Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Beda BUMN China dengan AS

8 Februari 2024   14:04 Diperbarui: 8 Februari 2024   14:04 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb


Di China, BUMN adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara, yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai State-Owned Enterprises (SOEs). BUMN di China dikenal dengan sebutan "SOE China" atau "China State-Owned Enterprises". Mereka memiliki peran penting dalam perekonomian China, terutama dalam sektor-sektor kunci seperti energi, telekomunikasi, transportasi, dan perbankan. BUMN China seringkali memiliki hubungan erat dengan pemerintah dan sering menjadi instrumen kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi dan politik tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa BUMN terbesar di China termasuk China National Petroleum Corporation (CNPC), State Grid Corporation of China, China Mobile, dan Bank of China.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di China memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian negara tersebut. Sebagai instrumen utama dalam implementasi kebijakan ekonomi pemerintah, BUMN China tidak hanya menjadi pemain kunci dalam sektor ekonomi, tetapi juga merupakan elemen vital dalam pengaturan pasar dan pembangunan infrastruktur.

Salah satu ciri utama BUMN China adalah dominasi mereka dalam sektor-sektor kunci seperti energi, telekomunikasi, transportasi, dan perbankan. Misalnya, China National Petroleum Corporation (CNPC) adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia, sementara State Grid Corporation of China mengontrol jaringan listrik terbesar di dunia. Keberadaan BUMN ini memungkinkan pemerintah China untuk memiliki kontrol yang signifikan atas sumber daya dan infrastruktur vital negara.

Selain itu, BUMN China sering kali berperan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi dan politik yang ditetapkan oleh pemerintah. Mereka dapat digunakan untuk mendukung pembangunan regional, menggerakkan investasi asing, atau menghadapi tantangan ekonomi global. Sebagai contoh, dalam menghadapi krisis keuangan global pada tahun 2008, BUMN China berperan penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi melalui investasi besar-besaran dalam infrastruktur.

Meskipun memiliki manfaat yang signifikan, keberadaan BUMN China juga menimbulkan beberapa tantangan. Salah satunya adalah risiko efisiensi dan transparansi, karena adanya intervensi politik dan kurangnya mekanisme pasar yang kuat. Hal ini dapat menghambat inovasi dan pertumbuhan jangka panjang, serta meningkatkan risiko korupsi.

Dalam konteks global, BUMN China juga menjadi subjek perhatian, terutama dalam konteks persaingan ekonomi dan geopolitik. Peningkatan kehadiran BUMN China di pasar global, terutama melalui inisiatif seperti Belt and Road Initiative (BRI), telah menimbulkan kekhawatiran di beberapa negara tentang pengaruh politik dan ekonomi China yang meningkat.

Dalam rangka mengatasi tantangan dan memanfaatkan potensi penuhnya, reformasi BUMN menjadi bagian penting dari agenda reformasi ekonomi China. Peningkatan transparansi, profesionalisme manajemen, dan pengaturan pasar yang lebih baik menjadi fokus utama dalam upaya ini.

Secara keseluruhan, BUMN China memainkan peran yang tidak dapat diabaikan dalam perekonomian global saat ini. Sementara mereka memberikan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik China, tantangan seperti meningkatkan efisiensi dan memperkuat tata kelola perusahaan tetap menjadi prioritas dalam memastikan kontribusi yang berkelanjutan dari BUMN terhadap pembangunan ekonomi China.


Di sisi lain, di Amerika Serikat, istilah "Badan Usaha Milik Negara" (BUMN) tidak umum digunakan seperti di negara-negara dengan ekonomi yang lebih terpusat secara negara seperti China. Sebaliknya, di AS, konsep yang mirip dengan BUMN biasanya disebut sebagai perusahaan milik negara (state-owned enterprises) atau perusahaan milik pemerintah (government-owned corporations).

Namun, peran pemerintah federal dalam ekonomi AS terutama difokuskan pada regulasi, pembangunan infrastruktur, dan layanan publik, bukan kepemilikan langsung atas perusahaan dalam skala yang sama seperti BUMN di negara-negara dengan sistem ekonomi yang lebih terpusat.

Meskipun demikian, pemerintah AS memiliki beberapa badan yang memiliki peran penting dalam perekonomian, seperti Administrasi Penerbangan Federal (Federal Aviation Administration), Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (National Oceanic and Atmospheric Administration), dan Administrasi Pertanian (United States Department of Agriculture). Namun, ini biasanya bukan perusahaan komersial dalam arti tradisional, melainkan lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas regulasi, penelitian, atau layanan publik tertentu.

Selain itu, ada juga perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah atau lokal di AS, seperti perusahaan air dan listrik yang dimiliki oleh kota atau kabupaten tertentu. Namun, jumlah dan peran perusahaan semacam ini dapat bervariasi secara signifikan dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Jadi, sementara AS memiliki beberapa entitas yang mirip dengan BUMN dalam hal kepemilikan atau kontrol pemerintah, struktur dan peran mereka biasanya berbeda dari apa yang biasa ditemukan di negara-negara dengan sistem ekonomi yang lebih terpusat atau diatur secara ketat oleh pemerintah.


Di Amerika Serikat, istilah "Badan Usaha Milik Negara" (BUMN) mungkin tidak umum, tetapi ada beberapa entitas yang dapat dikategorikan sebagai perusahaan milik pemerintah atau perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah. Meskipun tidak sebanyak di negara-negara dengan sistem ekonomi yang lebih terpusat, perusahaan-perusahaan ini memiliki peran penting dalam ekonomi AS.

Perusahaan milik pemerintah di AS seringkali berperan dalam menyediakan layanan publik atau mengelola sektor-sektor tertentu yang dianggap penting bagi kepentingan nasional. Salah satu contoh yang paling dikenal adalah United States Postal Service (USPS), yang merupakan layanan pos dan pengiriman milik pemerintah federal AS. USPS bertanggung jawab atas penyediaan layanan pos ke seluruh wilayah AS, termasuk daerah-daerah terpencil yang mungkin tidak menguntungkan secara komersial bagi perusahaan swasta.

Selain itu, ada juga perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah daerah atau lokal, seperti perusahaan air dan listrik yang dimiliki oleh kota atau kabupaten tertentu. Meskipun peran dan lingkup operasi mereka bervariasi, perusahaan-perusahaan ini sering bertujuan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dasar masyarakat setempat.

Tidak seperti BUMN di negara-negara dengan sistem ekonomi yang lebih terpusat, perusahaan-perusahaan milik pemerintah di AS cenderung memiliki otonomi yang lebih besar dan terbatas dalam keterlibatan langsung dari pemerintah dalam operasional sehari-hari. Mereka sering diatur oleh badan pengawas independen dan harus mematuhi peraturan yang berlaku untuk sektor-sektor mereka.

Meskipun peran perusahaan milik pemerintah di AS seringkali fokus pada penyediaan layanan publik, mereka juga bisa menjadi sasaran debat politik. Beberapa pihak mungkin mengkritik efisiensi dan fleksibilitas perusahaan-perusahaan semacam itu, sementara yang lain mungkin mempertahankan pentingnya mempertahankan kontrol pemerintah atas sektor-sektor yang dianggap strategis.

Dalam keseluruhan, perusahaan milik pemerintah di Amerika Serikat memainkan peran penting dalam menyediakan layanan publik dan mengelola sektor-sektor vital dalam perekonomian. Meskipun jumlah dan peran mereka mungkin tidak sebesar BUMN di negara-negara dengan sistem ekonomi yang lebih terpusat, keberadaan perusahaan-perusahaan semacam itu mencerminkan dinamika kompleks antara sektor publik dan swasta dalam perekonomian AS.

Selanjutnya bagaimana di Indonesia?

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia merupakan entitas bisnis yang dimiliki oleh pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kepemilikan saham mayoritas. BUMN memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai penyedia layanan publik, penggerak pembangunan infrastruktur, maupun sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

Salah satu ciri utama BUMN Indonesia adalah dominasi mereka dalam sektor-sektor strategis seperti energi, telekomunikasi, perkeretaapian, perbankan, pertambangan, dan lainnya. Beberapa BUMN terbesar di Indonesia antara lain PT Pertamina (minyak dan gas), PT PLN (listrik), PT Telkom Indonesia (telekomunikasi), dan PT Bank Mandiri (perbankan).

Peran BUMN Indonesia sangat beragam, mulai dari menyediakan layanan publik seperti energi dan transportasi, hingga menjadi motor penggerak pembangunan infrastruktur nasional melalui proyek-proyek besar seperti pembangkit listrik, jalan tol, pelabuhan, dan bandara. BUMN juga berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan pengembangan SDM melalui program-program pelatihan dan pendidikan yang mereka jalankan.

Namun, meskipun memiliki peran penting, BUMN Indonesia juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan, terutama terkait dengan risiko korupsi dan praktik manajemen yang kurang profesional. Selain itu, BUMN sering kali menghadapi tekanan untuk bersaing secara efektif dengan perusahaan swasta, yang menuntut peningkatan kinerja dan inovasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya reformasi untuk meningkatkan kinerja dan transparansi BUMN, termasuk melalui restrukturisasi manajemen, pemberian mandat yang jelas, dan penguatan tata kelola perusahaan. Tujuan dari reformasi ini adalah untuk membuat BUMN menjadi lebih efisien, profesional, dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks.

Dengan potensi sumber daya dan pasar yang besar, BUMN Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Namun, untuk mencapai potensi penuhnya, diperlukan upaya terus-menerus untuk meningkatkan tata kelola perusahaan, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat posisi kompetitifnya di pasar global.

 

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Sebagai entitas bisnis yang dimiliki oleh pemerintah, BUMN tidak hanya bertanggung jawab atas penyediaan layanan publik yang vital bagi masyarakat, tetapi juga menjadi salah satu penggerak utama pembangunan ekonomi nasional.

 

Salah satu aspek utama dari peran BUMN adalah dalam penyediaan layanan publik yang mendasar seperti energi, transportasi, telekomunikasi, dan keuangan. Contohnya, PT PLN (Persero) bertanggung jawab atas penyediaan listrik di seluruh Indonesia, sedangkan PT Telkom Indonesia (Persero) menyediakan layanan telekomunikasi yang penting untuk konektivitas nasional. Kehadiran BUMN dalam sektor-sektor ini memastikan bahwa layanan-layanan vital tersebut tetap terjangkau dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk di daerah-daerah terpencil.

 

Selain itu, BUMN juga memainkan peran yang krusial dalam pembangunan infrastruktur nasional. Dalam upaya untuk meningkatkan konektivitas dan mempercepat pertumbuhan ekonomi, BUMN terlibat dalam proyek-proyek besar seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, serta pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam seperti pertambangan dan energi. Melalui investasi dan operasinya di sektor-sektor ini, BUMN berkontribusi secara langsung pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan aksesibilitas, dan peningkatan daya saing Indonesia dalam skala regional dan global.

 

Meskipun memiliki peran yang sangat penting, BUMN dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satunya adalah tantangan dalam meningkatkan efisiensi operasional dan transparansi manajemen. Seiring dengan itu, risiko korupsi dan kebijakan yang kurang jelas dapat menghambat kemampuan BUMN untuk mencapai potensi penuhnya. Oleh karena itu, reformasi tata kelola perusahaan, peningkatan profesionalisme manajemen, dan penguatan kerangka regulasi menjadi kunci dalam menjaga kinerja dan integritas BUMN.

 

Dalam konteks globalisasi, BUMN Indonesia juga dihadapkan pada tekanan untuk bersaing secara efektif dengan perusahaan-perusahaan asing. Untuk mengatasi tantangan ini, BUMN perlu meningkatkan inovasi, efisiensi, dan daya saingnya, sambil tetap mempertahankan komitmen pada kepentingan nasional dan kesejahteraan masyarakat.

 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa BUMN memiliki peran yang tidak dapat diabaikan dalam pembangunan Indonesia. Melalui penyediaan layanan publik yang vital dan investasi dalam pembangunan infrastruktur, BUMN berkontribusi secara signifikan pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Namun, untuk memastikan kontribusi yang berkelanjutan, penting bagi BUMN untuk terus melakukan reformasi, meningkatkan efisiensi, dan beradaptasi dengan dinamika ekonomi global yang terus berubah.

 

Mari Kita jaga BUMN Kita untuk kesejahteraan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun