Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif; Peluang Ekonomi Kaum Terpinggirkan (50)

16 Februari 2024   09:17 Diperbarui: 16 Februari 2024   10:22 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dengan memanfaatkan peluang-peluang ekonomi ini dan mengembangkan strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal, komunitas yang terpinggirkan dapat mengurangi ketergantungan pada bantuan eksternal dan meningkatkan kemandirian ekonomi mereka. Penting untuk melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, LSM, dan masyarakat lokal, dalam upaya untuk memperjuangkan inklusi ekonomi dan membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang.


Tentu, berikut ini adalah contoh kasus cerita sukses peluang ekonomi bagi komunitas yang terpinggirkan:

Kasus: Koperasi Wanita Pesisir Desa X

Di sebuah desa pesisir kecil di Indonesia, sekelompok wanita yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga dan nelayan yang terpinggirkan secara ekonomi, bersatu untuk membentuk sebuah koperasi. Desa mereka terletak di daerah yang sulit dijangkau dan kurangnya aksesibilitas telah menghambat pertumbuhan ekonomi komunitas mereka selama bertahun-tahun.

  1. Definisi: Koperasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan keterampilan yang dimiliki. Mereka memutuskan untuk fokus pada produksi kerajinan tangan dan produk-produk makanan lokal.
  2. Jenis: Koperasi ini termasuk dalam kategori kewirausahaan sosial, karena tujuannya bukan hanya mencari keuntungan finansial tetapi juga menciptakan nilai sosial bagi anggotanya dan komunitas secara keseluruhan.
  3. Bentuk: Koperasi ini mengadopsi model bisnis koperasi tradisional, di mana semua anggota memiliki peran yang sama dalam pengambilan keputusan dan pembagian keuntungan.
  4. Contoh Peluang Ekonomi:

    • Produksi Kerajinan Tangan: Anggota koperasi menggunakan keterampilan mereka dalam merajut, menjahit, dan membuat anyaman untuk memproduksi berbagai macam produk seperti tas, gantungan kunci, dan perhiasan dari bahan-bahan lokal seperti bambu, sabut kelapa, dan batik.
    • Produksi Makanan Lokal: Selain itu, koperasi juga memanfaatkan potensi lokal dalam produksi makanan, seperti keripik ikan, kerupuk rumput laut, dan sambal tradisional, yang kemudian mereka kemas dengan branding desa mereka sendiri.

Cerita Sukses:

Dengan bantuan dari organisasi non-pemerintah lokal yang memberikan pelatihan keterampilan, bimbingan manajemen, dan akses ke modal usaha, koperasi wanita ini berhasil tumbuh dan berkembang pesat. Beberapa tahun setelah didirikan, koperasi tersebut telah menciptakan lapangan kerja bagi puluhan wanita di desa tersebut, meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan.

Produk-produk mereka juga mulai mendapatkan pengakuan di tingkat lokal dan regional, dengan beberapa produk bahkan berhasil menembus pasar internasional melalui program-program ekspor yang didukung oleh pemerintah. Keberhasilan koperasi ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya tetapi juga memberikan dampak positif secara luas bagi pembangunan ekonomi dan sosial di desa mereka.

Dengan memanfaatkan peluang ekonomi yang ada dan memanfaatkan potensi lokal, koperasi wanita ini berhasil membuktikan bahwa dengan kerja keras, kolaborasi, dan kesempatan yang tepat, komunitas yang terpinggirkan dapat mengubah nasib mereka dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun