Namun demikian, meskipun penggunaan teknologi cashless payment selama musim Lebaran menawarkan sejumlah manfaat yang jelas, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah inklusi keuangan. Meskipun penetrasi internet dan penetrasi smartphone telah meningkat secara signifikan di Indonesia, masih ada sebagian masyarakat yang belum memiliki akses atau pemahaman yang cukup tentang teknologi cashless payment. Hal ini dapat mengakibatkan kesenjangan keuangan yang lebih dalam antara mereka yang dapat mengakses teknologi ini dan mereka yang tidak.
Strategi untuk Mengatasi Faktor Penghambat Penggunaan Teknologi Cashless Payment Selama Musim Lebaran
Peningkatan penggunaan teknologi cashless payment selama musim Lebaran telah menjadi tren yang signifikan dalam lanskap pembayaran Indonesia. Namun, masih ada sejumlah faktor penghambat yang perlu diatasi untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari kemajuan teknologi ini. Dari perspektif ekonomi, berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi faktor penghambat penggunaan teknologi cashless payment selama musim Lebaran.
1. Pendidikan dan Sosialisasi
Salah satu strategi utama untuk mengatasi faktor penghambat adalah melalui pendidikan dan sosialisasi yang lebih intensif tentang teknologi cashless payment. Pemerintah, lembaga keuangan, dan perusahaan teknologi harus bekerja sama untuk menyediakan program edukasi yang menyeluruh tentang cara menggunakan aplikasi e-wallet, kartu debit/kredit, dan layanan pembayaran digital lainnya.
Pendidikan dan sosialisasi ini dapat dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk kampanye media sosial, seminar, workshop, dan program pelatihan di tingkat komunitas. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat, keamanan, dan cara menggunakan teknologi cashless payment dengan tepat.
2. Penyediaan Aksesibilitas yang Lebih Luas
Salah satu faktor penghambat utama dalam penggunaan teknologi cashless payment adalah keterbatasan aksesibilitas, terutama di daerah pedesaan atau terpencil. Oleh karena itu, strategi kedua yang dapat diterapkan adalah penyediaan aksesibilitas yang lebih luas terhadap layanan pembayaran digital.
Pemerintah dan lembaga terkait harus bekerja sama untuk meningkatkan infrastruktur digital di seluruh Indonesia, termasuk penyediaan akses internet yang murah dan cepat serta peningkatan jangkauan sinyal telepon di daerah-daerah terpencil. Selain itu, langkah-langkah juga dapat diambil untuk memastikan bahwa perangkat teknologi seperti ponsel pintar lebih terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
3. Pengembangan Layanan yang Ramah Pengguna
Salah satu alasan utama di balik ketidakmampuan beberapa konsumen untuk menggunakan teknologi cashless payment adalah karena antarmuka pengguna yang kompleks atau sulit dipahami. Oleh karena itu, strategi ketiga yang dapat diterapkan adalah pengembangan layanan yang ramah pengguna dan mudah digunakan.