Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

UMKM: Kreasi vs Proteksi

21 Januari 2024   12:15 Diperbarui: 21 Januari 2024   12:23 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Contoh: Jepang adalah contoh negara yang telah berhasil melindungi dan mengembangkan industri dalam negerinya melalui kebijakan proteksionisme.

Penting untuk dicatat bahwa sementara proteksionisme dapat memberikan perlindungan, dapat juga menimbulkan risiko seperti ketidakefisienan ekonomi, kurangnya inovasi, dan pembatasan akses ke pasar global. Oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan yang baik dalam mengimplementasikan kebijakan proteksi untuk memastikan keberlanjutan dan daya saing ekonomi nasional.

Kelebihan: Perlindungan Pasar Dalam Negeri: Memberikan perlindungan terhadap persaingan asing yang bisa merugikan UMKM. Penciptaan Lapangan Kerja: Dapat mendukung penciptaan lapangan kerja di tingkat lokal.

Kerugian: Ketergantungan: UMKM mungkin menjadi terlalu tergantung pada perlindungan dan tidak mendorong inovasi atau peningkatan efisiensi. Isolasionisme Ekonomi: Dapat menghambat pertumbuhan ekonomi karena kurangnya akses ke pasar global.

Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar negara mengadopsi pendekatan campuran di mana ada upaya untuk mencapai keseimbangan antara liberalisasi dan perlindungan. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan dukungan bagi UMKM agar dapat bersaing secara adil, sambil mempertahankan kestabilan ekonomi dan perlindungan terhadap sektor-sektor yang strategis. Pendekatan yang sesuai dapat bervariasi sesuai dengan kondisi ekonomi, industri, dan tujuan pemerintah suatu negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun