Mohon tunggu...
Syaiful Asifuddin
Syaiful Asifuddin Mohon Tunggu... -

Saya adalah laki-laki dengan emosi tinggi terlahir dengan wajah yang cukup bisa di kenal dari jarak jauh mata memandang. (Tentang saya akan ditampilkan melalui pesan perpesan)

Selanjutnya

Tutup

Blogshop

Tanah Pertiwi Berduka

18 November 2009   06:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:17 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latihan menulis Blogshop Kompasiana Penyandang Cacat Tuna Rungu

TanahPertiwiKembaliBerduka ….

Belum hilang dalam ingatan kita akan derita saudara-saudara di Tasikmalaya, Cianjur dan Garut (Jawa Barat) tanpa peringatan, 10 hari setelah umat Islam merayakan hari kemenangan Idul Fitri 1430 H, hari dimana semua umat muslim bergembira, bumi kembali bergoyang. Gempa tektonik disertai tanah longsor menguncang wilayah Sumatra Barat terutama kota Padang dan Padang Pariaman. Tanah bergoyang, menguncang semua yang ada diatasnya. Gedung, rumah semua runtuh disertai tanah longsor yang menerjang apa yang menghadang didepannya tak perduli apa itu anak Adam, hewan, bangunan semua sirna dalam sekejap, tak ayal jerit tangis, minta tolong dan ketakutan kembali terdengar mengiris hati yang terdalam bagi mereka yang memiliki hati nurani.

Apakah bumi benar-benar sudah renta ataukah sudah enggan sehingga tubuhnya tidak lagi bersimpati untuk menopang beban diatasnya?. Tak ada sirine ataupun suar yang diberikan agar manusia yang mendiaminya dapat memperoleh sedikit sinyal untuk dapat bersiap-siap menghadapi amukannya. Mungkin bumi memang sudah enggan tapi mengapa negeri pertiwiku yang harus menjadi korban ?.

Gempa yang mengunjang serta tanah longsor yang menerjang sampai saat ini telah menelan korban lebih dari 900 jiwa penduduk negeri pertiwiku, belum terhitung berapa besar kerugian-kerugian materi yang ditimbulkan. Bagaimana mungkin air mata tidak berlinang menyaksikan korban yang terserak di berbagai tempat berharap pertolongan yang entah kapan datangnya

Tayangan media televisi, ulasan serta gambar dimedia koran tentang situasi Sumatra Barat yang tiada henti memperlihatkan deretan mayat yang tak berbentuk lagi, membiaskan ekspresi wajah tak mengerti yang sudah kaku. Ibu-ibu meraung histeris sambil menggendong mayat anaknya. Istri-istri yang menangis disamping mayat kaku suaminya serta pemandangan yang mengundang seruan-seruan terpusat: Ya Allah....Allahu Akbar.

Berbenah di tengah bencana tentu bukan suatu hal yang mudah dilakukan. Kerusakan materi, fisik, serta guncangan jiwa tak terelakkan. Untuk itulah diperlukan dukungan serta kerjasama dari semua elemen bangsa ini. Hanya dengan begitulah bisa menjadi setitik harapan bagi saudara-saudara kita yang tengah dilanda bencana.

Walau bencana gempa bumi dan tanah longsor Sumatra Barat ini telah dinyatakan sebagai bencana nasional, sekali lagi kami tegaskan kita sebagai anak bangsa tetap harus peduli. Sekecil apapun kepedulian kita adalah dukungan bagi mereka saudara-saudara kita yang sedang mengalami bencana.

Seseorang yang tergerak memberi pertolongan kepada orang lain mestilah memiliki kesadaran diri yang tinggi. Dengan egoisme yang rendah serta memiliki nilai-nilai sosial yang kuat, maka jadilah ia seorang dermawan. Sebaliknya, orang yang terlalu berpusat pada diri sendiri, nilai sosial terhadap orang lain pun rendah, hatinya sulit tergerak untuk peduli dan mengulurkan bantuan bagi sesamanya.

Apapun yang melandasi seseorang untuk tergerak ataupun tidak tergerak memberikan pertolongan kepada orang lain yang tertimpa bencana, kepedulian sosial tetap perlu terus diasah. Setidaknya, kepekaan rasa yang tajam dapat menembus tembok kepahitan yang dihadapi sesama kita.



Mohon tunggu...

Lihat Blogshop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun