Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eid Mubarak 68: Pergeseran Pola Konsumsi Pasca Lebaran

21 April 2024   07:51 Diperbarui: 21 April 2024   07:57 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lebaran, sebagai momen penting bagi umat Muslim, bukan hanya sebuah perayaan agama, tetapi juga fenomena ekonomi yang memiliki dampak signifikan terhadap pola konsumsi masyarakat. Namun, setelah riuhnya perayaan mereda, kita sering kali menyaksikan pergeseran dalam pola konsumsi pasca-Lebaran. Fenomena ini bukanlah sekadar hasil dari momen perayaan semata, tetapi juga mencerminkan dinamika ekonomi yang lebih luas.

Definisi, Jenis, Bentuk, dan Contoh Konkrit Pola Konsumsi Pasca Lebaran: Tinjauan Ekonomi yang Komprehensif

Pola konsumsi pasca-Lebaran merupakan fenomena ekonomi yang menarik untuk dianalisis karena mencerminkan dinamika perubahan perilaku konsumen setelah momen penting dalam agama Islam tersebut berlalu. Disini, kita akan membahas definisi, jenis, bentuk, dan memberikan contoh konkret dari pola konsumsi pasca-Lebaran, dengan pendekatan ekonomi yang komprehensif.

Definisi Pola Konsumsi Pasca-Lebaran

Pola konsumsi pasca-Lebaran merujuk pada kecenderungan atau perilaku konsumen dalam menggunakan pendapatan mereka setelah momen Lebaran. Ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pembelian barang konsumsi hingga aktivitas investasi dan tabungan. Pola konsumsi ini sering kali mencerminkan perubahan dalam preferensi konsumen, kondisi ekonomi makro, dan faktor-faktor sosial budaya.

Jenis Pola Konsumsi Pasca-Lebaran

  1. Penurunan Konsumsi Barang Konsumsi Tidak Primer: Salah satu jenis pola konsumsi pasca-Lebaran yang umum adalah penurunan dalam pembelian barang-barang konsumsi tidak primer, seperti barang-barang mewah, pakaian fashion, atau perhiasan. Setelah momen perayaan berakhir, masyarakat cenderung lebih hemat dalam pengeluaran mereka untuk barang-barang tersebut.
  2. Peningkatan Konsumsi Barang Primer: Sebaliknya, ada kecenderungan untuk meningkatkan konsumsi barang primer, seperti bahan makanan, bahan pokok, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Hal ini terutama terjadi karena masyarakat lebih memperhatikan kebutuhan dasar setelah momen perayaan berakhir.
  3. Perubahan Pola Pembayaran: Pasca-Lebaran, masyarakat juga cenderung mengubah pola pembayaran mereka. Misalnya, mereka mungkin lebih memilih untuk membayar secara tunai daripada menggunakan kartu kredit, atau mencari diskon dan promosi untuk menghemat pengeluaran.

Bentuk Pola Konsumsi Pasca-Lebaran

  1. Penyesuaian Budget: Setelah momen Lebaran, banyak individu dan keluarga akan melakukan penyesuaian terhadap anggaran keuangannya. Hal ini mencakup mengevaluasi pengeluaran selama periode Lebaran, mengidentifikasi area-area di mana penghematan dapat dilakukan, dan membuat rencana anggaran baru untuk periode pasca-Lebaran.
  2. Prioritas Konsumsi: Pasca-Lebaran, masyarakat sering kali mengubah prioritas konsumsinya. Mereka cenderung lebih memperhatikan kebutuhan pokok seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan, sementara mengurangi pengeluaran untuk hal-hal yang dianggap sebagai keinginan daripada kebutuhan.
  3. Investasi dan Tabungan: Setelah momen perayaan berakhir, ada kecenderungan untuk meningkatkan aktivitas investasi dan tabungan. Masyarakat mungkin mulai mempertimbangkan untuk menabung untuk keperluan masa depan atau mengalokasikan sebagian pendapatan mereka untuk investasi jangka panjang.

Contoh Konkrit Pola Konsumsi Pasca-Lebaran

  1. Pengalihan Belanja: Seorang konsumen yang sebelumnya menghabiskan sebagian besar anggarannya untuk pembelian baju baru dan perhiasan selama bulan Ramadhan dan Lebaran mungkin mulai beralih ke pembelian barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan dan keperluan rumah tangga setelah momen perayaan berakhir.
  2. Peningkatan Penggunaan Kartu Diskon: Seorang ibu rumah tangga yang sebelumnya menggunakan kartu kredit untuk berbelanja selama bulan Ramadhan dan Lebaran mungkin mulai menggunakan kartu diskon atau mencari promosi khusus untuk menghemat pengeluaran pasca-Lebaran.
  3. Memulai Investasi Jangka Panjang: Seorang profesional muda yang baru saja menerima bonus Lebaran dari perusahaannya mungkin memutuskan untuk memulai investasi jangka panjang, seperti investasi saham atau reksa dana, sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjangnya pasca-Lebaran.

Pola konsumsi pasca-Lebaran adalah fenomena yang kompleks dan bervariasi, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan memahami definisi, jenis, bentuk, dan contoh konkret dari pola konsumsi ini, kita dapat memiliki wawasan yang lebih baik tentang bagaimana masyarakat merespons dan menyesuaikan perilaku konsumsinya setelah momen Lebaran berlalu.

Salah satu aspek yang mencolok setelah Lebaran adalah penurunan tajam dalam tingkat konsumsi. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun lalu, penjualan ritel turun drastis setelah puncak perayaan Lebaran. Faktanya, penurunan ini bisa mencapai lebih dari 30% dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan serius tentang faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran ini, serta implikasinya bagi perekonomian secara keseluruhan.

Salah satu faktor yang turut berperan dalam penurunan konsumsi pasca-Lebaran adalah fenomena yang dikenal sebagai "effect wallet" atau efek dompet. Setelah momen perayaan, masyarakat sering kali merasakan beban keuangan yang lebih besar, terutama akibat pengeluaran yang tinggi selama bulan Ramadhan dan Lebaran. Hal ini mendorong mereka untuk melakukan penyesuaian dalam pola konsumsi mereka, yang seringkali berujung pada penurunan konsumsi pada bulan-bulan pasca-Lebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun