Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eid Mubarak 135: New Equilibrium Pangan Pasca Idul Fitri

7 Mei 2024   05:02 Diperbarui: 7 Mei 2024   11:56 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Penerapan Teknologi Digital: Pemanfaatan teknologi digital seperti aplikasi pertanian dan platform e-commerce dapat membantu mempercepat pertukaran informasi antara petani dan konsumen, meningkatkan efisiensi distribusi, dan memungkinkan transaksi yang lebih mudah dan transparan.

7. Kebijakan Dukungan Pemerintah: Pemerintah perlu mengimplementasikan kebijakan yang mendukung petani dan konsumen, seperti subsidi pupuk dan benih, insentif pajak untuk investasi pertanian, dan kebijakan harga yang stabil untuk mencegah fluktuasi harga yang merugikan kedua pihak.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, Indonesia dapat memaksimalkan manfaat dari keseimbangan baru pasca Idul Fitri pada komoditi pangan dalam negeri terhadap petani dan konsumen, menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakatnya.


Fenomena keseimbangan baru pasca Idul Fitri pada komoditi pangan tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga dapat diamati di beberapa negara lain di dunia dengan konteks budaya dan agama yang berbeda. Berikut adalah beberapa contoh fenomena serupa di beberapa negara:

1. Mesir: Di Mesir, perayaan Idul Fitri juga disertai dengan lonjakan permintaan akan bahan makanan dan minuman untuk perayaan. Setelah Idul Fitri, terjadi penurunan harga pada beberapa komoditas pangan seperti daging, kue-kue, dan buah-buahan karena berkurangnya permintaan setelah periode liburan.

2. Pakistan: Perayaan Idul Fitri di Pakistan juga menyebabkan peningkatan permintaan akan bahan makanan dan minuman, terutama makanan ringan tradisional dan daging. Pasca Idul Fitri, terjadi stabilisasi harga dan penyesuaian pasokan untuk mengakomodasi perubahan pola konsumsi masyarakat setelah liburan.

3. Turki: Di Turki, perayaan Idul Fitri dikenal sebagai "Ramadan Bayram" dan diikuti oleh peningkatan konsumsi makanan dan minuman khususnya kue-kue tradisional dan daging. Pasca liburan, terjadi penurunan harga dan stabilisasi pasar karena penyesuaian permintaan dan pasokan.

4. Bangladesh: Perayaan Idul Fitri atau "Eid-ul-Fitr" di Bangladesh juga diwarnai dengan lonjakan permintaan akan bahan makanan dan minuman, terutama daging, ikan, dan kue-kue tradisional. Pasca liburan, harga komoditas pangan cenderung kembali stabil dan terjadi penyesuaian pasokan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

5. Arab Saudi: Di Arab Saudi, perayaan Idul Fitri atau "Eid al-Fitr" juga menjadi momen penting dalam dinamika pasar komoditas pangan. Setelah Idul Fitri, terjadi penurunan harga pada beberapa komoditas pangan seperti daging dan buah-buahan karena berkurangnya permintaan setelah periode liburan.

Secara umum, fenomena keseimbangan baru pasca Idul Fitri pada komoditi pangan dapat diamati di berbagai negara dengan populasi Muslim yang besar, di mana perayaan Idul Fitri merupakan momen penting dalam budaya dan tradisi masyarakat. Dalam konteks ini, penyesuaian pasokan dan permintaan pasca liburan memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan.


Salah satu contoh best practice atau success story dalam menciptakan keseimbangan baru pasca Idul Fitri pada komoditi pangan dapat ditemukan di Malaysia. Negara ini memiliki pengalaman yang berhasil dalam mengelola fluktuasi pasar pangan setelah perayaan Idul Fitri atau yang dikenal sebagai "Hari Raya Aidilfitri" di sana. Berikut adalah beberapa faktor kunci yang menyebabkan keberhasilan Malaysia dalam mencapai keseimbangan pasca Idul Fitri:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun