Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Eid Mubarak 56: Memenangkan Persaingan Industri Perhotelan di Musim Lebaran

20 April 2024   06:10 Diperbarui: 20 April 2024   06:42 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Plus Minus Lonjakan Permintaan Industri Perhotelan pada Musim Lebaran

Musim Lebaran di Indonesia tidak hanya menjadi waktu untuk merayakan bersama keluarga dan kerabat, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan terhadap industri perhotelan. Lonjakan permintaan yang terjadi selama periode ini menciptakan peluang dan tantangan bagi para pelaku industri. Dari perspektif ekonomi, ada beberapa plus dan minus yang perlu dipertimbangkan terkait dengan lonjakan permintaan industri perhotelan pada musim Lebaran.

Plus:

  1. Peningkatan Pendapatan: Lonjakan permintaan selama musim Lebaran secara langsung berkontribusi pada peningkatan pendapatan bagi industri perhotelan. Dengan tingginya permintaan akan akomodasi, hotel dan resor memiliki kesempatan untuk meningkatkan tarif kamar dan penjualan layanan tambahan, seperti makanan dan fasilitas rekreasi.
  2. Penciptaan Lapangan Kerja Sementara: Peningkatan permintaan juga menciptakan kebutuhan akan lebih banyak tenaga kerja sementara, seperti staf pelayanan kamar, staf dapur, dan petugas kebersihan. Hal ini memberikan peluang bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan penghasilan tambahan selama periode musim Lebaran.
  3. Peningkatan Aktivitas Ekonomi Lokal: Selain hotel dan resor, lonjakan permintaan juga memberikan dampak positif pada sektor-sektor terkait, seperti restoran, transportasi, dan penjual souvenir lokal. Aktivitas ekonomi yang meningkat membawa manfaat bagi masyarakat setempat dan dapat meningkatkan kesejahteraan di wilayah tersebut.
  4. Pengembangan Infrastruktur Pariwisata: Tingginya permintaan selama musim Lebaran juga mendorong investasi dalam pengembangan infrastruktur pariwisata, seperti pembangunan hotel baru, peningkatan akses transportasi, dan perbaikan fasilitas umum. Hal ini dapat meningkatkan daya tarik destinasi wisata dan memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan liburan yang menarik.

Minus:

  1. Overbooking dan Kapasitas Terbatas: Lonjakan permintaan dapat mengakibatkan hotel dan resor mengalami overbooking, di mana mereka menerima lebih banyak pemesanan daripada yang bisa mereka akomodasi. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakpuasan tamu dan merusak reputasi merek.
  2. Kenaikan Harga yang Signifikan: Permintaan yang tinggi selama musim Lebaran seringkali menyebabkan kenaikan harga yang signifikan untuk akomodasi dan layanan lainnya. Hal ini dapat membuat liburan menjadi lebih mahal bagi wisatawan dan mengurangi daya beli mereka.
  3. Ketegangan Infrastruktur dan Lingkungan: Lonjakan jumlah wisatawan selama musim Lebaran dapat menimbulkan tekanan tambahan pada infrastruktur dan lingkungan di destinasi wisata. Kemacetan lalu lintas, penurunan kualitas udara, dan peningkatan volume sampah adalah beberapa dampak negatif yang dapat terjadi akibat lonjakan wisatawan.
  4. Ketidakstabilan Pasar: Industri perhotelan pada musim Lebaran cenderung mengalami fluktuasi yang besar dalam permintaan dan pendapatan. Setelah periode puncak Lebaran berakhir, permintaan dapat menurun secara tajam, meninggalkan hotel dan resor dengan tingkat okupansi yang rendah dan pendapatan yang menurun.
  5. Ketergantungan pada Musim Lebaran: Industri perhotelan yang terlalu bergantung pada musim Lebaran untuk mendapatkan pendapatan dapat menjadi rentan terhadap fluktuasi pasar dan risiko ekonomi. Ketergantungan yang berlebihan pada satu periode liburan dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam pengelolaan keuangan dan operasional.

Dalam menyimpulkan, lonjakan permintaan industri perhotelan pada musim Lebaran membawa sejumlah manfaat ekonomi, seperti peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja sementara. Namun, juga terdapat sejumlah tantangan, termasuk kenaikan harga, overbooking, dan tekanan pada infrastruktur dan lingkungan. Penting bagi para pelaku industri perhotelan untuk memperhitungkan plus dan minus dari lonjakan permintaan tersebut dalam merencanakan strategi bisnis mereka dan memastikan keberlanjutan operasional mereka dalam jangka panjang.

Di sisi lain, respon dari penyedia layanan akan ditentukan oleh elastisitas penawaran. Dalam jangka pendek, peningkatan permintaan dapat memicu peningkatan harga dan pendapatan bagi penyedia layanan. Namun, dalam jangka panjang, penyedia layanan dapat merespons dengan meningkatkan kapasitas atau mengadopsi strategi lain untuk mengoptimalkan pendapatan mereka.

Dengan demikian, fenomena lonjakan permintaan pada industri perhotelan selama Idul Fitri merupakan hasil dari interaksi kompleks antara faktor-faktor ekonomi, sosial, dan budaya. Meskipun memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja tambahan, fenomena ini juga menimbulkan tantangan dalam hal pengelolaan kapasitas, infrastruktur, dan lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan stakeholder industri untuk bekerja sama dalam mengelola dampak dari fenomena ini dan memastikan keberlanjutan industri perhotelan dan pariwisata di masa mendatang.

Best Practice dalam Pengelolaan Lonjakan Permintaan Industri Perhotelan pada Musim Lebaran: Studi Kasus Keberhasilan

Pengelolaan lonjakan permintaan dalam industri perhotelan pada musim Lebaran merupakan tantangan yang kompleks, tetapi ada beberapa praktik terbaik dan cerita keberhasilan yang dapat menjadi inspirasi bagi para pelaku industri. Melalui pendekatan ekonomi yang cermat, kita dapat menganalisis strategi-strategi yang telah terbukti berhasil dalam mengelola lonjakan permintaan selama periode Lebaran.

Salah satu cerita keberhasilan yang patut dicontoh adalah pengelolaan lonjakan permintaan oleh hotel-hotel di Bali, destinasi wisata yang populer di Indonesia. Bali secara konsisten menjadi tujuan favorit bagi wisatawan selama musim liburan, termasuk musim Lebaran. Untuk mengelola lonjakan permintaan selama periode ini, beberapa praktik terbaik telah diterapkan oleh hotel-hotel di Bali, yang dapat menjadi contoh sukses bagi industri perhotelan lainnya.

1. Manajemen Kapasitas yang Efektif:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun