Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kurang Mampu Berkomunikasi = Kurang Mampu Ekonomi?

15 Maret 2024   08:05 Diperbarui: 15 Maret 2024   08:14 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Keterampilan komunikasi merupakan aspek kunci yang diperlukan dalam memasuki dunia kerja. Dalam era di mana interaksi manusia semakin kompleks dan terhubung, kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik menjadi semakin penting. Namun, tidak semua anggota masyarakat memiliki kesempatan atau keterampilan yang memadai dalam hal ini, terutama mereka yang kurang mampu secara ekonomi atau pendidikan. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi yang efektif untuk membantu mereka mengatasi hambatan ini dan mempersiapkan mereka untuk berhasil dalam dunia kerja yang semakin terhubung secara sosial dan profesional.

Langkah pertama dalam menyiapkan masyarakat kurang mampu untuk memasuki dunia kerja melalui keterampilan komunikasi adalah dengan memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan komunikasi. Program-program pelatihan komunikasi dapat diselenggarakan di tingkat lokal, bekerja sama dengan pemerintah, lembaga nirlaba, atau perusahaan swasta yang memiliki kepentingan dalam meningkatkan keterampilan komunikasi masyarakat. Program ini harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan tingkat pemahaman masyarakat target, serta memberikan keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam situasi dunia nyata.

Pelatihan komunikasi tidak hanya tentang mempelajari teknik-teknik berbicara di depan umum atau menulis laporan, tetapi juga tentang mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang komunikasi interpersonal dan antarbudaya. Oleh karena itu, program-program pelatihan komunikasi harus mencakup aspek-aspek seperti mendengarkan aktif, empati, negosiasi, dan penyelesaian konflik. Dengan demikian, peserta pelatihan dapat mengembangkan keterampilan yang tidak hanya berguna dalam konteks profesional, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Selain program pelatihan formal, penting juga untuk memanfaatkan teknologi untuk menyediakan sumber daya belajar mandiri kepada masyarakat kurang mampu. Platform daring dan aplikasi mobile dapat menyediakan kursus-kursus komunikasi yang dapat diakses secara gratis atau dengan biaya rendah. Dengan demikian, mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau mobilitas dapat tetap mengakses pelatihan komunikasi yang mereka butuhkan.

Namun, penyediaan akses saja tidak cukup. Penting untuk memastikan bahwa materi pelatihan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman masyarakat target. Materi harus disampaikan dengan cara yang mudah dipahami, dan dapat diadaptasi untuk berbagai tingkat kecakapan komunikasi. Ini mungkin memerlukan kolaborasi dengan ahli dalam bidang pendidikan dan komunikasi untuk mengembangkan kurikulum yang efektif dan relevan.

Selain keterampilan dasar komunikasi, penting juga untuk mengajarkan keberagaman budaya dan kesadaran interkultural kepada peserta pelatihan. Dalam dunia kerja yang semakin terhubung secara global, kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya menjadi semakin penting. Oleh karena itu, program-program pelatihan komunikasi harus mencakup aspek-aspek seperti pemahaman tentang norma-norma budaya yang berbeda, sensitivitas terhadap perbedaan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang beragam.

Selain itu, penting juga untuk menciptakan kesempatan bagi masyarakat kurang mampu untuk menggunakan keterampilan komunikasi mereka dalam konteks dunia nyata. Program magang atau relawan dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda dan mengembangkan keterampilan komunikasi mereka dalam situasi kerja yang nyata. Ini tidak hanya membantu memperkuat keterampilan komunikasi, tetapi juga membantu membangun koneksi dan jaringan yang dapat membantu mereka memasuki dunia kerja.

Pemerintah juga dapat memainkan peran penting dalam mendukung upaya untuk menyiapkan masyarakat kurang mampu untuk memasuki dunia kerja melalui keterampilan komunikasi. Ini termasuk alokasi dana untuk program-program pelatihan komunikasi, pembuatan kebijakan yang mendukung inklusi komunikasi dalam kurikulum pendidikan formal, dan mempromosikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam program-program pelatihan yang ada.

Dengan demikian, keterampilan komunikasi menjadi semakin penting dalam memasuki dunia kerja yang semakin terhubung secara sosial dan profesional. Namun, tidak semua anggota masyarakat memiliki kesempatan atau keterampilan yang memadai dalam hal ini, terutama mereka yang kurang mampu secara ekonomi atau pendidikan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk membantu mereka mengatasi hambatan ini dan mempersiapkan mereka untuk berhasil dalam dunia kerja. Dengan memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan komunikasi, memanfaatkan teknologi untuk menyediakan sumber daya belajar mandiri, dan menciptakan kesempatan untuk menggunakan keterampilan komunikasi dalam konteks dunia nyata, kita dapat membantu masyarakat kurang mampu mengambil langkah pertama menuju karir yang sukses dalam dunia kerja yang semakin terhubung secara sosial dan profesional.

Salah satu contoh negara yang telah berhasil dalam mempersiapkan masyarakatnya dengan keterampilan komunikasi yang baik adalah Jepang. Jepang dikenal sebagai negara yang sangat menghargai etika komunikasi, baik dalam konteks profesional maupun sosial. Hal ini tercermin dalam pendidikan formal di Jepang, di mana pelajar diajarkan untuk menghormati dan memahami pandangan orang lain, serta mengekspresikan diri dengan jelas dan sopan.

Program-program pendidikan di Jepang juga memberikan penekanan pada keterampilan komunikasi verbal dan non-verbal, termasuk kemampuan mendengarkan dengan baik dan berbicara dengan percaya diri. Selain itu, Jepang juga aktif dalam menyelenggarakan berbagai pelatihan dan seminar yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi masyarakatnya, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Keberhasilan Jepang dalam membangun keterampilan komunikasi masyarakatnya juga tercermin dalam kesuksesan ekonominya. Keterampilan komunikasi yang baik memungkinkan individu-individu Jepang untuk bekerja sama secara efektif dalam tim, menjalin hubungan bisnis yang kuat, dan mempromosikan produk dan jasa dengan baik di pasar global. Hal ini telah membuat Jepang menjadi salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Negara lain yang patut dicontoh dalam memajukan masyarakat melalui keterampilan komunikasi adalah Amerika Serikat. Amerika Serikat dikenal sebagai negara yang sangat menghargai kebebasan berbicara dan pertukaran ide. Hal ini tercermin dalam pendidikan di Amerika Serikat, di mana pelajar didorong untuk mengembangkan keterampilan berbicara secara persuasif, berargumentasi dengan bijaksana, dan berdebat secara konstruktif.

Sistem pendidikan di Amerika Serikat juga memberikan kesempatan bagi pelajar untuk terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang memperkuat keterampilan komunikasi, seperti debat, teater, dan jurnalistik. Selain itu, Amerika Serikat juga memiliki berbagai program pelatihan dan workshop yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi masyarakatnya, baik di tingkat individu maupun organisasi.

Keberhasilan Amerika Serikat dalam memajukan masyarakat melalui keterampilan komunikasi juga tercermin dalam dominasinya dalam industri hiburan dan media global. Berkat keterampilan komunikasi yang kuat, para profesional Amerika Serikat mampu menciptakan konten yang menarik dan relevan bagi audiens di seluruh dunia. Hal ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga meningkatkan daya tarik Amerika Serikat sebagai destinasi investasi dan pariwisata.

Di Indonesia, langkah-langkah untuk mempersiapkan masyarakat kurang mampu dengan keterampilan komunikasi juga sudah mulai diambil. Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan program-program pembelajaran komunikasi di berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Namun, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas program-program ini, terutama di daerah-daerah yang masih tertinggal dalam hal infrastruktur pendidikan.

Selain itu, penting bagi Indonesia untuk memperkuat pelatihan komunikasi di tempat kerja. Dengan memberikan kesempatan bagi tenaga kerja untuk mengembangkan keterampilan komunikasi mereka, baik melalui pelatihan formal maupun pembinaan langsung oleh atasan, Indonesia dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi di berbagai sektor industri.

Tidak hanya itu, Indonesia juga perlu mendorong penggunaan teknologi komunikasi modern dalam pendidikan dan bisnis. Dengan memanfaatkan platform digital dan media sosial, Indonesia dapat menciptakan lingkungan belajar dan kerja yang inklusif, interaktif, dan berdaya saing tinggi. Hal ini juga dapat membuka peluang baru bagi masyarakat Indonesia untuk terlibat dalam ekonomi digital dan pasar global.

Dalam upaya mempersiapkan masyarakat kurang mampu dengan keterampilan komunikasi, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan sangat penting. Melalui kerjasama yang kokoh antara berbagai pihak, Indonesia dapat menciptakan program-program yang efektif dan berkelanjutan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi masyarakat secara luas. Langkah-langkah ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia, tetapi juga memperkuat hubungan antarwarga dan menjaga harmoni dalam masyarakat yang beragam budaya dan latar belakang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun