Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Eid Mubarak 56: Memenangkan Persaingan Industri Perhotelan di Musim Lebaran

20 April 2024   06:10 Diperbarui: 20 April 2024   06:42 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Perayaan Idul Fitri di Indonesia tidak hanya menjadi momen penting dari sudut pandang agama, tetapi juga menjadi periode yang dinanti-nanti oleh industri perhotelan. Hotel, restoran, dan bisnis perhotelan lainnya seringkali mengalami lonjakan pemesanan dan pendapatan selama periode ini, terutama di destinasi wisata populer. Fenomena ini memiliki dampak yang signifikan pada ekonomi lokal, dengan menggerakkan sektor pariwisata dan menciptakan efek domino yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan ekonomi. Perayaan Lebaran di Indonesia tidak hanya memiliki makna religius yang dalam, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap industri perhotelan. Saat momen ini tiba, hotel, restoran, dan bisnis perhotelan lainnya seringkali mengalami lonjakan permintaan yang dapat mengubah lanskap ekonomi lokal. Dari sudut pandang ekonomi, fenomena ini menarik untuk dianalisis lebih lanjut, mengingat dampaknya terhadap pendapatan, lapangan kerja, dan infrastruktur.

Salah satu aspek utama yang perlu diperhatikan adalah peningkatan jumlah wisatawan selama periode Lebaran. Data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menunjukkan bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang melakukan perjalanan selama periode liburan Lebaran. Contohnya, pada tahun 2023, lebih dari 12 juta wisatawan domestik melakukan perjalanan selama periode Lebaran, meningkat dari tahun sebelumnya.

Peningkatan ini dapat dijelaskan dari perspektif ekonomi dengan konsep elastisitas permintaan. Selama periode Lebaran, permintaan akan akomodasi meningkat karena banyaknya orang yang melakukan perjalanan untuk merayakan bersama keluarga dan kerabat. Faktor ini, ditambah dengan libur panjang yang dimiliki oleh masyarakat, menciptakan permintaan yang kuat akan kamar hotel dan akomodasi lainnya.

Selain itu, peningkatan permintaan ini juga memberikan dorongan bagi sektor pariwisata terkait, seperti transportasi dan kerajinan lokal. Jasa-jasa tersebut juga mengalami lonjakan permintaan selama periode Lebaran, yang pada gilirannya menciptakan peluang ekonomi tambahan bagi masyarakat setempat.

Namun, peningkatan permintaan juga membawa tantangan bagi industri perhotelan. Salah satunya adalah persaingan yang semakin ketat antara hotel dan akomodasi lainnya untuk menarik perhatian wisatawan. Untuk mengatasi tantangan ini, hotel dan resor seringkali mengadopsi strategi pemasaran yang agresif, menawarkan diskon dan paket liburan khusus, serta meningkatkan layanan pelanggan untuk mempertahankan loyalitas tamu.

Selain itu, masalah kapasitas juga menjadi perhatian penting. Peningkatan permintaan dapat mengakibatkan penuhnya kapasitas hotel dan restoran, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kenaikan harga akomodasi. Manajemen kapasitas dan pengelolaan sumber daya menjadi kunci dalam menghadapi lonjakan permintaan selama periode Lebaran.

Dari perspektif teori ekonomi, fenomena lonjakan permintaan selama periode Lebaran juga dapat dijelaskan dengan konsep elastisitas penawaran. Penyedia layanan merespons terhadap peningkatan permintaan dengan meningkatkan harga, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan mereka. Namun, dalam jangka panjang, penyedia layanan juga dapat merespons dengan meningkatkan kapasitas atau mengadopsi strategi lain untuk memaksimalkan keuntungan.

Namun, ada juga dampak negatif yang perlu diperhatikan. Lonjakan jumlah wisatawan selama periode Lebaran dapat menimbulkan tekanan tambahan pada infrastruktur dan lingkungan di destinasi wisata. Kemacetan lalu lintas, penurunan kualitas udara, dan peningkatan volume sampah adalah beberapa dampak negatif yang dapat terjadi akibat lonjakan wisatawan.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan stakeholder industri untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan ini. Langkah-langkah seperti pengembangan infrastruktur pariwisata yang berkelanjutan, pengelolaan lalu lintas yang lebih baik, dan kampanye kesadaran lingkungan dapat membantu mengurangi dampak negatif dari lonjakan permintaan selama periode Lebaran.

Secara keseluruhan, Lebaran memiliki dampak yang signifikan terhadap industri perhotelan dari sudut pandang ekonomi. Peningkatan permintaan selama periode ini menciptakan peluang ekonomi tambahan bagi masyarakat setempat, namun juga menimbulkan tantangan dalam hal manajemen kapasitas dan dampak lingkungan. Dengan mengadopsi pendekatan yang berkelanjutan dan berpikir jangka panjang, industri perhotelan dapat memaksimalkan manfaat dari lonjakan permintaan selama periode Lebaran sambil meminimalkan dampak negatifnya.

Apakah Musim Lebaran Berpotensi Menutup Operasional Industri Perhotelan selama Setahun?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun