Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Eid Mubarak 114: Penanganan Tenaga Kerja Musiman Pasca Idul Fitri

2 Mei 2024   16:57 Diperbarui: 2 Mei 2024   17:05 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Penting untuk diakui bahwa BPR bukan hanya sekedar program bantuan sosial, tetapi juga merupakan wujud dari komitmen pemerintah Malaysia untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan. Melalui program ini, pemerintah telah menunjukkan kesediaannya untuk mendengarkan dan merespons kebutuhan rakyatnya, terutama mereka yang berada dalam kondisi paling rentan. Selain itu, BPR juga merupakan contoh yang baik dalam penggunaan kebijakan fiskal sebagai instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial di tengah-tengah krisis.

Secara keseluruhan, Program Bantuan Prihatin Rakyat (BPR) telah menjadi solusi tanggap terhadap tantangan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Malaysia, termasuk pekerja musiman, di masa pandemi COVID-19. Melalui mekanisme yang cermat dan dampak yang signifikan, program ini telah membuktikan nilainya dalam membantu kelompok-kelompok yang membutuhkan untuk mengatasi kesulitan ekonomi mereka. Penting bagi pemerintah untuk terus memperkuat dan memperluas program ini, serta mengambil langkah-langkah lanjutan untuk memastikan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi semua warga negara.


Sejarah dan Perkembangan "Program Bantuan Prihatin Rakyat" (BPR) Malaysia dalam Menangani Tenaga Kerja Musiman Idul Fitri mencerminkan respons pemerintah Malaysia terhadap tantangan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat, termasuk pekerja musiman, terutama dalam konteks pandemi COVID-19. Berikut adalah rangkaian peristiwa penting dalam sejarah dan perkembangan program ini:

  1. Pandemi COVID-19: Krisis kesehatan global yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 telah menghadirkan tantangan ekonomi yang serius di Malaysia. Banyak pekerja, termasuk pekerja musiman, mengalami penurunan pendapatan atau kehilangan pekerjaan akibat pembatasan perjalanan dan penurunan aktivitas ekonomi.
  2. Pembentukan Program BPR: Sebagai respons terhadap dampak ekonomi pandemi, pemerintah Malaysia meluncurkan Program Bantuan Prihatin Rakyat (BPR) sebagai bagian dari paket stimulus ekonomi yang lebih luas. Program ini bertujuan untuk memberikan bantuan finansial kepada keluarga miskin dan rentan, termasuk pekerja musiman, untuk membantu mereka mengatasi kesulitan ekonomi.
  3. Perluasan Kriteria Kelayakan: Seiring dengan berjalannya waktu, pemerintah Malaysia memperluas kriteria kelayakan untuk menjadi penerima bantuan dari program BPR. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bantuan tersebut dapat diakses oleh sebanyak mungkin kelompok rentan, termasuk pekerja musiman yang terdampak oleh penurunan aktivitas ekonomi pasca-Idul Fitri.
  4. Peningkatan Jangkauan dan Penyaluran: Pemerintah juga melakukan upaya untuk meningkatkan jangkauan dan efisiensi dalam penyaluran bantuan kepada penerima manfaat. Ini termasuk penyediaan sistem pendaftaran online yang mudah digunakan, serta pengawasan dan evaluasi yang ketat terhadap pelaksanaan program untuk memastikan bahwa bantuan disalurkan dengan tepat sasaran.
  5. Dampak Positif pada Pekerja Musiman: Program BPR telah memberikan dampak positif bagi pekerja musiman di Malaysia dengan memberikan bantuan finansial yang signifikan kepada mereka. Bantuan ini membantu mengurangi beban ekonomi yang mereka hadapi pasca-Idul Fitri, memastikan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dan keluarga mereka.
  6. Peran dalam Pemulihan Ekonomi: Selain memberikan bantuan langsung kepada masyarakat, program BPR juga memainkan peran penting dalam pemulihan ekonomi lebih luas. Dengan membantu keluarga miskin dan rentan, termasuk pekerja musiman, untuk tetap berada di atas garis kemiskinan, program ini membantu menjaga daya beli dan stabilitas sosial di negara tersebut.

Melalui sejarah dan perkembangannya, Program Bantuan Prihatin Rakyat (BPR) telah menjadi instrumen yang efektif dalam menangani tantangan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Malaysia, termasuk pekerja musiman, khususnya dalam konteks perayaan Idul Fitri. Dengan terus memperkuat dan memperluas program ini, pemerintah Malaysia dapat terus memberikan dukungan yang dibutuhkan bagi mereka yang paling rentan dalam masyarakat.


Dalam menangani tenaga kerja musiman Idul Fitri di Indonesia, berikut adalah beberapa rekomendasi program atau kebijakan yang dapat dipertimbangkan:

  1. Pendanaan dan Pelatihan Keterampilan: Pemerintah dapat mengalokasikan dana untuk program pelatihan keterampilan bagi pekerja musiman, terutama yang terdampak secara langsung oleh penurunan aktivitas ekonomi pasca-Idul Fitri. Program ini dapat memberikan pelatihan dalam bidang-bidang yang dibutuhkan oleh pasar kerja, seperti teknologi informasi, pertanian modern, atau keahlian kerajinan lokal.
  2. Jaminan Sosial dan Kesehatan: Diperlukan peningkatan akses pekerja musiman terhadap jaminan sosial dan kesehatan, termasuk asuransi kesehatan, cuti sakit, dan tunjangan pensiun. Hal ini akan membantu melindungi mereka dari risiko finansial yang tidak terduga dan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
  3. Pemberdayaan Melalui Koperasi atau Serikat Pekerja: Pekerja musiman dapat didorong untuk membentuk koperasi atau serikat pekerja yang memungkinkan mereka untuk bersama-sama menegosiasikan kondisi kerja yang lebih baik dengan majikan, serta mendapatkan akses ke sumber daya dan peluang yang lebih besar.
  4. Program Bantuan Sosial dan Kesejahteraan: Pemerintah dapat meluncurkan program bantuan sosial khusus untuk pekerja musiman, terutama yang berada dalam kondisi paling rentan, seperti keluarga miskin atau pekerja dengan keterbatasan fisik. Program ini dapat memberikan bantuan tunai langsung atau bantuan dalam bentuk barang dan layanan yang dibutuhkan.
  5. Kemitraan dengan Sektor Swasta dan Organisasi Sipil: Pemerintah dapat bekerja sama dengan sektor swasta dan organisasi sipil dalam merancang dan melaksanakan program-program untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja musiman. Kemitraan ini dapat mencakup penyediaan pelatihan keterampilan, pemberian akses pasar, atau penciptaan lapangan kerja baru.
  6. Edukasi dan Informasi: Penting untuk meningkatkan edukasi dan informasi tentang hak-hak pekerja musiman serta sumber daya yang tersedia bagi mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye publik, seminar, atau pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah, organisasi masyarakat, atau lembaga-lembaga pendidikan.
  7. Pengembangan Infrastruktur dan Akses Keuangan: Pemerintah dapat mengembangkan infrastruktur ekonomi lokal dan meningkatkan akses keuangan bagi pekerja musiman, terutama yang berada di daerah pedesaan atau terpencil. Ini akan membantu meningkatkan kesempatan kerja dan daya beli mereka, serta mengurangi ketimpangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Dengan mengimplementasikan program-program ini, diharapkan Indonesia dapat lebih efektif dalam menangani tantangan yang dihadapi oleh tenaga kerja musiman, terutama dalam konteks perayaan Idul Fitri. Upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil akan menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan kondisi kerja yang lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan pekerja musiman secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun