Mohon tunggu...
Syaiful Asifuddin
Syaiful Asifuddin Mohon Tunggu... -

Saya adalah laki-laki dengan emosi tinggi terlahir dengan wajah yang cukup bisa di kenal dari jarak jauh mata memandang. (Tentang saya akan ditampilkan melalui pesan perpesan)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BERTEMU ALLAH

21 November 2009   17:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:15 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mati adalah hal yang sering ditakuti sebagian besar manusia. ketakutan akan mati membuat seseorang sering menjadi panik tatkala menderita sakit, apalagi sakit berat yang biasanya mengarah pada kematian. Ia menjadi panik, hatinya gelisah. Bayangannya langsung kepada dunia yang gelap, sendirian pula. Padahal kalau dilihat sakitnya hanya biasa-biasa saja. Bagi masyarakat perkotaan, kadang mereka terlalu berlebihan dalam menyikapi kematian. Ada seorang kawan yang bekerja pada perusahaan besar dan terkenal di Jakarta, dulu semasa saya masih bersama dengannya bekerja di sebuah perusahaan tambang emas tepatnya di pulau Sumbawa besar, kabupaten Sumbawa Barat dia termasuk seorang teman yang sangat peduli dengan lingkungan sekelilingnya terutama terhadap penduduk lokal sekitar tambang, saking pedulinya dia sampai membentuk Yayasan yang khusus bergerak dalam bidang pemberdayaan masyarakat petani lingkar tambang. Singkat cerita setelah sekian lama tidak bertemu sekarang dia telah menjadi seorang manager, tapi sayangnya sikapnya sudah berubah, sekarang dia bekerja mulai pagi hingga petang hari, suatu rutinitas yang harus dia jalani setiap hari. Saat saya tanya kegiatan apa yang dijalankan sekarang dia menjawab tidak ada, yang ada hanyalah bekerja dan bekerja demi anak dan istri tercinta. Dengan bangga dia menceritakan bahwa semua anggota keluarganya di asuransikan mulai dari asuransi kesehatan, pendidikan bahkan sampai asuransi kematian. Lalu berucap "saya tidak ingin sepeninggal saya  mereka hidupnya terlunta-lunta, saya ingin mereka mempunyai bekal kalau saya mati nanti". Sikap seperti ini sebenarnya merupakan cerminan  rasa takut akan kematian. Ia mengikuti bebarapa program asuransi kematian, seakan-akan yang memberi makan anak dan istrinya adalah dirinya, sehingga jika kelak dia sudah mati terbersit dalam pikirannya siapa yang memberi makan anak dan istriku ?. Pola pikir seperti itu akan mendekatkan seseorang kepada rasa takut akan mati yang membuat cemas dirinya sendiri sehingga yang dipikirkan adalah bagaimana menghindari kematian. Padahal kematian adalah suatu hal  pasti yang akan dihadapi oleh semua mahluk yang bernyawa. Bagi seorang muslim kematian adalah gerbang untuk berjumpa dengan kekasihnya (Allah SWT), kematian adalah syarat untuk menemukan hal-hal yang serba indah dan nikmat. Memang kematian kadang menakutkan, namun bagi seseorang yang ingin berjumpa dengan kekasihnya (ALLAH SWT) ketakutan tidak ada artinya. Bagi orang yang mengerti arti perjumpaan tersebut, maka seyogianya amal ibadahnya diperbanyak serta kehidupannya diperbaiki kearah yang baik. Saya mencontohkan .......Ibaratnya seorang pria yang ingin menemui kekasihnya yang sudah lama tidak berjumpa, hingga hari yang ditunggu, dia pasti sudah mempersiapkan dirinya dengan penampilan yang bersih dan rapi, tersirat dihadapannya perasaan gembira . Ditangannya tidak lupa setangkai bunga dan cindramata tanda kasih sayang terhadap kekasihnya. Dia lakukan itu semata-mata agar suasana perjumpaan itu menjadi salah satu perjumpaan terindah. Begitu pula pertemuan kita dengan Allah SWT kita ingin saat bertemu dengan-Nya kondisi kita dalam keadaan bersih. Bersih dari dosa dan kita juga membawa cendramata berupa amal perbuatan baik yang banyak. Dengan demikian Allah SWT akan senang bertemu dengan kita dan demikianpun kita sebaliknya. Kita pasti akan berada didalam surganya Allah SWT. Amin... ( Rasa takut merupakan salah satu penghalang sesorang dalam menemui siapa yang dicintainya. Rasa takut yang berlebihan akan menyengsarakan manusia dan menjauhkan dirinya dari tuhan. Rasulullah SAW, menyebut rasa takut itu sebagai penyakit yang berbahaya. Dikatakan penyakit itu bernama al-wahnu , yaitu cinta dunia ("Takut Miskin, Takut tak Terhormat) dan takut akan mati ).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun