Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Happy Ramadhan 104: Kue dan Makanan Tradisional Nusantara

6 April 2024   15:17 Diperbarui: 6 April 2024   15:19 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Theoretical View: Dilema Antara Tradisi dan Modernisasi

Dalam teori ekonomi, kita dapat melihat fenomena makanan dan kue tradisional sebagai bagian dari dilema antara tradisi dan modernisasi. Di satu sisi, makanan dan kue tradisional merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas budaya sebuah bangsa dan memiliki nilai-nilai yang penting bagi masyarakat. Namun, di sisi lain, mereka juga perlu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan tuntutan pasar yang semakin kompleks.

Teori ekonomi juga mengajarkan kita tentang pentingnya inovasi dan adaptasi dalam menjaga keberlangsungan sebuah industri. Produsen makanan dan kue tradisional perlu terus mengembangkan produk mereka, baik dari segi rasa maupun kemasan, agar tetap relevan di pasar yang terus berubah. Mereka juga perlu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dalam proses produksi dan pemasaran.

Solusi: Menggabungkan Tradisi dengan Inovasi

Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh makanan dan kue tradisional, diperlukan pendekatan yang seimbang antara melestarikan tradisi dan mendorong inovasi. Pemerintah dapat memberikan dukungan kepada produsen makanan dan kue tradisional melalui program pelatihan dan bantuan teknis untuk meningkatkan kualitas produk mereka. Selain itu, mereka juga dapat membantu memasarkan produk-produk lokal melalui promosi dan branding yang tepat.

Di sisi lain, produsen makanan dan kue tradisional juga perlu memiliki kesadaran untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Mereka dapat mengambil inspirasi dari makanan dan kue tradisional yang sudah ada dan mengembangkannya menjadi produk-produk baru yang lebih menarik bagi konsumen masa kini. Dengan cara ini, mereka dapat mempertahankan warisan budaya kita sambil tetap bersaing di pasar yang semakin global.

Makanan dan kue tradisional memiliki plus dan minus yang perlu dipertimbangkan dari perspektif ekonomi. Meskipun memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi, mereka juga menghadapi tantangan dalam menjaga keberlanjutan dan kualitas produk. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang seimbang antara melestarikan tradisi dan mendorong inovasi agar makanan dan kue tradisional tetap relevan dan berkembang di era yang terus berubah ini.

Dengan demikian, peningkatan penjualan makanan dan kue tradisional selama Idul Fitri bukan hanya merupakan fenomena budaya, tetapi juga memiliki implikasi ekonomi yang penting. Hal ini mencerminkan dinamika kompleks antara faktor-faktor ekonomi, budaya, dan sosial yang memengaruhi perilaku konsumen dan aktivitas perdagangan selama periode perayaan ini. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku bisnis, pemerintah, dan masyarakat untuk memahami dan mengelola dengan bijak fenomena ini guna memastikan bahwa manfaat ekonomi dan sosialnya dapat dirasakan secara luas oleh semua pihak.

Happy Ramadhan Kareem!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun