Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif: Pajak dan Transfer Progresif (71)

18 Februari 2024   07:54 Diperbarui: 18 Februari 2024   07:54 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kebijakan pajak dan transfer progresif merupakan instrumen kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, di mana semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara adil. Pajak dan transfer progresif didesain untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antara kelompok-kelompok berpendapatan tinggi dan rendah dengan menerapkan sistem yang lebih adil dalam pengenaan pajak dan distribusi transfer keuangan.

Definisi Kebijakan Pajak dan Transfer Progresif:

  • Pajak Progresif: Sistem pajak yang membebankan tarif pajak yang semakin tinggi seiring dengan bertambahnya pendapatan individu atau perusahaan. Ini berarti bahwa orang dengan pendapatan yang lebih tinggi membayar persentase pendapatan mereka yang lebih tinggi dalam pajak.
  • Transfer Progresif: Sistem transfer keuangan dari pemerintah kepada individu atau rumah tangga dengan pendapatan rendah atau dalam kondisi ekonomi yang rentan. Transfer ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dan memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok yang membutuhkan.

Jenis Kebijakan Pajak dan Transfer Progresif:

  1. Pajak Penghasilan Progresif: Sistem ini menerapkan tarif pajak yang meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan individu atau perusahaan.
  2. Pajak Harta Progresif: Pajak yang dikenakan atas nilai kekayaan seseorang dan meningkat seiring dengan bertambahnya nilai harta.
  3. Transfer Tunai: Bantuan keuangan yang diberikan kepada individu atau keluarga dengan pendapatan rendah dalam bentuk uang tunai.
  4. Subsidi Kesehatan dan Pendidikan: Memberikan subsidi atau bantuan keuangan kepada individu atau kelompok yang membutuhkan untuk akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.

Bentuk Kebijakan Pajak dan Transfer Progresif:

  1. Tarif Pajak Gradual: Tarif pajak yang secara bertahap meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan.
  2. Batasan Penerimaan Transfer: Menetapkan batasan pendapatan di bawahnya individu atau keluarga berhak menerima transfer keuangan.
  3. Pajak Penalti: Penerapan pajak tambahan atau denda atas perilaku yang dianggap merugikan, seperti polusi atau penghindaran pajak.
  4. Pengurangan Pajak dan Kredit Pajak: Memberikan insentif pajak kepada kelompok-kelompok tertentu, seperti keluarga dengan anak-anak atau individu yang melakukan investasi dalam sektor-sektor tertentu.

Contoh Kebijakan Pajak dan Transfer Progresif:

  1. Pajak Penghasilan Progresif: Negara A menerapkan sistem pajak penghasilan dengan tarif pajak yang meningkat seiring dengan pendapatan. Orang dengan pendapatan tinggi dikenakan tarif pajak yang lebih tinggi.
  2. Subsidi Kesehatan dan Pendidikan: Negara B memberikan subsidi kesehatan kepada keluarga-keluarga dengan pendapatan di bawah tingkat tertentu agar mereka dapat mengakses layanan kesehatan yang berkualitas.
  3. Pajak Harta Progresif: Negara C menerapkan pajak atas nilai kekayaan yang dimiliki oleh individu atau perusahaan, dan tarif pajaknya meningkat seiring dengan bertambahnya nilai harta.
  4. Transfer Tunai: Negara D memberikan bantuan tunai kepada pengangguran jangka panjang untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Dengan menerapkan kebijakan pajak dan transfer progresif yang sesuai, pemerintah dapat mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, di mana manfaatnya dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, serta mengurangi kesenjangan ekonomi yang berlebihan.

Tantangan dan Implikasi:

Meskipun kebijakan pajak dan transfer progresif menawarkan banyak manfaat, mereka juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satunya adalah resistensi dari kelompok-kelompok yang mungkin terkena dampak pajak yang lebih tinggi. Hal ini membutuhkan komunikasi yang efektif dan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan dan manfaat dari kebijakan tersebut.

Selain itu, implementasi yang efektif dari kebijakan ini memerlukan kapasitas administratif yang kuat dari pemerintah. Hal ini mencakup kemampuan untuk mengumpulkan pajak dengan adil dan efisien, serta untuk mendistribusikan transfer kepada mereka yang membutuhkan dengan tepat waktu dan akurat.

Kebijakan pajak dan transfer progresif dapat menjadi alat yang efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif. Dengan mengurangi ketimpangan pendapatan dan memberikan perlindungan sosial kepada mereka yang membutuhkan, kebijakan ini dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Namun, untuk berhasil, mereka memerlukan dukungan politik yang kuat, kapasitas administratif yang memadai, dan komunikasi yang efektif kepada masyarakat tentang tujuan dan manfaat dari kebijakan tersebut.


Beberapa negara telah berhasil menjalankan kebijakan pajak dan transfer progresif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Salah satu contoh yang sering disebut adalah:

  1. Swedia: Swedia dikenal dengan sistem kesejahteraan sosial yang kuat dan progresif. Negara ini menerapkan pajak penghasilan yang tinggi bagi mereka yang memiliki pendapatan tinggi, dengan tarif pajak yang mencapai hingga 60% atau lebih. Pemerintah Swedia juga memberikan berbagai bentuk transfer progresif, seperti tunjangan anak, tunjangan pengangguran, dan layanan kesehatan dan pendidikan publik yang murah atau bahkan gratis. Pendekatan ini telah membantu Swedia mencapai tingkat kesetaraan ekonomi yang relatif tinggi, dengan kesenjangan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan banyak negara lain, serta tingkat kesejahteraan dan mobilitas sosial yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun