Pariwisata Ramadhan telah menjadi fenomena yang semakin berkembang di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim.
 Bulan suci ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk meningkatkan ibadah mereka, tetapi juga menjadi momen yang tepat untuk memperkenalkan dan mengembangkan destinasi wisata yang ramah dan menguntungkan.
Dari perspektif ekonomi, industri pariwisata Ramadhan memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.Â
Data dari Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) menunjukkan bahwa pariwisata Ramadhan secara global telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya minat wisatawan untuk mengalami budaya dan tradisi Ramadhan, serta permintaan akan pengalaman wisata yang unik dan berbeda.
Salah satu aspek penting dari pariwisata Ramadhan adalah pembangunan destinasi wisata yang ramah terhadap kebutuhan umat Muslim. Ini mencakup fasilitas-fasilitas seperti masjid, tempat berbuka puasa, dan akomodasi yang memperhatikan kebutuhan diet dan ibadah umat Muslim.Â
Pembangunan destinasi wisata yang ramah terhadap Ramadhan tidak hanya akan meningkatkan kenyamanan wisatawan Muslim, tetapi juga dapat menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan non-Muslim yang ingin mengalami budaya Ramadhan secara langsung.
Dari sudut pandang teori ekonomi, konsep pengalaman ekonomi dapat digunakan untuk menjelaskan pentingnya pembangunan destinasi wisata yang unik dan berbeda selama Ramadhan.Â
Teori ini mengemukakan bahwa konsumen tidak hanya membeli produk atau layanan, tetapi juga pengalaman yang terkait dengan produk atau layanan tersebut.Â
Dengan menghadirkan pengalaman wisata yang unik dan autentik selama Ramadhan, destinasi wisata dapat menarik minat wisatawan dan menciptakan nilai tambah yang signifikan.
Selain menjadi peluang untuk memperkenalkan budaya dan tradisi lokal, pariwisata Ramadhan juga memiliki potensi untuk memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi komunitas lokal.Â
Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung selama bulan suci ini, terdapat peluang untuk pengembangan industri jasa, perdagangan, dan kerajinan lokal.Â