Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif: Penguatan Ekonomi Lokal (151)

3 Maret 2024   06:09 Diperbarui: 3 Maret 2024   06:23 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Namun, untuk mencapai potensi penuhnya, diperlukan dukungan yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan, serta investasi dalam infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia. Dengan demikian, pengembangan klaster memiliki peran yang penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Ada beberapa contoh dan pengalaman keberhasilan dalam penguatan ekonomi lokal melalui pengembangan klaster. Salah satu contoh yang signifikan adalah pengembangan klaster industri kecil dan menengah di daerah tertentu, seperti yang telah dilakukan di beberapa negara berkembang dan maju.

  1. Klaster Tekstil di India: India memiliki beberapa klaster industri tekstil yang sukses, seperti di kota Surat dan Tirupur. Klaster ini terdiri dari ribuan unit usaha kecil dan menengah yang beroperasi dalam rantai pasokan yang terintegrasi secara geografis. Melalui kolaborasi dalam klaster ini, para produsen tekstil kecil dan menengah dapat saling mendukung dalam hal pembelian bahan baku bersama, penggunaan fasilitas bersama seperti pengolahan air limbah, dan pemasaran bersama untuk meningkatkan daya saing mereka secara keseluruhan di pasar global.
  2. Klaster Pertanian di Italia: Italia terkenal dengan klaster pertanian seperti di wilayah Tuscany untuk produksi anggur dan minyak zaitun. Klaster ini terdiri dari petani, produsen, pemasar, dan pemroses yang berlokasi secara geografis dekat satu sama lain. Melalui kerjasama dalam klaster, para anggota dapat membagi sumber daya seperti peralatan pertanian dan infrastruktur penyimpanan yang mahal, serta melakukan pemasaran bersama untuk memperluas jangkauan pasar mereka.
  3. Klaster Teknologi di Silicon Valley: Silicon Valley di California, AS, adalah salah satu contoh klaster teknologi terkenal di dunia. Di sini, perusahaan teknologi besar seperti Google, Apple, dan Facebook berbagi ekosistem dengan startup teknologi kecil dan menengah serta lembaga riset dan pendidikan seperti Universitas Stanford. Kolaborasi dan pertukaran gagasan antara berbagai entitas dalam klaster ini telah menjadi kunci keberhasilan inovasi dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
  4. Klaster Pariwisata di Bali, Indonesia: Bali adalah contoh klaster pariwisata yang sukses di Indonesia. Di sini, berbagai pemangku kepentingan dalam industri pariwisata, termasuk hotel, restoran, operator tur, dan seniman lokal, bekerja sama untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata, promosi bersama, dan pelestarian budaya lokal. Melalui kolaborasi ini, Bali telah menjadi destinasi pariwisata yang terkenal di seluruh dunia, menciptakan lapangan kerja lokal dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Kesuksesan pengembangan klaster dalam penguatan ekonomi lokal untuk pertumbuhan ekonomi inklusif didasarkan pada kolaborasi antara para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pelaku usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat setempat. 

Dengan memanfaatkan keuntungan dari lokasi geografis yang sama, klaster dapat menciptakan sinergi yang kuat dan saling menguntungkan bagi semua anggotanya, yang pada gilirannya meningkatkan daya saing dan keberlanjutan ekonomi daerah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun