Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eid Mubarak 68: Pergeseran Pola Konsumsi Pasca Lebaran

21 April 2024   07:51 Diperbarui: 21 April 2024   07:57 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam kesimpulannya, pola konsumsi pasca-Lebaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, yang kompleks dan saling terkait. Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat memiliki wawasan yang lebih baik tentang bagaimana masyarakat merespons dan menyesuaikan perilaku konsumsinya setelah momen Lebaran berlalu.

Namun, penurunan konsumsi pasca-Lebaran juga mencerminkan dinamika yang lebih dalam dalam struktur ekonomi. Salah satu aspek yang patut diperhatikan adalah adanya perubahan preferensi konsumen. Pasca-Lebaran, masyarakat seringkali lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian, dengan lebih memprioritaskan kebutuhan yang mendesak daripada keinginan konsumtif. Hal ini tidak hanya tercermin dalam penurunan penjualan barang-barang non-primer, tetapi juga dalam pergeseran pola belanja dari barang-barang mewah ke barang-barang yang lebih praktis dan fungsional.

Selain itu, pola konsumsi pasca-Lebaran juga dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan tingkat pengangguran turut berperan dalam menentukan tingkat daya beli masyarakat pasca-Lebaran. Jika terjadi perlambatan ekonomi atau kenaikan harga-harga barang kebutuhan pokok, hal ini dapat memperburuk penurunan konsumsi pasca-Lebaran, karena masyarakat menjadi lebih hemat dalam pengeluaran mereka.

Dari sudut pandang teori ekonomi, fenomena pergeseran pola konsumsi pasca-Lebaran dapat dipahami melalui konsep elastisitas pendapatan dan harga. Pada umumnya, barang-barang yang menjadi fokus konsumsi selama Lebaran memiliki elastisitas pendapatan yang tinggi, artinya perubahan pendapatan masyarakat akan berdampak signifikan terhadap jumlah barang yang mereka konsumsi. Namun, setelah momen perayaan berakhir, elastisitas harga menjadi lebih dominan, di mana masyarakat cenderung lebih sensitif terhadap perubahan harga barang-barang konsumsi.

Dampak dan Plus Minus Pergeseran Pola Konsumsi Pasca Lebaran: Tinjauan Mendalam dari Perspektif Ekonomi

Pergeseran pola konsumsi pasca-Lebaran adalah fenomena yang memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan. Disini, kita akan menganalisis dampak-dampak tersebut serta menyelidiki pro dan kontra dari pergeseran pola konsumsi pasca-Lebaran dari perspektif ekonomi.

Dampak Pergeseran Pola Konsumsi Pasca Lebaran:

  1. Dampak Positif:

a. Diversifikasi Konsumsi: Pergeseran pola konsumsi pasca-Lebaran dapat mendorong diversifikasi konsumsi, di mana masyarakat mulai memperhatikan kebutuhan yang lebih luas daripada hanya fokus pada barang-barang konsumsi yang terkait dengan momen perayaan. Hal ini dapat membantu menciptakan keberagaman dalam perekonomian dan mendorong perkembangan sektor-sektor tertentu.

b. Penyelarasan dengan Kebutuhan Prioritas: Pasca-Lebaran, masyarakat cenderung lebih memperhatikan kebutuhan pokok daripada keinginan konsumtif. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, karena mereka lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting untuk kehidupan sehari-hari.

c. Kecerdasan Finansial: Pergeseran pola konsumsi pasca-Lebaran juga dapat mendorong peningkatan kecerdasan finansial di kalangan masyarakat. Mereka menjadi lebih sadar akan pentingnya merencanakan keuangan secara bijak dan membuat keputusan konsumsi yang lebih rasional.

  1. Dampak Negatif:

a. Penurunan Aktivitas Ekonomi: Penurunan konsumsi pasca-Lebaran dapat menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama dalam sektor-sektor yang terkait dengan barang-barang konsumsi non-primer. Hal ini dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan menciptakan tekanan tambahan bagi pelaku usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun