Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif: Kerentanan Pasar Internasional (114)

22 Februari 2024   15:26 Diperbarui: 22 Februari 2024   16:00 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jenis Kerentanan Pasar Internasional:

  1. Ketergantungan Komoditas: Negara-negara yang sangat bergantung pada ekspor satu atau beberapa komoditas tertentu, seperti minyak, bijih logam, atau hasil pertanian, rentan terhadap fluktuasi harga komoditas di pasar internasional.
  2. Krisis Keuangan Global: Ketidakstabilan dalam pasar keuangan global, seperti krisis ekonomi di negara maju atau peningkatan suku bunga internasional, dapat menyebabkan gejolak di pasar keuangan nasional dan menghambat pertumbuhan ekonomi inklusif.
  3. Perubahan Kebijakan Perdagangan: Kebijakan perdagangan yang berubah secara tiba-tiba, seperti perang dagang antara negara-negara besar atau penarikan kebijakan preferensial, dapat memengaruhi akses pasar dan harga produk ekspor suatu negara.
  4. Krisis Mata Uang: Krisis mata uang yang terjadi di negara lain dapat menyebar secara cepat melalui keterkaitan pasar keuangan internasional dan mengganggu stabilitas mata uang domestik.

Bentuk Kerentanan Pasar Internasional:

  1. Ekonomi: Kerentanan ekonomi terhadap fluktuasi harga, produksi, dan permintaan komoditas di pasar internasional.
  2. Keuangan: Kerentanan sistem keuangan terhadap krisis keuangan global dan perubahan dalam arus modal internasional.
  3. Kebijakan: Kerentanan terhadap perubahan dalam kebijakan perdagangan, moneter, dan fiskal di negara-negara mitra dagang atau lembaga internasional.

Contoh Kerentanan Pasar Internasional untuk Pertumbuhan Ekonomi Inklusif:

  1. Penurunan Harga Minyak: Negara-negara produsen minyak yang bergantung pada pendapatan dari ekspor minyak rentan terhadap penurunan tajam dalam harga minyak mentah di pasar internasional, yang dapat mengganggu stabilitas fiskal dan pertumbuhan ekonomi inklusif.
  2. Krisis Keuangan Global: Krisis keuangan global, seperti krisis finansial tahun 2008, menyebabkan gejolak ekonomi yang luas di seluruh dunia dan mempengaruhi lapangan kerja, pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat secara luas.
  3. Perubahan Kebijakan Perdagangan: Penarikan kebijakan preferensial atau perang dagang antara negara-negara besar dapat mengurangi akses pasar bagi negara-negara berkembang dan menghambat pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang inklusif seperti industri kecil dan menengah.
  4. Krisis Mata Uang: Krisis mata uang di negara lain dapat menyebabkan pelemahan nilai tukar domestik, yang dapat meningkatkan harga impor dan mengurangi daya beli masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.

Untuk mengatasi kerentanan pasar internasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif, langkah-langkah kebijakan yang proaktif dan berkelanjutan diperlukan, termasuk diversifikasi ekonomi, penguatan sistem keuangan, regulasi perdagangan yang adil, dan kerja sama internasional yang lebih baik.

Berikut adalah contoh negara-negara yang telah berhasil mengelola kerentanan pasar internasional sebagai pilar pertumbuhan ekonomi inklusif, serta contoh negara-negara yang masih berjuang untuk mencapai hal yang sama:

Negara-negara yang Telah Sukses:

  1. Norwegia: Norwegia adalah contoh negara yang telah berhasil mengelola kerentanan pasar internasional dengan baik. Negara ini mengandalkan pendapatan dari sektor minyak dan gas alam yang rentan terhadap fluktuasi harga komoditas. Namun, Norwegia telah berhasil menggunakan pendapatan dari sektor ini untuk mengembangkan fondasi ekonomi yang kuat, termasuk diversifikasi ekonomi ke sektor lain seperti industri maritim, teknologi, dan pariwisata. Selain itu, Norwegia juga memiliki mekanisme pengelolaan kekayaan sumber daya alam yang efektif, seperti Government Pension Fund Global, yang membantu mengamankan stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif melalui investasi jangka panjang.
  2. Jerman: Jerman adalah contoh negara yang berhasil mengintegrasikan pasar internasional ke dalam strategi pertumbuhan ekonomi inklusif. Meskipun Jerman adalah salah satu ekonomi terbesar di dunia dan sangat tergantung pada perdagangan internasional, negara ini memiliki sektor manufaktur yang kuat dan berkembang pesat, serta kebijakan yang mendukung inovasi dan pengembangan keterampilan tenaga kerja. Selain itu, Jerman juga memiliki sistem pelatihan yang kuat yang memastikan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi.

Negara-negara yang Masih Berjuang:

  1. Zambia: Zambia adalah contoh negara yang masih berjuang untuk mengelola kerentanan pasar internasional dengan efektif. Negara ini sangat bergantung pada ekspor tembaga, yang membuatnya rentan terhadap fluktuasi harga komoditas. Meskipun Zambia memiliki potensi sumber daya alam yang besar, tantangan seperti kurangnya diversifikasi ekonomi, rendahnya infrastruktur, dan lemahnya pengelolaan sumber daya alam menghambat kemampuan negara ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif yang berkelanjutan.
  2. Haiti: Haiti adalah contoh negara yang masih menghadapi tantangan besar dalam mengelola kerentanan pasar internasional. Negara ini memiliki ekonomi yang sangat rentan terhadap fluktuasi harga komoditas dan krisis ekonomi global. Kurangnya diversifikasi ekonomi, lemahnya infrastruktur, serta masalah sosial dan politik internal yang kompleks, semuanya menjadi hambatan bagi upaya Haiti untuk mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif yang signifikan.

Dengan mengevaluasi contoh-contoh di atas, kita dapat melihat bahwa keberhasilan dalam mengelola kerentanan pasar internasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif melibatkan faktor-faktor seperti diversifikasi ekonomi, pengelolaan sumber daya yang efektif, kebijakan inovatif, serta pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia yang kuat. Negara-negara yang berhasil menerapkan strategi-strategi ini dengan baik memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun