Mohon tunggu...
Syaiful ilmi
Syaiful ilmi Mohon Tunggu... Aktor - Saya Bukan Siapa Siapa Kecuali Diri Saya Sendiri

Jngan takut jika usiamu makin tua. Tapi takutlah jika masa mudamu tidak berguna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Santri untuk NKRI

22 Oktober 2020   15:03 Diperbarui: 22 Oktober 2020   15:12 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kami bangga berada di bagian nama santri, maskipun tidak sepenuhnya perbuatan kami tidak berperilaku pada seharusnya, seperti santri yang mulia (Dokpri)

Dari banyaknya pondok pesantren pulau madura. Saya mengenali sala satu pondok pesantren besar di madura; membaul ulum bata-bata atau di biasa di singkat dengan muba, dan biasa di sebut dengan pondok pesnatren bata-bata, sedikit pengalaman dan ulasan sejarah tentang sala satu pp ini. Pondok pesantren membaul ulum bata-bata (MUBA) berdiri pada tahun 1943 (1363 H) didirikan oleh RKH. Abdul majid sekaligus pengasuh pertama. PP ini terletak di desa panaan Kec. Palenggaan Kab. Pamekasan madura.

Di tembok besar luar aula pesantren, ada tulisan terpapang besar "Kesopanan lebih tinggi nilainya dari pada kecerdasan" kalimat pendek ini adalah pondasi falsafah  PP bata-bata. Sepintar dan secerdas apapun jika tidak mengedepankan nilai-nilai kesopnan, niscaya kepintaran seseorang akan mendapatkan stigma buruk dari masyarakat.

Kembali lagi disini saya mengambil contoh tentang pendidikan santri dari muba, karena sedikit pengalaman bagaimana menjadi seorang santri. Mungkin banyak yang menilai bahwa santri itu tidak faham dengan ilmu-ilmu kemajuan teknologi, tidak mampu bergaul dengan dunia internasional melalui bahasa-bahasa luar negri. Bahkan santri tidak mempunyai mentalitas yang kuat, mereka hanya sibuk dengan kitab-kitabnya. Dan pada kahirnya penilaian itu santri hanya bisa mengaji saja. 

Pada umunya pendidikan santri tersebut diberikan dengan cara clasikal (sistem berbondongan atau sorogan) di mana seorang kiai mengajar berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa arab oleh ulamak-ulamak besar dahulu. Tak hanya itu di bawah naungan madrosiyah (sekolah) ilmu eksak yang lazimnya di sebut ilmu pasri turut di pelajari, dari tinggkat TK, MI, MTS, MA dan SMK. Di dalamnya pula banyak menediakan pilihan aktifitas lainy. Osis, Pramuka, sperti sekolah pada umunya.

Di luat kegiatan madrosiyah pondok pesantren jugak menerapkan berbagai kegiatan minat bakat, seperti berbahasa meliputi; bahasa araba, inggris, prancise, mandarin dan sepanyol. Seperti seni; teater, tarik suara dan lukis. Dan giatan olahraga lainya. Dari ragam kegiatan, jika di lakukan dengan baik dan maksimal, saya menilai semua santri yang ada di indonesia pasti akan bermanfaat di dunia kerja atau jenjang selanjudnya, kelak di dunia kampus, terutama dalam memajukan indonesia.

Disini kita mengatahui bersama, santri adalah sala-satu elemen penting bagi negara kesatuan republik imdonesia (NKRI). Gerak sejarahnya penuh perjuangan dan ketulusan, negri yang penuh berkah, NKRI yang darus salam, negri yang sangat nyaman menjalan syari'at islam dengan menjaga ukhuwah islamiyah, menjaga ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah insaniyah. Agar persatuan persaudaraan dan kerukunan tetap kokoh di bumi NKRI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun