi perubahan kondisi pasar dan kebutuhan masyarakat.
  4. Kolaborasi Antarlembaga: Keberhasilan program semacam ini memerlukan kerjasama antara berbagai lembaga pemerintah, termasuk kementerian perumahan, keuangan, dan sosial. Kolaborasi lintas sektoral adalah kunci untuk merancang dan melaksanakan program perumahan yang komprehensif dan efektif.
  5. Pendidikan Keuangan: Program ini menyoroti pentingnya pendidikan keuangan bagi masyarakat dalam hal perencanaan keuangan pribadi, termasuk manajemen dana dan persiapan untuk kepemilikan rumah. Pengetahuan keuangan yang lebih baik dapat membantu individu membuat keputusan yang lebih bijaksana terkait pembelian rumah.

Dengan memperhatikan pelajaran-pelajaran ini, negara-negara lain dapat merancang dan melaksanakan program perumahan yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan aksesibilitas perumahan bagi masyarakat mereka.

Referensi:

  • Housing New Zealand. (2023). "KiwiSaver HomeStart Grant Overview."
  • Ministry for the Environment. (2022). "State of the Environment Report."
  • Ministry of Housing and Urban Development. (2023). "Annual Report on KiwiSaver HomeStart Grant."
  • Ministry of Housing and Urban Development. (2023). "KiwiSaver HomeStart Grant Overview."
  • Ministry of Housing and Urban Development. (2023). "National Policy Statement on Urban Development."
  • Statistics New Zealand. (2023). "Housing Affordability Data."
  • Statistics New Zealand. (2023). "New Zealand Housing Market Statistics."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun