Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Buat Sampai Jadi - Kerjakan tanpa Tapi

11 Mei 2024   08:49 Diperbarui: 11 Mei 2024   08:49 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari sudut pandang ekonomi perilaku, prinsip "Buat Sampai Jadi: Kerjakan tanpa Tapi" juga terkait dengan konsep disiplin diri. Individu atau organisasi yang memiliki tingkat disiplin yang tinggi cenderung lebih mampu mencapai tujuan mereka, karena mereka tidak tergoda untuk menunda-nunda atau mengubah rencana mereka setiap kali menghadapi kesulitan. Disiplin diri memungkinkan mereka untuk tetap fokus pada tujuan mereka dan terus bergerak maju tanpa terjebak dalam permainan alasan.

Ketika kita melihat contoh-contoh keberhasilan di sekitar kita, baik itu dalam bidang bisnis, politik, atau sosial, seringkali kita akan menemukan bahwa kesuksesan tersebut didorong oleh komitmen yang kuat untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai. Orang-orang yang berhasil adalah mereka yang tidak tergoda untuk menyerah di tengah jalan, melainkan terus berjuang hingga mencapai tujuan mereka.

Dengan demikian, prinsip "Buat Sampai Jadi: Kerjakan tanpa Tapi" merupakan landasan yang kokoh bagi kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi. Dengan mengadopsi sikap yang berkomitmen untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai, kita dapat membuka pintu menuju peluang-peluang baru dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi diri kita sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.

Dalam konteks ekonomi, gagasan "Buat Sampai Jadi" memegang peranan penting dalam kesuksesan sebuah proyek atau usaha. Ketika seseorang atau sebuah organisasi menerapkan prinsip ini, artinya mereka berkomitmen untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan tanpa terpengaruh oleh alasan atau hambatan yang muncul di sepanjang jalan. Ini bukan hanya sekadar pepatah, melainkan filosofi yang mendasar dalam mencapai efisiensi dan keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi.

Salah satu contoh penerapan prinsip "Buat Sampai Jadi" adalah dalam konteks pengembangan infrastruktur. Sebuah negara yang ingin meningkatkan daya saingnya di pasar global harus membangun infrastruktur yang kuat dan handal. Namun, seringkali proyek infrastruktur terhambat oleh birokrasi, perubahan kebijakan, atau ketidakpastian politik. Di sinilah prinsip "Kerjakan tanpa Tapi" menjadi kunci. Negara atau pemerintah harus mampu menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur tanpa terjebak dalam alasan-alasan yang menghambat kemajuan.

Namun, tidak hanya pemerintah yang harus menerapkan prinsip ini. Pengusaha dan pelaku bisnis juga perlu mengadopsi pendekatan yang sama. Misalnya, ketika sebuah perusahaan merencanakan peluncuran produk baru, mereka harus memastikan bahwa mereka akan menyelesaikan semua tahapan pengembangan dan pemasaran tanpa tergoda untuk menunda atau mengubah strategi karena alasan-alasan yang muncul di sepanjang jalan.

Tentu saja, menerapkan prinsip "Buat Sampai Jadi" bukanlah hal yang mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, baik dari dalam maupun dari luar. Namun, dengan komitmen yang kuat dan fokus yang tepat, prinsip ini dapat menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi dinamika ekonomi yang terus berubah.

Dalam konteks globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, prinsip "Buat Sampai Jadi" juga penting dalam membangun keunggulan kompetitif. Negara-negara dan perusahaan-perusahaan yang mampu menyelesaikan proyek-proyek mereka tanpa terjebak dalam alasan-alasan yang menghambat kemajuan akan lebih mampu bersaing di pasar global.

Dalam teori ekonomi, prinsip ini juga dikenal sebagai konsep "keterikatan komitmen" (commitment device). Dalam konteks teori permainan, keterikatan komitmen mengacu pada strategi yang digunakan untuk memastikan bahwa pihak yang terlibat dalam interaksi ekonomi tetap mematuhi kesepakatan yang telah dibuat, tanpa terpengaruh oleh insentif atau tekanan yang mungkin muncul di kemudian hari.

Di sisi lain, tidak adanya komitmen yang kuat untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan dapat menyebabkan pemborosan sumber daya dan kesia-siaan potensi. Contohnya, ketika sebuah proyek pembangunan ditinggalkan di tengah jalan karena alasan-alasan yang tidak jelas, hal ini tidak hanya menghambat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menyia-nyiakan investasi yang sudah dilakukan.

Dalam konteks ini, penting bagi semua pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, pengusaha, maupun masyarakat, untuk mengadopsi sikap "Buat Sampai Jadi" dalam setiap tindakan dan keputusan mereka. Hanya dengan komitmen yang kuat dan konsistensi dalam menjalankan rencana dan strategi, kita dapat membangun ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun