Saya sepakat dengan himbauan Partai Demokrat, dengan situasi Covid-19 ini harusnya menjadi momentum persatuan seluruh elemen bangsa. Bersama kita kuat, bersatu kita bangkit (tagline Partai Demokrat).
Terkait pernyataan Pak JK itu, menurut saya ambil saja yang baiknya dan perbaiki hal-hal yang belum baik. Pernyataan Pak JK tak perlu dipolitisasi atau dipolarisasi sedemikian rupa. Bukankah pengalaman Pak JK yang pernah bekerja sama di dua figur kepemimpinan nasional adalah pengalaman belajar yang berharga?
Bayangkan, jika Pak JK justru mengkomersialisasikan pengalamannya tersebut. Dibuatnya kelas-kelas diskusi perbandingan kepemimpinan, atau seminar/webinar tentang efektivitas kepemimpinan dalam mengelola organisasi yang dilengkapi dengan pendekatan ilmiah dan aplikatif, belum tentu Inas dan anak-anak bangsa yang bercita-cita menjadi pemimpin Indonesia di masa mendatang bisa membayarnya dengan harga yang sesuai.
Jadi, sudah sepatutnya Inas berterimakasih pada Pak JK yang telah memberi warna terhadap ilmu perbandingan kepemimpinan di Indonesia.
Dan jika perlu, tak ada salah dan perlu malu kiranya Pak Inas untuk belajar langsung kepada SBY terkait leadership (crisis) management.
Apakah kita tak bangga punya pemimpin seperti SBY yang disejajarkan dengan pemimpin dunia lainnya seperti Presiden AS Ronald Reagan, Presiden Perancis Jaques Chirac, dan Presiden Turki Abdullah Gul yang dinobatkan Kerajaan Ingris sebagai "Knight Grand Cross of the Order of Bath"?
Kalau saya sih bangga, nggak tau kalau Inas. Namun jika Inas tak turut bangga, patut dipertanyakan perjuangannya di jalur politik. Apakah untuk dan demi kebanggan nusa dan bangsa, atau hanya sekedar untuk kepentingan sektoral dan materil semata?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H