Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Eid Mubarak 67: Mengurai Pola Konsumsi Lebaran.

21 April 2024   05:49 Diperbarui: 21 April 2024   06:59 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Setiap tahun, momen Idul Fitri atau Lebaran tidak hanya menjadi momentum untuk merayakan kemenangan spiritual, tetapi juga melambangkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Tradisi berbelanja menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini, dengan masyarakat Indonesia melakukan pembelian makanan, pakaian, dan barang-barang lainnya untuk merayakan momen yang bersejarah ini. Namun, dengan kemajuan teknologi dan perubahan perilaku konsumen, pola konsumsi Idul Fitri kini mengalami evolusi yang signifikan, terutama dalam hal preferensi pasar, baik pasar modern, tradisional, maupun online.

Pergeseran Pola Konsumsi: Pasar Moderen vs. Pasar Tradisional

Pasar moderen, seperti pusat perbelanjaan dan supermarket, telah menjadi destinasi populer bagi sebagian besar masyarakat perkotaan. Kemudahan akses, beragamnya pilihan produk, dan suasana belanja yang nyaman menjadi daya tarik utama dari pasar ini. Data dari Kementerian Perdagangan menunjukkan bahwa sekitar 60% dari total transaksi ritel di Indonesia terjadi di pasar modern, menunjukkan dominasi pasar ini dalam menarik konsumen.

Namun, pasar tradisional masih memegang peranan penting dalam pola konsumsi Idul Fitri. Terutama di daerah pedesaan dan perkotaan yang lebih kecil, pasar tradisional tetap menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat. Keberadaannya tidak hanya sebagai tempat berbelanja, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial dan budaya, di mana masyarakat dapat bertemu, berinteraksi, dan memperkuat ikatan komunitas. Meskipun sebagian besar pasar tradisional masih menghadapi tantangan dari pasar modern, terutama dalam hal infrastruktur dan pengelolaan, namun keberadaannya masih vital bagi perekonomian lokal.

Tren Baru: Peran Pasar Online dalam Konsumsi Idul Fitri

Di samping pasar moderen dan tradisional, pasar online semakin memainkan peran yang signifikan dalam pola konsumsi Idul Fitri. Platform e-commerce telah menjadi pilihan yang populer bagi konsumen yang mencari kenyamanan dan kemudahan dalam berbelanja. Data dari Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) mencatat bahwa penjualan online selama bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri meningkat secara signifikan setiap tahunnya, mencapai peningkatan sebesar 30-40% dibandingkan dengan periode biasa.

Pertumbuhan pasar online ini tidak terlepas dari beberapa faktor. Pertama, adopsi teknologi yang semakin luas di masyarakat, termasuk akses internet yang lebih mudah dan perangkat mobile yang semakin terjangkau. Kedua, promosi dan diskon yang ditawarkan oleh platform e-commerce sebagai bagian dari strategi pemasaran mereka, menarik konsumen untuk berbelanja secara online. Ketiga, kenyamanan dalam berbelanja dari rumah tanpa harus menghadapi kerumunan atau antrian panjang di toko fisik.

Implikasi Ekonomi dari Pergeseran Pola Konsumsi

Pergeseran pola konsumsi dari pasar moderen ke pasar tradisional dan online memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Di satu sisi, pasar moderen cenderung memberikan kontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional. Investasi dalam infrastruktur ritel modern menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan daerah, dan meningkatkan daya beli masyarakat. Namun, di sisi lain, dominasi pasar moderen juga dapat mengancam keberlangsungan pasar tradisional, yang memiliki peran penting dalam mempertahankan keberagaman budaya dan ekonomi lokal.

Pasar online, sementara itu, memberikan peluang baru bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk memasarkan produk mereka secara lebih luas. Dengan biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan toko fisik, UKM dapat bersaing dalam pasar yang lebih luas dan mencapai konsumen di seluruh Indonesia. Namun, tantangan seperti persaingan yang ketat dan keamanan transaksi online tetap menjadi perhatian bagi pelaku bisnis dan konsumen.

Implikasi Sosial dan Budaya dari Evolusi Pola Konsumsi

Di luar implikasi ekonomi, evolusi pola konsumsi juga memiliki dampak sosial dan budaya yang signifikan. Migrasi konsumen dari pasar tradisional ke pasar moderen dan online dapat mengubah dinamika sosial di komunitas lokal. Hilangnya kegiatan interaksi sosial di pasar tradisional dapat mengancam keberlangsungan praktik budaya dan tradisi lokal yang berkembang di sekitarnya.

Namun, pasar online juga dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan produk-produk lokal kepada pasar yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun internasional. Hal ini dapat memperkuat identitas budaya lokal dan membantu dalam pelestarian warisan budaya yang ada. Selain itu, platform e-commerce juga dapat menjadi wadah bagi pelaku usaha untuk berkolaborasi dan saling mendukung, menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Evolusi pola konsumsi Idul Fitri dari pasar moderen, tradisional, hingga online mencerminkan dinamika yang kompleks dalam masyarakat Indonesia. Meskipun pasar moderen tetap dominan dalam hal transaksi ritel, pasar tradisional dan online semakin memainkan peran yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Pergeseran ini memiliki dampak ekonomi, sosial, dan budaya yang perlu diperhatikan secara serius oleh para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat luas. Sebuah pendekatan yang seimbang antara mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan keberagaman budaya menjadi kunci untuk memastikan kelangsungan dan kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun